PROFILE SDN PUTAT BASIUN

PROFILE SDN PUTAT BASIUN
SDN PUTAT BASIUN

Sabtu, 07 November 2015

PTK PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SDN PUTAT BASIUN BALANGAN

BAB I

A.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk mempersiapkan atau memberi bekal pada peserta didik agar dikemudian hari mereka dapat mandiri dan tanggap akan lingkungannya untuk menghadapi tantangan hidup, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar, seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I ( 1 )” Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan. Plato seorang filosof Yunani yang hidup tahun 429 SM – 346 M (Muhamad 1981: 6 ) tujuan pendidikan adalah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan dan kebagusan. 
Perlu kita upayakan agar pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau situasi lain. Untuk itu siswa perlu diberi kesempatan dan kemudian berlatih dalam pemecahan masalah terutama yang berkaitan dengan pengalaman belajar. Pemecahan masalah dalam matematika (termasuk soal cerita) merupakan bagian yang sangat penting dari Kurikulum matematika karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan untuk memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang tidak rutin atau sesuai prosedur.
Dengan kegiatan ini kemampuan matematika siswa dapat berkembang dengan lebih baik. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah sesuai dengan situasi. Manusia pada hakekatnya selalu berhadapan dengan masalah, baik masalah yang besar ataupun masalah yang kecil dan sederhana. Pengalaman memecahkan masalah yang satu mungkin akan berguna dalam menghadapi masalah yang lain yang serupa, tetapi juga bisa tidak berguna secara langsung. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan sangat penting dalam memberikan pengalaman belajar dan menumbuhkan kemampuan peserta didik khususnya dalam memecahkan masalah.
Namun kenyataannya kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran matematika belum dijadikan kegiatan utama. Pembelajaran hanya berkisar pada masalah latihan operasi hitung dan melatih siswa dalam pemecahan  masalah. Salah satu alasannya adalah pemecahan masalah merupakan bagian yang sulit dari matematika bagi guru dan siswa baik disekolah dasar maupun sekolah menengah. Menurut Robert M. Gagne belajar dengan pemecahan masalah merupakan tipe belajar paling tinggi tingkatannya dan kompleks (Karso, dkk, 1993 : 36) Berdasarkan masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Putat Basiun Dalam Menyelesaikan Soal Cerita FPB dan KPK Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah”.

B.    Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
B.1 Perumusan Masalah
 Sehubungan dengan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah:
1.    Apakah dengan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK di kelas V SDN Putat Basiun.
2.  Bagaimana aktivitas siswa kelas V SDN Putat Basiun terhadap proses pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK.
B.2  Pemecahan Masalah
Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara menerapkan atau menggunakan pendekatan pemecahan masalah pada proses pembelajaran berlangsung melalui :
1.    Memberikan penjelasan dan membimbing siswa dalam menyelesaikan latihan soal   cerita FPB dan KPK
2.   Memberikan latihan soal-soal cerita FPB secara klasikal, kemudian secara individu   dengan pendekatan pemecahan masalah pada siklus I
3.    Memberikan latihan soal-soal cerita KPK secara klasikal, kemudian secara individu dengan pendekatan pemecahan masalah yang dilaksanakan pada siklus 2
Selain masalah yang berkaitan dengan siswa akan dilihat juga masalah yang berkaitan dengan guru meliputi perencanaan dan pelaksanaan pproses pembelajaran

C.    Pembatasan Masalah.
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas dari masalah yng akan diteliti, maka permasalahan  dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1.     Siswa yang diteliti adalah siswa kelas V SDN Putat Basiun
2.     Penelitian dilakukan pada sub pokok bahasan soal cerita FPB dan KPK
3.    Aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah.
4.    Hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar berupa hasil pre tes, dan post tes setiap siswa selama proses pembelajaran.
D.   Tujuan Penelitian.
Berdasarkan pada permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.            Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK dengan pendekatan pemecahan masalah di kelas V SDN Putat Basiun.
2.            Untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran engan pendekatan pemecahan masalah.
3.            Untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir yang logis,sistematis, kritis, kreatif  pada siswa Kelas V SDN Putat Basiun.
E.  Manfaat Penelitian.
Dengan adanya penelitian diharapkan dapat bermamfaat :
1.      Bagi Guru,
Sebagai bahan informasi atau masukan dalam upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika.
2.      Bagi Siswa
Agar siswa mampu berpikir sistematis, logis dan kreatif serta mengurangi kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK sehingga hasil belajar menjadi lebih baik atau meningkat.
4.            Bagi Sekolah
Untuk memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu proses pembelajaran pada umumnya dan mata pelajaran matematika pada khususnya.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Kerangka Tiore
A.1   Pengertian Hasil Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya
Belajar merupakan hasil yang penting dan fondamental dalam pendidikan serta merupakan sarana untuk mendapatkan hasil sebagai suatu proses. Belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Kegiatan apapun yang dilakukan tentu mengharapkan hasil yang terbaik, oleh karena itu harus dilakukan secara optimal. Leonardo D. Marsam (1983 : 99) berpendapat sesuatu yang ada atau terjadi oleh suatu kerja. Menurut James O. Whittaker (Permatasari dan Rachmah, 2005 : 30) merumuskan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagi hasil pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya (Slamento, 1987 : 2 ). Gagne ( 1984 ) merumuskan belajar adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah perilaku sebagai akibat pengalaman (Winataputra 2004 : 2.3). Dari uraian di atas dapat dipahami mengenai makna kata” hasil belajar”.
Hasil adalah sesuatu yang diperoleh setelah ada kegiatan atau kerja. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada seseorang, yaitu perubahan tingkah laku, atau suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Dengan demikian dapat diambil pengertian hasil belajar secara sederhana adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2006 : 22). Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar (Sudjana, 2006 : 22) yakni :
a.                   Keterampilan dan kebiasan
b.                  Pengetahuan dan pengertian
c.                   Sikap dan cita-cita
Sedangkan Gagne membagi lima katagore hasil belajar yaitu :
a.         Informasi verbal
b.         Keterampilan intelektual
c.         Strategi kognitif
d.         Sikap
e.         Keterampilan motoris
Dalam Sistem Pendidikan Nasional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom (Sudjana, 2006 : 22-23) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni :
1.                  Ranah kognitif ini berkaitan dengan hasil belajar intelektual.
2.                  Ranah afektif berkenaan dengan hasil belajar sikap.
3.                  Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar, sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. Menurut M. Ngalim Purwanto (Hasan, 1994 : 97 ) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
          1). Faktor yang terdapat pada diri organisme itu sendiri yang disebut   dengan faktor individual, yang termasuk faktor individual adalah faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi .
           2). Faktor diluar individu atau faktor sosial. Yang termasuk faktor ini diantaranya, keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajar, alat-alat yang dipergunakan, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Slamento (Hasan, 1994 : 98-99 )  mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat  digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a). Faktor intern, yaitu faktor yang ada dari dalam diri indvidu yang  sedang belajar, diantaranya adalah:
1.      Faktor jasmaniah, meliputi kesehatan dan cacat tubuh.
2.      Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,    motivasi, kematangan, kesiapan belajar.
3.      Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmaniah dan kelelahan rohani bersifat psikis
               b).  Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain:
1         Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi dalam keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
2.      Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3.      Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.   
A.2   Pendekatan Pemecahan Masalah ( Problem Solving Approach )
Dalam hal mempelajari matematika tidak cukup hanya dipelajari dan dibaca, tetapi diperlukan pemahaman dan ketekunan karena matematika berkenaan ide-ide, konsep, simbol yang abstrak dan tersusun secara hirakris. Oleh karena itu  perlu pembelajaran dengan masalah karena, dengan belajar memecahkan masalah menjadikan seseorang dapat membuat keputusan-keputusan dalam kehidupan sehari-hari secara lebih analitis, rasional, dan objektif dengan mencakup kemampuan mendefinisikan secara jelas, mengumpul dan menganalisis informasi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh.Merupakan puncak dalam belajar matematika sehingga siswa mampu mengaplikasikan dalam situasi kehidupan sehari-hari di lingkungannya maupun dalam situasi yang belum dialami atau dikuasai.Orang yang disebut dengan bapak pemecah modern adalah George Polya yang lahir di Hongaria 1887 (Sunarno, 2007: 1). Dalam memecahkan masalah atau soal ada empat proses langkah yang diberikan oleh George Polya, yaitu,
1.                  Memahami masalah
2.                  Menyusun suatu rencana atau strategi yang akan dilakukan
3.                  Melaksanakan rencana atau strategi yang telah ditetapkan
4.                  Melihat ke belakang atau mengevaluasi penyelesaian yang telah dilakukan ( Sunarno:2007: 1)
Sehubungan dengan hal itu Marjono (Abdullah, 2004 : 27) merincikan penyelesaian masalah sebagai berikut:
1.        Memahami masalah.
  Masalah atau soal biasanya disajikan dalam bentuk pertanyaan tertulis.   Untuk dapat memahaminya, masalah harus dibaca berulangkali sehingga dapat diketahui:
a.       informasi apa yang diketahui
b.      apa yang ditanyakan atau yang dicari
c.       Arti kata-kata atau istilah yang ada
d.      Soal yang sejenis yang pernah dikerjakan
4.                  Menentukan hubungan yang ada dengan masalah yang pernah dikerjakan, juga pengertian yang dimiliki. Dalam hal ini kita harus mengingat kembali pengertian-pengertian, fakta, asumsi, teorema, rumus atau pengalaman lain yang berhubungan dengan masalah itu, mencari korespodensi, mencoba membentuk generalisasi, mencari sifat yang sama dalam situasi yang berbeda.Sedapat mungkin masalah dibuat lebih sederhana.
5.                  Menentukan strategi dengan mengidentifikasi struktur dari masalah yang diberikan. Ini berarti mengenali atau mengidentifikasi fakta, syarat,dan variabel yang ada serta mencari metode pembuktian yang sesuai. Setelah fakta-fakta disusun, kemudian ditentukan model penyelesaiannya.
6.                  Menggunakan model yang telah ditentukan untuk memperoleh jawaban. Termasuk dalam langkah ini adalah melakuan langkah penghitungan, pembuktian dan menentukan himpunan penyelesaiannya. Hasil yang telah diperoleh hendaknya diperiksa kembali, apakah telah memenuhi syarat yang diminta. Dalam hal ini merupakan hal jembatan antara apa yang diketahui dan apa yang diminta.
7.                  Menafsirkan apa yang diperoleh
Hasil itu dicoba pada situasi yang lain. Beberapa kemungkinan diselidiki, misalnya apakah soal dapat diselesaikan dengan semua variabel ataukah dengan variabel terbatas.
8.                  Menganalisis metode penyelesaian
Langkah terakhir ini adalah menuliskan langkah-langkah dalam urutan logis, menunjukkan informasi yang diperoleh dan penalaran yang digunakan.
Adapun beberapa usaha guru yang dilakukan dalam membantu siswa memecahkan masalah persoalan matematika (Abdullah, 2004: 28) adalah:
1.                  Usahakan siswa dapat memahami masalah, artinya mampu mengidentifikasi: apa yang diketahui, informasi-informasi yang ada, apa yang ditanyakan. Siswa dianjurkan untuk membaca soal atau masalah berulang kali sehingga informasi dapat dicerna siswa. Guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengarah pada jawaban yang dikehendaki soal, siswa diminta menulis fakta-fakta yang ada.
2.                  Membuat iklim yang sehat untuk belajar dalam artian siswa diberi waktu yang cukup untuk berpikir, menganalisa, dan mungkin mencoba memecahkan masalah, serta bersikap sabar terhadap siswa yang lambat berpikir atau sukar menemukan jawaban.
3.                  Menumbuhkan dan mempertahankan motivasi siswa, antara lain menunjukan pentingnya belajar matematika khususnya memecahkan masalah atau soal, memberi contoh kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, memberi soal yang tidak jauh dari kemampuan siswa.
4.                  Menekankan keanekaan dalam pemecahan masalah, artinya guru tidak perlu mengharuskan siswa menggunakan prosedur atau langkah yang sama, beri kebebasan siswa untuk memilih prosedur yang akan digunakan, guru hanya sebagai mendorong siswa untuk mencari prosedur pengerjaan menurut masing-masing siswa agar mereka terbiasa berinisiatif mencari jalan penyelesaian.
5.                  Mengajak siswa untuk menemukan model, sketsa yang sesuai dan lain-lain. Siswa diajak untuk menentukan besaran-besaran yang diganti dengan variabel atau dengan simbol-simbol kemudian mengajak siswa untuk menentukan hubungan antara simbol-simbol tersebut yang mungkin berupa grafik, persamaaan atau pertidaksamaan, dan sebagainya.
6.                  Mengajak siswa untuk menekankan cara menyelesaikan masalah daripada hasil dengan kata lain menekankan proses dari pada hasil semata. Mengutip saran Ustadz Abdullah Gymnastiar (Abdullah, 2004: 28 ) yang mengatakan bahwa sebenarnya yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses, karena yang bernilai dalam hidup itu ternyata adalah proses bukan hasil. Kalau hasil itu Allah yang menetapkan, tetapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati dua perkara yaitu selalu menuntut ilmu supaya tambah luas ilmunya, sehingga akhir hidup kita lebih meningkat mamfaatnyaa, selalu berusaha menyempurnakan ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah Allah swt. Kalau kita mengukur kesuksesan dari pada proses maka akan gampang hasil tersebut akan musnah dalam sekejap. Siswa harus mengerti benar langkah-langkah dan penerapan rumus, hukum, aturan-aturan yang dimiliki dalam pemecahan masalah.
7.                  Memberikan latihan yang cukup, yaitu siswa harus banyak berlatih dalam memecahkan masalah atau soal dengan jumlah dan waktu yang cukup, guru juga menyedikan waktu  untuk menerima pertanyaan siswa yang mengalami kesulitan.
 A.3   Peranan Guru Dalam Proses Pembelajaran
  Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar seperti yang diutarakan oleh William Burton (Usman, 2003: 21 ). Dalam proses pembelajaran aktivitas siswalah yang sangat diperlukan, sehingga siswa seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik yang melaksanakan belajar dan guru sebagai fasilitator. Menurut pendapat John Dewey bahwa pentingnya aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar (Usman,2003: 21 ) melalui metode proyek dengan semboyan Learning Dy Doing. Aktivitas yang dimaksud meliputi aktivitas jasmaniah dan aktivitas mental. Beberapa peranan guru dalam siswa belajar aktif, diantaranya kombinasi peran-peran sebagai berikut:
a.                   Sebagai Informator ( pemberi informasi )
b.                  Sebagai kumonikator ( menyampaikan materi )
c.                   Sebagai fasilitator ( memberi kemudahan )
d.                  Sebagai motivator ( pendorong belajar )
e.                   Sebagai katalisator ( perangsang dalam belajar )
f.                    Sebagai director ( sebagai direktor dalam belajar )
g.                   Sebagai konduktor ( penghantar atau penyalur belajar )
h.                   Sebagai inisiator ( pembangkit inisiatif siswa )
i.                     Sebagai moderator  ( pengatur lalu lintas belajar )
j.                    Sebagai trasmitter ( pemudah pengalaman belajar )
k.                  Sebagai administrator ( pengawas belajar )
l.                     Sebagai evaluator ( penilaian efektifitas proses belajar mengajar )
B.      Kerangka Berpikir dan  Hipotesis Tindakan
B.1    Kerangka Berpikir.
            Matematika merupakan mata pelajaran yang disampaikan disetiap tingkat pendidikan yang diajarkan secara bertahap sesuai dengan perkembangan mental dan intelektual anak. Untuk itu peneliti mempunyai pola brpikir penelitian dengan pnyampaian konsep FPB dan KPK, pemberian soal dengan langkah – langkah penyelesaian soal dengan pendekatan pemecahan masalah.
B.2    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan dari kajian pustaka atau teoritik sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:” Dengan diberikan pendekatan pemecahan masalah, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK siswa kelas V SDN Putat Basiun”.


BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah  penelitian tindakan kelas (PTK) yang pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946 (Wibawa, 2003 : 6 ). Menurut John Elliot (1982 ) yang dimaksud penelitian tindakan kelas ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya, seluruh prosesnya ditelaah , diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruhnya menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan propesional (Wibawa, 2003 : 7 ).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian bersifat refliktif oleh pelaku tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Suwarsih, 2007 : 14 ) Dimana tujuan dari penelitian tindakan kelas antara lain untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran berkesinambungan (Wibawa, 2003 : 7 ).
15
 
Beberapa hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah pada materi soal cerita FPB dan KPK, hasil belajar, dan aktivitas siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah serta aktivitas guru saat mengajar dengan pendekatan pemecahan masalah.


B.     Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Putat Basiun Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan. Jumlah siswa kelas V adalah 25 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.
C.       Faktor yang Diteliti
Untuk dapat menjawab permasalahan tersebut di atas, ada beberapa faktor yang diselidiki.Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a.                   Faktor siswa: kita lihat tingkat kemampuan hasil belajar siswa kelas V SDN Putat Basiun terhadap penyelesaian soal cerita FPB dan KPK sangat rendah  yang dilihat dari hasil tes tertulis.
b.                  Faktor guru: melihat cara guru dalam merencanakan pembelajaran, bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas apakah sudah menggunakan strategi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran, pemberian latihan soal-soal secara individu yang cukup dengan menggunakan lembar observasi.
D.       Prosedur Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus dan setiap 1 siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Pada siklus 1 mengkaji tentang soal cerita FPB dan pada siklus 2 mengkaji soal cerita KPK.
Secara ringkas kegiatan masing-masing siklus sebagai berikut :
1.                  Siklus I (Pertama)
a.       Pertemuan pertama (rencana pembelajaran 1)
Siswa ditanamkan konsep penyelesaian soal cerita FPB dengan dua bilangan menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah.
   b.   Pertemuan kedua (rencana pembelajaran 2)
Siswa ditanamkan konsep penyelesaian soal cerita FPB dengan  beberapa bilangan , guru hanya sebagai fasilitator dan siswa yang lebih aktif.
2.                  Siklus II (Kedua)
a.       Pertemuan pertama (rencana pembelajaran 3)
Siswa ditanamkan konsep penyelesaian soal cerita KPK  dengan dua bilangan menggunakan metode pendekatan masalah.
b.       Pertemuan kedua (rencana pembelajaran 4)
     Siswa ditanamkan konsep penyelesaian soal cerita KPK  dengan beberapa bilangan, guru sebagai fasilitator dan siswa yang lebih aktif.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran, dapat diuraikan refleksi awal sebagai berikut:
1.        Para siswa telah memiliki pengetahuan dasar tentang konsep FPB dan KPK    yang di terima di kelas IV.
2.       Para siswa kelas V belum diajak belajar aktif dalam pembelajaran karena  guru hanya menyampaikan materi berdasarkan bahan ajar .
D.1    Tahap Perencanaan
       Pada siklus I didahului dengan perencanaan meliputi:
(1).       Menyusun rencana pembelajaran tentang soal cerita FPB
(2).  Membuat lembar observasi tentang aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran  dan aktivitas siswa pada saat proses pembelajara serta cara pemberian skornya..
(3).  Merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan  pemecahan masalah, termasuk didalamnya menyusun tes selama proses pembelajaran dan tes hasil belajar yang menjadi satu kesatuan dengan rencana pembelajaran (RP)
D.2    Tahap Pelaksanaan
      Adapun tahap pelaksanaan siklus I meliputi:
(1)               Siswa diberi tugas membaca bahan ajar di rumah sebelum materi tersebut  dibahas di kelas.
(2)               Diawal pertemuan guru melakukan appersepsi agar siswa tertarik dengan materi yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran dan metode yang digunakan.
(3)               Guru menyampaikan materi secara singkat dan memberikan contoh soal dan penyelesaiannya
(4)               Memberikan kesempatan kepada siswa secara acak untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
(5)               Membimbing dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan pada proses pembelajaran.
(6)               Pemberian tugas secara individual.
(7)               Menyimpulkan hasil pembelajaran.
D.3 Tahap observasi
Kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
(1).    Observasi terhadap aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan lembar observasi
(2).     Penguasaan materi diperoleh dari tes selama proses pembelajaran berupa kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pre tes dan post tes. Seluruh data dicatat untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk tindakan berikutnya.
D.4    Evaluasi Tindakan dan Refleksi Akhir
            Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis pada tahap ini dan menjadi pertimbangan untuk memasuki siklus 2 .Pertimbangan yang digunakan jika salah satu komponen dibawah ini belum terpenuhi yaitu:
(1)               hasil belajar siswa secara individu mencapai ketuntasan ≥ 70  dan ketuntasan klasikal jika ≥ 85 % dari keseluruhan siswa mencapai ketuntasan ndividual.
(2)               Aktivitas siswa lebih aktif dan guru mengurangi peranannya dalam proses pembelajaran.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Siklus II
E.1    Tahap Perencanaan
   Pada siklus 2 didahului dengan perencanaan yang meliputi:
1.                  Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang soal cerita KPK
2.                  Membuat lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola kelas dan aktivitas siswa saat proses pembelajaran dan cara pemberian skornya
3.                  Merancang kegiatan pembelajaran engan menggunakan pendekatan pemecahan masalah, termasuk menyusun tes selama proses pembelajaran dan tes hasil belajar  yang menjadi satu kesatuan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
E.2 Tahap Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
1.                  Guru menyampaikan tujuan dan informasi materi pembelajaran diiringi dengan memotivasi siswa .
2.                  Guru menyampaikan materi pembelajaran secara singkat dan memberikan contoh soal.
3.                  Memberikan kesempatan kepada siswa secara acak untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
4.                  Membimbing dan memotivasi siswa yang mengalami kesulitan pada saat pembelajaran berlangsung.
5.                  Pemberian tugas individu
6.                  menyimpulkan hasil pembelajaran.
 E.3   Tahap Observasi
Kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

 
30
 
1.     Observasi terhadap aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan lembar observasi
2.      Penguasaan materi diperoleh dari tes selama proses pembelajaran berupa  kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pre tes dan post tes. Seluruh data dicatat untuk dianalisis.
E.4   Evaluasi Tindakan dan Refleksi Akhir
            Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis pada tahap ini dan menjadi pertimbangan untuk menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
F.       Data dan Cara Pengambilan Data
1         Sumber data    : sumber data penelitian ini adalah siswa dan penelitian.
2         Jenis data        :   (1)  hasil belajar siswa,  (2) lembar observasi.
3.         Cara pengambilan data  :
3.1         Observasi langsung
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aktivitas saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi difukoskan pada aktivitas belajar siswa dan guru. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi.
3.2         Tes
Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa.Pada pertemuan pertama dilakukan tes awal untuk mengetahui skor dasar siswa, selanjutnya diadakan kuis setiap akhir pertemuan untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.Penyusunan instrumen tes memperhatikan beberapa hal, yaitu:
   a.  Soal sesuai dengan kurikulum KTSP
   b.  Penilaian dilhat dari asfek kognitif.
   c.  Butir – butir soal berbentuk essay atau uraian .
Perbedaan skor nilai untuk setiap soal didasarkan pada banyaknya langkah-langkah pengerjaan.
G.     Validitas Instrumen.
Suatu instrumen dikatakan memenuhi syarat sebagai alat pengumpul data apabila instrumen tersebut valid dan reliabel yang bertujuan untuk mengetahui kesuaian instrumen penelitian dengan tujuan dan isi materi pembelajaran. Soal-soal tersebut diujikan kepada siswa diluar sampel penelitian dan dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson :
 




Dan koefisien korelasi terdapat antara -1,00 sampai +1,00 (Arikunto 2002: 75)
H.     Teknik Analisis Data
   Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
               Jumlah skor 
=                                               X 100
         Jumlah skor maksimal
 
 


Ketuntasan individual

      Jumlah siswa yang tuntas belajar
=                                                            X 100 %
             Jumlah seluruh siswa
 
 


Ketuntasan klasikal     

F

N
 
Sedangkan data yang diperoleh melalui lembar observasi dan hasil belajar tes tertulis dianalisis menggunakan tehnik persentase dari Sudijono (2005) dengan rumus:
                                      P =             x 100

Keterangan:
                    P  = Angka persentase yang dicari
                    f   = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
                    N = Jumlah sampel
I.      Indikator Keberhasilan
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila hasil belajar anak melalui tes tertulis pada akhir proses pembelajaran mencapai kualifikasi baik yaitu:
a.                   hasil belajar siswa secara individu telah tuntas belajar apabila ia telah mencapai nilai ≥ 70
b.                  hasil belajar secara klasikal  telah tuntas apabila kelas tersebut telah 85 % secara individu mencapai tuntas belajar.














BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Putat Basiun Kec. Awayan Kab. Balangan, dengan jumlah siswa 14 orang laki-laki dan 11 orang perempuan, jumlah seluruhnya 25 orang.
Pada saat pelaksanaan tindakan kelas tidak banyak hambatan yang ditemui, hanya pada saat tindakan awal siswa agak kaku dan ragu-ragu dalam pengerjaan tugas. Namun setelah diberi bimbingan dan penjelasan seperlunya akhirnya pelaksanaan tindakan seterusnya berjalan lancar sesuai skenario yang dibuat.
Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar dan meminimalisir kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK melalui pendekatan pemecahan masalah.
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kali ini selama 2 siklus pada tiap siklus dilakukan tindakan pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan. Dengan demikian jumlah pertemuan keseluruhan adalah sebanyak 4 (empat) kali pertemuan tindakan.
  1. Persiapan Penelitian
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) , maka peneliti terlebih dahulu membuat rencana penelitian (proposal) yang diajukan kepada Dosen Pembimbing I dan Dosen pembimbing II setelah proposal disetujui langkah selanjutnya adalah mempersiapkan ijin penelitian  secara tertulis yang diajukan kepada:
a.                   Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada Dekan FKIP Unlam Banjarmasin
b.                  Berdasarkan surat permohonan ijin penelitian tersebutu Dekan memberikan surat pengantar tertanggal 4 Desember 2007 dengan nomor: 696/HB.1.2/PP/2007 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kab.Balangan.
c.                   Berdasarkan surat pengantar dari Dekan FKIP Unlam Banjarmasin tersebut, maka keluarlah rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Kab.Balangan tertanggal 11 Desember 2007 dengan nomor: 00/24/Disdik/2007 yang intinya memberikan ijin penelitian di sekolah SD Negeri Putat Basiun Kec.Awayan Kab.Balangan.
C.Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pertemuan siklus I kali ini dimulai dengan:
1).        Perencanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SD Negeri Putat Basiun Kec. Awayan Kab. Balangan dengan pelaksanaan peneliti sendiri sebagai guru kelas V.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah. Hal ini dmaksudkan agar siswa dapat menyelesaikan soal cerita secara tepat dan mengurangi kesalahan dalam pengerjaan sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik.
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I ini akan dilaksanakan selama 2 (dua) kali pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas V SD Negeri Putat Basiun, dengan jadwal sebagai berikut;
Tabel I :
Jadwal Penelitian Siklus I

No

Hari/tanggal
Pertemuan
ke
Jumlah
jam

Kegitan yang dilakukan

Penilaian
1.










2

Kamis
6-12-2007









Jumat
7-12-2007
1










2
2










2
-           Latihan penyelesaian soal cerita FPB
-          Pengerjaan soal cerita FPB dengan dua bilangan
-            Latihan penyelesaian soal cerita FPB
- Pengerjaan soal cerita FPB dengan dua bilangan atau lebih
Tes tertulis









Tes tertulis

2 )        Pelaksanaan
a.   Pertemuan Pertama ( 2 x 35 menit)
    1. Persiapan
Pada tindakan kelas pertemuan pertama siklus I ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut
-         Menyusun rencana pembelajaran matematika dengan pokok bahasan “ Soal Cerita FPB” dengan topik menyelesaikan soal cerita FPB dengan dua bilangan
-         Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang dipelajari dan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung.
    1. kegiatan Belajar Mengajar
a)      Pendahuluan
Tindakan peneliti (guru) pada kegiatan awal adalah mengidentifikasi keadaan siswa.Kemudian guru memulai pelajaran yaitu menginformasikan materi penunjang konsep FPB dan motivasi untuk belajar dengan giat serta mengadakan tes awal selama kurang lebih 15 menit.
       b)  Kegiatan Inti
Peneliti menyampaikan materi secara singkat dan memberikan contoh pengerjaan soal dengan langkah-langkah yang tepat disertai dengan  mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada pemahaman dan siswa memperhatikan penjelasan guru  seperti:
Seorang pedagang memiliki mangga 80 biji dan duren 60 biji, buah-buah tersebut akan dimasukkan kedalam kantong plastik yang berisi buah sama banyak.Berapa kantong yang diperlukan untuk semua buah tersebut dan berapa banyak buah mangga dan duren perkantung ?
Langkah pengerjaannya adalah:
Sebelum mengerjakan soal pahami dan baca soal dengan lambat
sehingga informasi yang ada di dalam soal dapat diketahui
seperti:
1.            Apa yang diketahui seperti pedagang memiliki mangga 80 biji dan buah duren 60 biji
2.            Apa yang ditanyakan berapa banyak buah duren dan buah mangga dalam setiap kantung?
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan mencari atau menentukan FPB dari 80 dan 60 dan cara pengerjaanya atau kalimat matematikanya adalah          dengan cara faktorisasi prima,
80 =23 x 5
60= 22 x 3 x 5
Jadi FPB dari 80 dan 60 adalah 22  x 5 = 20
Maka kantong yang diperlukan sebanyak 20 buah
Untuk menentukan masing-masing buah perkantong adalah membagi jumlah masing-masing buah dengan kantung yang diperlukan yaitu:
-               Untuk 80 buah mangga : 20 kantong = 4 buah
-               Untuk 60 buah duren    : 20 kantong = 3 buah
-               Jadi perkantong terdapat 4 buah mangga dan 3 buah duren.
-               Menugaskan siswa untuk mengerjakan soal- soal yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS) dan memberikan kesempatan kepada siswa secara acak untuk mempersentasikan jawaban LKS serta menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain. Guru bersama siswa  mengadakan tanya jawab sekitar materi yang dipelajari.
c).   penutup
-         guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
-         Guru memberikan soal-soal evaluasi yang dikerjakan secara individu
3).       Hasil Tindakan Kelas
a.       Observasi kegiatan pembelajaran
Hasil pengamatan atau observasi dari guru pamong atau observer dalam kegiatan pembelajaran 2 x 35 menit yang sudah direncanakan (instrumen terlampir) pada pertemuan pertama ini, dengan kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah termasuk dalam kualifikasi cukup baik yaitu 3.13
b.      Tes Hasil belajar
1.        Hasil pre tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 2
Nilai  Hasil Pre tes Pertemuan I
No
Rentang Nilai Tes
F
%
1
10
0
0
2
9
0
0
3
8
0
0
4
7
2
8
5
6
20
80
6
5
1
4
7
4
2
8

Jumlah
25
100

Nilai Rata-Rata
5,88


 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelas siswa adalah 5,88 dengan perincian sebagai berikut yang memperoleh nilai 7 sebanayak 2 orang (8%) dan merupakan nilai tertnggi pada saat pre tes diadakan, nilai 6 terbanyak yang diperoleh sebanyak 20 orang (80%) , nilai 5 sebanyak 1 orang (4%) dan nilai terrendah 4 dipeoleh 2 orang (8%).
2.         Hasil pos tes
Dari hasil tes tertulis yang dilaksanakan diakhir proses pembelajaran pertemuan pertama siklus I (instrumen terlampir) dengan 5 (lima) soal objektif yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 3
Nilai Hasil Pos Tes Belajar Siswa Pertemuan I
No
Rentang Nilai Tes
F
%
1
10
2
9
 0
 0
3
8
 6
24 
4
7
 8
32 
5
6
 10
40 
6
5
 0
6
4
 1

Jumlah
25
100

Nilai Rata-Rata
6,6 


Berdasarkan data tabel tersebut diatas diketahui nilai tertinggi yang diperoleh adalah 8 sebanyak 6 orang (24%), nilai 7 sebanyak 8 orang (32%), kemudian nilai terbanyak diperoleh adalah 6 sebanyak 10 orang (40%),sedangkan nilai terrendah 4 sebanyak 1 orang (4%). Adapun nilai rata -rata kelas adalah 6,6.Ini berarti masih dibawah persyaratan yang ditetapkan 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai 70
Tabel 4
Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Pertemuan I
Skor
Hasil Belajar
jumlah
% tuntas kalsikal
maksimum
tuntas (org)
Tidak Tuntas (org)
10
14
11
25
56

Ket:
Ketuntasan Individual          : jika siswa mencapai nilai ≥ 70
Ketuntasan klasikal    : jika 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual
Berdasarkan data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan individual sebanyak 14 orang , sedangkan ketuntasan klasikal hanya 56%.Ini berarti belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 85% siswa mencapai ketuntasan individual.
b.         Pertemuan Kedua (2 x 35 Menit)
1.  Persiapan.
Pada pertemuan kedua siklus I ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:
a.                   Menyusun rencana pembelajaran matematika denganpokok bahasan “Soal Cerita” dengan topik Menyelesaikan soal cerita FPB dengan dua bilangan atau lebih
b.                  Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS), alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah dipelajari dan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran serta aktivitas pada saat mengikuti proses pembelajran selama 2 x 35 menit.
            2.  Kegiatan Belajar Mengajar.
a).        Pendahuluan.
Tindakan awal yang dilakukan peneliti pada pertemuan kedua ini adalah mengidentifikasi keadaan siswa selanjutnya guru memulai pelajaran dengan appersepsi dan motivasi siswa untuk giat belajar, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator. Pada tindakan kedua ini tidak diadakan pre tes karena materi yang disampaikan sama dengan materi sebelumnya tetapi dengan bentuk soal yang berbada ( Soal cerita dengan dua bilangan atau lebih) separti;
Rita membantu nenek memetik buah – buah di kebun diantaranya buah jeruk 120 biji , mangga sebanyak 76 buah dan apel 48 buah. Buah-buah tersebut akan dimasukkan kedalam beberapa kantung plastik dengan buah yang sama banyak . Kemudian dibagikan ke beberapa tetangga.Berapa kantong plastik buah yang akan diperoleh oleh Rita dan nenek?
b).       Kegiatan Inti
1.   Guru memberikan contoh soal dan langkah – langkah penyelesaian  sambil memberikan pertanyaan yang mengarah pada pemahaman soal
2      Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang langkah-langkah penyelesaian soal cerita
Misalnya:
Seorang nelayan memperoleh hasil tangkapan melaut diantaranya ikan tongkol 28 kg , ikan teri 84 kg ,ikan bandeng 12 kg dan udang 18 kg. Hasil tangkapan tersebut akan dijual perkeranjang dengan ikan yang sama banyak. Berapa keranjang yang akan disediakan oleh nelayan untuk semua hasil tangkapannya hari ini  ?
Langkah penyelesaiannya adalah,
1.            Informasi yang ada pada soal seperti nelayan mendapat hasil tangkapan 28 kg ikan tongkol, 84 kg ikan teri, 12 kg ikan bandeng, dan 18 kg udang
2.            Apa yang ditanyakan.
3.            Bagaiman kalimat matematika.
Tentukan FPB dari 28, 84, 12, dan 18 dengan menggunakan pohon faktor
 28 = 2 x2 x 7                          84 = 2 x 2 x 3 x 7
2
 
42
 
14
 
2
 
                                                                       
                                                                  
2
 
21
 
2
 
7
 
                                                                       
 




              12 = 2 x 2 x 3                                  18 = 2 x 3 x 3
                                                                         
2
 
9
 
2
 
6
 
                                                                               
           
3
 
2
 
3
 
3
 
 





Kita atur letaknya.
28 = 2 x 2 x 3
84 = 2 x 2 x 3 x 7
12 = 2 x 2 x 3
18 = 2 x 3 x  3
 


     = 2  x 3  jadi FPB dari 28, 84, 12, 18 adalah 2 x 3 = 6
Maka keranjang yang diperlukan oleh nelayan tersebut adalah 6 buah
Atau dengan cara faktorisasi prima
28 = 2 x 2 x 3  = 22  x 3
84 = 2 x 2 x 3 x 7 = 22 x 3 x 7
12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3
18 = 2 x 3 x 3 = 2 x 33
INGAT!
FPB adalah perkalian faktor prima yang sama dengan pangkat yang terkecil
Jadi FPB dari 28,84,12,18 = 2 x 3 = 6
3.   Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
4.   Siswa ditugaskan untuk mengerjakan  LKS II yang telah dibagi yang kemudian memberikan kesempatan kepada siswa secara acak untuk mempersentasikan hasil jawaban soal  dan mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang hasil dari presentasi jawaban LKS II.
c).       Penutup.
1.     Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
2.     Evaluasi dengan pemberian soal tes berbentuk objektif sebanyak 5 soal yang  ikerjakan secara individu.
3).    Hasil tindakan Kelas
a.     Observasi Kegiatan Pembelajaran
Hasil pengamatan atau observasi dari guru pamong atau observer dalam kegiatan pembelajaran 2 x 35 menit yang sudah direncanakan (instrumen terlampir) pada pertemuan pertama ini, dengan kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah termasuk dalam kualifikasi  baik yaitu 3,61
b.      Tes hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil belajar tes tertulis siswa yang dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran pertemuan siklus I (instrumen terlampir) dari 5 (lima) soal yang diberikan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tabel 5
Nilai Pos tes Hasil Belajar Siswa Pertemuan II
No
Rentang Nilai Tes
F
%
1
10
16
2
9
 0
 0
3
8
 12
48
4
7
 0
0
5
6
 9
36 
6
5
 0
7
4
 0
0

Jumlah
25
100

Nilai Rata-Rata
7,60


 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Nilai tertinggi yang dipeoleh adalah 10 sebanyak 4 orang (!6%), nilai terbanyak yang diperoleh adalah 8 sebanyak 12 orang (48%) dan nilai terendah yang diperoleh 6 sebanyak 9 orang (36%).
Dengan nilai rata-rata kelas 7,60. Hasil ini masih belum memenuhi syarat tuntas belajar yang ditetapkan.85% siswa memperoleh nilai ≥ 70
Tabel 6
Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Pertemuan II
Skor
Hasil Belajar
jumlah
% tuntas kalsikal
maksimum
tuntas (org)
Tidak Tuntas (org)
10
16
9
25
64

Ket:
Ketuntasan Individual          : jika siswa mencapai nilai ≥ 70
Ketuntasan klasikal    : jika 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual
Berdasarkan data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan individual sebanyak 16 orang , sedangkan ketuntasan klasikal hanya 64%.Ini berarti belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 85% siswa mencapai ketuntasan individual, namun sudah ada perbaikan kearah yang lebih baik  yaitu peningkatan klasikal sebesar 1% dari tindakan pertama.
Adapun peningkatan atau perkembangan nilai hasil belajar siswa keseluruhan siklus I dapat dilihat pada berikut ini:
Tabel 7
Data Hasil belajar Keseluruhan Siklus I

No
Rentang
Pre tes
Siklus I
Nilai
PTM I
PTM II
F
%
F
%
1
10
0
0
4
16
2
9
3
8
6
24
12
24
4
7
2
 -
 -
 -
5
6
20
10
40
9
36
6
5
1
 -
 -
7
4
2
1
4
Nilai rata-rata
5,88
6,60
7,60

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada pre tes pertemuan I adalah 5,9. Nilai rata-rata hasil belajar pertmuan I adalah 6,6 dan nilai rata-rata hasil belajar pertemuan II adalah 7,6. Data tersebut dapat disusun grafiknya sebagai berikut:
Grafik 1
Data Hasil belajar Keseluruhan siklus I
Sedangkan ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal secar keseluruhan siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 8
Data ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal
Skor Maksimum
Hasil Belajar
Jumlah % Tuntas
Tuntas (orang )
Tidak Tuntas ( orang )
Klasikal
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan I
Pertemuan II
10
14
16
11
9
56
64

Berdasarkan table diatas dapat disusun grafik sebagai berikut:
Grafik 2

Data Ketuntasan Individual dan Data Ketuntasan Klasikal

4)        Refleksi Tindakan Kelas siklus I
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan analisis tes hasil belajar tindakan kelas pertemuan pertama dan kedua siklus I ini, maka dapatlah direfleksikan hal-hal sebagai berikut:
a.                   Kendala atau hambatan yang ditemui.
1)            Masih banyak siswa yang belum menguasai tentang konsep FPB dan  kurangnya pemahaman bahasa matematika yang ada pada soal sehingga berdampak kepada penyelesaian soal cerita .
2)            Siswa enggan untuk bertanya jika ada materi yang dipelajari belum dipahami.
3)            Kegiatan pembelajaran belum efektif hal ini terlihat dari tahapan-tahapan yang belum dilaksanakan sesuai rencana, seperti meminta siswa menjawab pertanyaan dan mengeluarkan pendapat, menghubungkan atau mengulang pelajaran yang lalu serta tidak menghindari penundaan kegiatan selama pembelajaran sehingga ada tahapan yang kelebihan waktu.
4)            Waktu yang tidak dikelola dengan efektif berakibat dari penambahan waktu menggangu jadwal pelajaran yang lain.
5)            Dalam penyampaian materi dan penyelesaian soal guru lebih dominan perananya.
b.                  Langkah-langkah rencana tindakan perbaikan.
1.            Sebelum memulai pelajaran hendaknya ada pengulangan materi konsep FPB sebagai materi penunjang karena ini berkaitan dengan  langkah penyelesaian soal cerita .
2.            Siswa dalam mengerjakan lembar kerja  harus berdampingan dengan buku paket
3.            Membiasakan siswa untuk bertanya kepada guru atau teman jika ada materi yang belum dipahami dan berani mempersentasikan hasil kerjanya ke depan kelas tanpa merasa malu
c.                   Kemajuan dari kegiatan pembelajaran
1.            Dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah ternyata dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman dan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita FPB.
2.            Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam dua kali pertemuan untuk siklus pertama ini ada peningkatan di mana pada pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 6,60 dan pertemuan kedua rata-rata nilai sebesar 7,60 hal ini mengindikasikan adanya kemajuan atau peningkatan hasil belajar walaupun kecil yaitu sebesar 1%
d.                  Tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
D.     Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
1.       Perencanaan
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus II ini akan dilaksanakan selama 2 (dua) kali pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas V SD Negeri Putat Basiun, dengan jadwal swebagai berikut;
Tabel 9
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II


No

Hari/tanggal
Pertemuan
ke
Jumlah
jam

Kegitan yang dilakukan

Penilaian
1.










2

Sabtu
8-12-2007









Senin
10 -12-2007
1










2
2










2
-         Latihan penyelesaian soal cerita KPK
-         Pengerjaan soal cerita KPK dengan dua bilangan
-         Latihan penyelesaian soal cerita KPK
Pengerjaan soal cerita KPK dengan dua bilangan atau lebih
Tes tertulis









Tes tertulis

2 Pelaksanaan
a.       Pertemuan Pertama ( 2 x 35 menit)
1.   Persiapan
Pada tindakan kelas pertemuan pertama siklus II ini dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut
-         Menyusun rencana pembelajaran matematika dengan pokok bahasan “ Soal Cerita KPK” dengan topik menyelesaikan soal cerita KPK dengan dua bilangan
-         Membuat lembar peraga berupa soal latihan dan lembar kerja siswa (LKS)
-         Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang dipelajari dan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung.
         2.   Kegiatan Belajar Mengajar
a)      Pendahuluan
Tindakan peneliti (guru) pada kegiatan awal adalah mengidentifikasi keadaan siswa.Kemudian guru memulai pelajaran dengan menyampaikan materi penunjang yaitu konsep KPK dan motivasi siswa untuk rajin belajar dan pantang menyerah, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai indikator dan mengadakan tes awal  untuk mengetahui kemampuan dasar siswa.
b)   Kegiatan Inti
-   Peneliti menyampaikan materi secara singkat dan memberikan contoh soal dan langkah-langkah pengerjaannya sambil memberikan pertanyaan yang mengarah kepada pemahaman siswa terhadap soal yang diberikan dan siswa memperhatikan penjelasan guru  seperti:
Ayah pulang dari kota setiap 24 hari sekali. Paman pulang dari kota setiap 48 hari sekali.Hari ini ayah dan paman bertemu di rumah. Berapa hari lagi ayah dan paman bertemu saat pulang bersama?
1.                  Mencari informasi yang ada pada soal .
2.                  Apa yang ditanyakan
3.                  Bagaimana kalimat matematikanya dan penyelesaiannya.
Langkah pengerjaannya adalah:
              24 = 2 x 2 x 2  x 3                             48 = 2 x 2 x 2 x 2 x 3                                                                          
2
 
24
 
2
 
12
 
                                                                              
           
 









Kita urutkan letaknya:
24 = 2 x 2 x 2 x       3
48 = 2 x 2 x 2 x 2  x 3
     = 2 x 2 x 2 x 2  x 3
     = 24 x 3
     = 48
-         Atau tentukan KPK dari  24 dan 48 tanpa mengurutkan letaknya
dengan cara faktorisasi prima
24 = 23 x 3
48 = 24 x 3
-     Jadi KPK dari 8 dan 12 adalah 24 x 3 = 48
-     Maka ayah dan paman pulang secara bersama-sama setiap 48 hari sekali.
-   memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami
-         Menugaskan siswa untuk mengerjakan soal- soal yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS III) dan guru memantau siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan memberikan bimbingan. Memberikan kesempatan kepada siswa secara acak untuk mempersentasikan hasil jawaban LKS, guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang sekitar materi yang telah dipelajari.
c)                  penutup
-         guru membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran
-         Guru memberikan soal-soal evaluasi yang dikerjakan secara individu
3 Hasil Tindakan Kelas
a.       Observasi kegiatan pembelajaran
Hasil pengamatan atau observasi dari guru pamong atau observer dalam kegiatan pembelajaran 2 x 35 menit yang sudah direncanakan (instrumen terlampir) pada pertemuan pertama ini, dengan kesimpulan sebagai berikut:
Hasil pengamatan atau observasi dari guru pamong atau observer dalam kegiatan pembelajaran 2 x 35 menit yang sudah direncanakan (instrumen terlampir) pada pertemuan pertama ini, dengan kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah termasuk dalam kualifikasi  baik yaitu 3,52
b.        Tes Hasil belajar
            1. Hasil pre tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini,




Tabel 10
Nilai  Hasil Pre Tes Pertemuan I Siklus II


No
Rentang Nilai Tes
F
%
1
10
2
9
 0
 0
3
8
 13
52
4
7
 0
0
5
6
 9
36
6
5
 0
0
7
4
 3
12

Jumlah
25
100

Nilai Rata-Rata
6,80


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kelas siswa adalah 6,88 dengan perincian sebagai berikut yang memperoleh nilai 8 sebanayak 13 orang (52 %) dan merupakan nilai tertinggi dan terbanyak yang diperoleh pada saat pre tes diadakan, nilai 6 yang diperoleh sebanyak 9 orang (36 %) , dan nilai terrendah 4 dipeoleh 3 orang (12 %).
            2.   Hasil pos tes
Dari hasil tes tertulis yang dilaksanakan diakhir proses pembelajaran pertemuan pertama siklus I (instrumen terlampir) dengan 5 (lima) soal objektif yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut:



Tabel 11
Nilai Hasil Pos Tes Belajar Siswa Pertemuan I Siklus II
No
Rentang Nilai Tes
F
%
1
10
5
20
2
9
 0
0
3
8
 13
52
4
7
 2
8
5
6
 5
20
6
5
 0
0
7
4
 0
0

Jumlah
25
100

Nilai Rata-Rata
7,92

Berdasarkan data tabel tersebut diatas diketahui nilai tertinggi diperoleh adalah 10 sebanyak 5 orang (20%), nilai 8 sebanyak 13 orang (32%), kemudian nilai 7 diperoleh  sebanyak 2 orang (8%),sedangkan nilai terrendah 6 sebanyak 5 orang (20%). Adapun nilai rata -rata kelas adalah 7,92 .Ini berarti ada peningkatan hasil belajar siswa kearah positif secara individu .
Tabel 12
Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan klasikal Pertemuan I Siklus II
Skor
Hasil Belajar
jumlah
% tuntas kalsikal
maksimum
tuntas (org)
Tidak Tuntas (org)
10
20
5
25
          80

Ket:
Ketuntasan Individual          : jika siswa mencapai nilai ≥ 70
Ketuntasan klasikal    : jika 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual.
Berdasarkan data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan individual sebanyak 20 orang , sedangkan ketuntasan klasikal hanya 80%.Ini berarti belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 85% siswa mencapai ketuntasan individual tetapi sudah ada peningkatan ketuntasan klasikal dari tindakan sebelumnya.
b.        Pertemuan Kedua (2 x 35 Menit).
           1.  Persiapan
Pada tindakan yang dilkaukan peneliti pada tahap persiapan kali ini adalah sebagai berikut:
a.   Menyusun rencana pembelajaran matematika dengan pokok bahasan “Soal Cerita” dengan topik Menyelesaikan soal cerita KPK dengan dua bilangan atau lebih.
b.            Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS), alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah dipelajari dan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran serta aktivitas pada saat mengikuti proses pembelajran selama 2 x 35 menit.
c.              Menyiapkan lembar analisis hasil evaluasi.
2.       Kegiatan Belajar Mengajar
a).     Pendahuluan
Tindakan awal yang dilakukan peneliti pada pertemuan kedua ini adalah mengidentifikasi keadaan siswa selanjutnya guru memulai pelajaran dengan appersepsi dan motivasi serta menghubungkan pelajaran yang telah lalu dengan materi yang akan disampaikan sebagai materi penunjang, tanpa melakukan tes awal karena materi yang disampaikan sama dengan pertemuan pertama
b)            Kegiatan Inti
1.   Guru memberikan contoh soal dan langkah – langkah pengerjaan sambil memberikan pertanyaan yang mengarah pada pemahaman siswa terhadap soal yang diberikan sedangkan siswa memperhatikan penjelasan guru.
Misalnya:
Lampu A menyala setiap 16 detik, kemudian padam. Sedangkan lampu B menyala setiap 24 detik. Pada detik keberapa lampu menyala bersamaan ?
Langkah penyelesaiannya adalah
a.             Mencari informasi yang ada pada soal
b.                  Apa yang ditanyakan
c.                   Bagaimana kalimat matematikanya dan penyelesaiannya
Tentukan KPK dari 16, 24, mengunakan pohon faktor
 16 = 2 x2 x 2 x 2 = 24                   24 = 2 x 2 x 3 x 7 = 22 x3x7
2
 
42
 
8
 
2
 
                                                                       
                                                             
 




                                                              
                                                                      

 Jadi KPK dari 16 dan 24  adalah 24x3x7 =  336
Maka, pada detik ke - 336 lampu akan menyala bersamaan.
INGAT !
KPK adalah perkalian semua faktor dengan pangkat terbesar.
2.      Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
3.    Siswa ditugaskan untuk mengerjakan  LKS yang telah dibagi , guru memberkan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.Siswa diberikan kesempatan untuk mempersentasikan jawaban soal  kep papan tulis yang kemudian dilanjutkan tanya jawab tentang langkah – langkah penyelesaian LKS III.
c)       Penutup
1.   Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran
2.  Evaluasi dengan pemberian soal tes berbentuk objektif sebanyak 5 soal yang dikerjakan secara individu
3).     Hasil tindakan Kelas
a.  Observasi Kegiatan Pembelajaran
Hasil pengamatan atau observasi dari guru pamong atau observer dalam kegiatan pembelajaran 2 x 35 menit yang sudah direncanakan (instrumen terlampir) pada pertemuan pertama ini, dengan kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah termasuk dalam kualifikasi  istimewa yaitu 4,21
         b.   Tes hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil belajar tes tertulis siswa yang dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran pertemuan siklus I (instrumen terlampir) dari 5 (lima) soal yang diberikan dapat disimpulkan sebagai berikut:



Tabel 13
Nilai Pos Tes Hasil Belajar Siswa Pertemuan II Siklus II

No
Rentang Nilai Tes
F
%
1
10
24
2
9
 0
 0
3
8
 17
68
4
7
 0
0
5
6
 2
8
6
5
 0
7
4
 0
0

Jumlah
25
100

Nilai Rata-Rata
8,32


Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Nilai tertinggi yang dipeoleh adalah 10 sebanyak 6 orang (24%), nilai terbanyak yang diperoleh adalah 8 sebanyak 17orang (68%) dan nilai terendah yang diperoleh 6 sebanyak 2 orang (8%).
Dengan nilai rata-rata kelas 8,32. Dan hasil ini telah melebihi indikator sekolah yaitu 80% siswa memperoleh nilai rata-rata 7,8 sebanyak 23 orang
Tabel 14
Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Pertemuan II Siklus II
Skor
Hasil Belajar
jumlah
% tuntas kalsikal
maksimum
tuntas (org)
Tidak Tuntas (org)
10
23
2
25
92

Ket:
Ketuntasan Individual          : jika siswa mencapai nilai ≥ 70
Ketuntasan klasikal    : jika 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual
Berdasarkan data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan individual sebanyak 23 orang , sedangkan ketuntasan klasikal hanya 92%.Hal ini menunjukan bahwa ketuntasan klasikal telah tercapai dan melebihi standar ketuntasan belajar klasikal yang ditetapkan oleh kurikulum matematika yaitu 85% siswa mencapai ketuntasan individual.
Adapun data peningkatan atau perkembangan nilai hasil belajar siswa keseluruhan siklus  II dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 15
Data Hasil Belajar Keseluruhan Siklus II

No
Rentang
Pre tes
Siklus I
Nilai
PTM I
PTM II
F
%
F
%
1
10
5
20
6
24
2
9
3
8
13
13
52
17
68
4
7
-
 -
 -
 -
5
6
9
5
20
2
8
6
5
-
 -
 -
7
4
3
-
-
Nilai rata-rata
6.80
7.92
8.32
Berdasarkan data diatas dapat disusun grafik sebagai berikut






Grafik 3
Data Hasil Belajar Keseluruhan Siklus II








Sedangkan data ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal secara keseluruhan pada siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 16
Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Siklus II
Skor Maksimum
Hasil Belajar
Jumlah % Tuntas
Tuntas (orang )
Tidak Tuntas ( orang )
Klasikal
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan I
Pertemuan II
10
20
23
5
2
80
92
Berdasarkan data table di atas dapat disusun grafik sebagai berikut:

Grafik 4
Data ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal
4.        Refleksi Tindakan Kelas siklus II
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan analisis tes hasil belajar tindakan kelas pertemuan pertama dan kedua siklus II ini, maka dapatlah direfleksikan hal-hal sebagai berikut:
Bahwa dalam pelaksanaa tindakan pada pertemuan I dan II pada siklus II ini peneliti tidak mengalami kendala yang berarti dan melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa menyelesaikan soal cerita KPK hal ini mengindikasikan bahwa dengan pemahaman kalimat soal dapat menetukan cara penyelesaian soal dengan baik dan bimbingan yang tepat dari guru terutama kepada siswa yang mengalami kesulitan.
Dari hasil analisa terhadap hasil akhir secara umum menunjukan bahwa ternyata setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan metode pendekatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari perolehan nilai  92% dari 25 orang siswa memperoleh nilai rata-rata sama atau diatas dari  yaitu dengan rata-rata kelas sebesar 8,32. Hasil ini melebihi dari indikator yang telah  ditetapkan.
Jadi penelitian tindakan kelas dengan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK di kelas V SDN Putat Basiun Awayan.
Adapun untuk mengetahui peningkatan atau perkembangan nilai hasil belajar siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat dapat dilhat pada tabel berikut ini:
Tabel 17
Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

No
Rentang
Pre tes
Siklus I
Pre tes
Siklus II
Nilai
PTM I
PTM II
PTM I
PTM II
F
%
F
%
F
%
F
%
1
10
0
0
4
16
 -
5
20
6
24
2
9
 -
 -
 -
3
8
6
24
12
24
13
13
52
17
68
4
7
2
 -
 -
 -
5
6
20
10
40
9
36
9
5
20
2
8
6
5
1
 -
 -
-
7
4
2
1
4
3
Nilai rata-rata
5,88
6,60
7,60
6,80
7,92
8,32

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai rata-rata saat pre tes “5,9”, hasil tes belajar pada pertemuan I siklus I nilai rata-ratanya “ 6,6”, hasil tes pertemuan II siklus I adalah” 7,6 “sedangkan rata-rata nilai pada siklus II pertemuan I adalah “7,9” dan pertemuan II adalah” 8,3” dengan hasil nilai pre tes yang diadakan pada awal tindakan siklus II yaitu “6,8”.
Dengan demikian hasil in telah melebihi dari indikator yang telah ditetapkan yaitu 80% siswa memperoleh nilai ≥ 70

 
Berdasarkan tabel diatas dapat disusun grafik tentang peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut:
Grafik 5
Data Hasil Belajar Keseluruhan Siklus





Dari grafik tersebut diatas menunjukan adanya peningkatan nilai hasil belajar dari waktu ke waktu baik dimulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan keempat yang merupakan akhir dari siklus.
 E. Analisis Dan Pembahasan
E.1Pelaksanaan Siklus I
Penggunaan pendekatan pemecahan masalah  yang peneliti terapkan dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa ternyata membantu siswa dalam menyelesaikan soal cerita melalui pemahaman kalimat soal kedalam operasi hitung  menunjukan perbaikan atau peningkatan hasil belajar siswa. Meskipun belum memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan siswa belum menguasai konsep FPB sehingga ketika menyelesaikan soal cerita siswa mengalami kesulitan untuk itu adanya penguasaan konsep FPB dan  pemahaman dari maksud atau bahasa soal, mencari informasi apa saja yang ada disoal, sehingga dapat menentukan langkah penyelesaian yang tepat pada soal.
Pada pertemuan pertama siklus I dari waktu yang ditetapkan selam 70 menit terpaksa molor menjadi 85 menit sebagai dampak lambannya siswa menyelesaikan tugas yang diberikan.
Meskipun demikian  dengan bimbingan untuk memahami soal secara pelan dengan meneliti informasi apa saja yang ada dalam soal ternyata mampu memberi dampak positif terhadap perkembangan belajar siswa meskipun belum maksimal.
E.2 Pelaksanaan Siklus II
Belajar dari pengalaman pelaksanaan penelitian tindakanan kelas siklus I dan melihat hasil akhir dari tes siklus I yang cukup baik maka atas dasar hasil tersebut peneliti pada siklus II ini menerapkan sistem pembelajaran yang sama seperti pada siklus I yaitu penguasaan konsep dan penerapan pemahaman bahasa soal ke dalam operasi hitung soal merupakan syarat dalam penyelesaian soal cerita dengan benar dan cepat.
Berdasarkan hasil analisis tes dan observasi diperoleh peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil tes akhir pada siklus I yaitu dari   tes awal siklus I rata - rata  kelas “5,88” menjadi “8,32” pada akhir pertemuan siklus II.
Hal ini menunjukan bahwa dengan penggunaan pendekatan pemecahan masalah dalam PBM dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK.
Atas dasar hasil penilaian tes akhir secara keseluruhan inilah peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas V di SDN Putat Basiun Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan dengan kesimpulan apabila digunakan pendekatan pemecahan masalah maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SDN Putat Basiun dalam menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK.
Dengan Demikian hipotesis yang berbunyi: Jika diterapkan pendekatan pemecahan masalah maka hasil belajar siswa kelas V SDN Putat Basiun dalam menyelesaikan soal cerita FPB dan KPK akan lebih baik dapat diterima.


BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas V SDN Putat Basiun Kecamatan Awayan Kabupaten Balangan dengan materi Menyelesaikan Soal Cerita FPB dan KPK dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.                  Hasil belajar  berdasarkan hasil tes belajar secara tertulis setelah menerapkan pendekatan pemecahan masalah, rata-rata hasil belajar siswa meningkat.
2.                  Siswa dalam menyelesaikan soal sudah cukup sistematis dan kreatif .
3.                  Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada saat pengelolaan  pembelajaran dan aktivitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran berada pada kualifikasi cukup baik .
B.Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1.                  Penarapan pembelajaran pendekatan pemecahan masalah hendaknya ditunjang dengan buku-buku yang dijadikan sumber dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang menyangkut dengan materi prasyarat atau penunjang sehingga proses pmbelajaran dapat berlangsung lebih baik dan bermakna.
2.                  Kepada siswa hendaknya tidak mudah menyerah dan selalu berusaha setiap menemui soal atau tugas yang sulit
3.                  Kepada guru yang mengalami kesulitan yang sama dalam menyajikan materi tentang soal cerita diharapkan dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah sebagi alternatif.
4.                  Kepada kepala sekolah dan pengawas selalu membina dan membimbing guru dapat bekerja sama dengan guru serta memberikan masukakan agar guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika ( menyelesaikan soal cerita )







DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Solichin. 2004. Pembelajaran Pemecahan Masalah matematika. Fasilitator IV, Jakarta

Hasan, Chalijah. 1994. Perencanaan Pengajaran. Al- Ikhlas, Surabaya.

Hairiah. 2007. Implementasi Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Bantuan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Luas Bangun Datar Pada Siswa Kelas V SDN Sungai Lulut I Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar TahunPelajaran 2006/ 2007. Skripsi Program S-I PGSD Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak diterbitkan

Karso, dkk. 1993. Dasar-Dasar Mipa. Universitas Terbuka. Depdikbud, Jakarta.

Muhamad, Abu Bakar. 1981. Pedoman Pendidikan Dan Pengantar  Pendidikan.                                            Usaha Nasional, Surabaya.

Marsam,Leonardo D dkk. 1983. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Karya Utama,  Surabaya

Permatasari, Nina.Nur Rachmah, Dwi. 2005. Psikologi Belajar Anak Sekolah Dasar.  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak diterbitkan.

Prayitno, Edi.  2003. Penulisan Karya Ilmiah Dan penelitian Tindakan Kelas, Diknas, Jakarta.

Slamento. 1987. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineke Cipta  Salatiga

Sudjana, Nana .2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya, Bandung

Suhud, Abdul. 2006. Meningkatkan Hasil belajar Perkalian Siswa Kelas 3 SDN Pulau Sawangi I Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala Melalui Tehnik Permainan. Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Lembaga Penelitian Universita Lambung Mangkurat. Tidak diterbitkan.

Suwarsih,Eka .2007. Meningkatkan Partisipasi Dan Hasil Belajar Konsep menghitung Volume Tabung Dan Volume Balok Pada Siswa Kelas V SDN LandasanUlin Barat I Dengan Menggunakan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD. Laporan Penelitiaan Tindakan Kelas. Program SI PGSD UPBJJ Universitas Terbuka Banjarmasin PokJar Banjarbaru. Tidak diterbitkan

Sunarno. 2007. Pemecahan Masalah Pembelajaran Matematika SD. Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak diterbitkan.

Usman, Uzer. 2003. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya, Bandung

Wibawa, Basuki.  2003. Penelitian Tindakan Kelas. Departeman Pendidikan    Nasional,   Jakarta.

 Winataputra,Udin S, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka,  Jakarta






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar