BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Pendidikan No. 2 tahun 1989
peneliti berkewajiban untuk mencerdaskan bangsa. Apalagi dengan adanya
peraturan baru tentang otonomi daerah peneliti harus mendidik dan mengajar
siswa dengan lebih bertanggungjawab dan harus
mencapai hasil belajar yang maksimal dan
memuaskan.
Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (PP
No.19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat (1))
Pembelajaran sebagai suatu sistem
lingkungan belajar yang terdiri dari komponen tujuan, bahan, strategi, alat
pelajaran, siswa dan guru. Komponen tersebut harus menjadi pertimbangan dalam
memilih dan menggunakan strategi atau metode belajar mengajar.
Horgen (1984), bahwa perilaku sebagai akibat belajar itu
disebabkan karena latihan atau pengalaman. Dalam mencapai tingkat keberhasilan yang optimal dalam pembelajaran sangat
dibutuhkan penerapan metode yang bervariasi. Hal ini didasarkan oleh tingkat
kematangan siswa secara individual berbeda-beda dan juga tujuan.
Pemilihan pendekatan inkuiri dan
metode pembelajaran eksperimen dan demonstrasi diharapkan membantu siswa
mencapai keberhasilan proses pembelajaran dan menjadikan pembelajaran lebih
bermakna. Namun, kenyataan di lapangan masih banyak guru yang menggunakan pola
mengajar yang tradisional yaitu hanya mengajar menggunakan metode ceramah dan
bersifat satu arah (guru bicara, siswa mendengar) (Susanto, 2006).
Komponen utama dalam proses pembelajaran adalah guru dan
siswa. Dilihat dari komponen guru, agar proses pembelajaran berhasil, guru
harus dapat membimbing siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengembangkan
pengetahuannya sesuai dengan struktur pengetahuan mata pelajaran yang
dipelajarinya. Dilihat dari komponen
siswa, keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh konsep-konsep yang relevan
yang telah dimiliki siswa pada (sebelum) mempelajari materi tertentu. Konsep-konsep
baru akan sulit dipahami, bila konsep-konsep yang relevan belum dimiliki siswa.
Berdasarkan pengalaman mengajar pada pokok bahasan ini, siswa kelas V SD Negeri Hukai
Kecamatan Juai Kabupaten Balangan, hasil
belajar siswa mata pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2015/2016 pada Konsep Tuas 60% masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan rata-rata kelas
58,0. Dari 23 orang siswa, hanya 16 orang yang dinyatakan tuntas. KKM mata
pelajaran IPA adalah ≥ 65.
Dari hasil pembelajaran yang telah
dilakukan selama ini ternyata terungkap beberapa permasalahan yang terjadi
yaitu :
a. Rendahnya pemahaman dan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPA (Sains).
b. Siswa kurang aktif
mengikuti pembelajaran
c. Metode dan teknik
yang kurang tepat sehingga kurang
menarik bagi siswa.
Seiring dengan teori Horgen dan
pendapat Susanto untuk memilih metode sangatlah tepat dengan keinginan
peneliti. Oleh karena itu untuk memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, maka penulis mencoba melaksanakan perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA (Sain) terhadap Konsep Tuas
menggunakan Metode Demonstrasi dan Eksperimen, dimana siswa dapat
meragakan langsung dan dengan melakukan percobaan siswa dapat mengemukakan
hasil analisisnya serta mendapat pengalaman sendiri. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan
lebih bermakna bagi siswa. proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru.
Sehingga konsep yang dipelajari lebih bermakna, dan memberi kesempatan kepada
siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuannya, menemukan, bekerja dalam
kelompok, serta melakukan refleksi. Dimana diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Dari uraian di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukann penelitian
tindakan dengan judul ” Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Konsep
Tuas Menggunakan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Kelas V SDN Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana aktivitas guru pada
Konsep Tuas menggunakan metode Demonstrasi dan Eksperimen di kelas V SD
Negeri Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan ?
2.
Bagaimana aktivitas siswa pada Konsep Tuas menggunakan
Metode Demonstrasi dan Eksperimen di Kelas V SD Negeri Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan ?
3.
Apakah hasil belajar siswa pada Konsep Tuas menggunakan
Metode Demonstrasi dan Eksperimen di kelas V SD Negeri Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan lebih baik ?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan aktivitas
Guru pada konsep tuas dengan dengan metode pembelajaran demonstrasi dan
eksperimen di Kelas V SD Negeri Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan.
2.
Mendeskripsikan aktivitas siswa pada konsep tuas dengan metode pembelajaran
demonstrasi dan eksperimen di Kelas V
SD Negeri Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan.
3. Meningkatkan hasil belajar
pada konsep tuas dengan metode pembelajaran demonstrasi dan eksperimen di Kelas V SD Negeri Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan.
D. Rencana Pemecahan Masalah
Berdasarkan pengalaman mengajar pada
pokok bahasan ini, siswa kelas V SD Negeri
Hukai Kecamatan Juai Kabupaten
Balangan, hasil belajar siswa mata pelajaran
IPA Tahun Pelajaran 2015/2016 pada
Konsep Tuas 60% masih di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dan rata-rata kelas 58,0. Dari 23 orang siswa,
hanya 16 orang yang dinyatakan tuntas. KKM mata pelajaran IPA adalah ≥ 65. Oleh karena itu untuk memberikan pengalaman baru
bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, maka penulis mencoba melaksanakan
perbaikan pembelajaran mata pelajaran
IPA (Sain) terhadap Konsep Tuas menggunakan
Metode Demonstrasi dan
Eksperimen, dimana siswa dapat meragakan langsung dan dengan melakukan
percobaan siswa dapat mengemukakan hasil analisisnya serta mendapat pengalaman
sendiri. Dengan konsep itu, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan dari guru. Sehingga konsep yang dipelajari lebih bermakna,
dan memberi kesempatan kepada siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuannya,
menemukan, bekerja dalam kelompok, serta melakukan refleksi. Dimana diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
berguna :
1.
Bagi Siswa
Dengan demonstrasi dan eksperimen dapat
memberikan pengalaman baru dalam penelitian sederhana dan meningkatkan
kepercayaan diri bagi siswa.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan
masukan dalam peningkatan hasil belajar
siswa pada konsep dasar IPA dalam memilih upaya strategi pembelajaran yang
efektif untuk dijadikan solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang
dihadapi.
3. Bagi Kepala Sekolah
Memberikan
sumbangan pikiran bagi kepala Sekolah SDN Hukai Kecamatan Juai Kabupaten
Balangan dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa dan perbaikan proses
belajar mengajar secara bertahap dan berkelanjutan di sekolah melalui metode
demonstrasi dan eksperimen.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian
Hasil Belajar
Masalah belajar adalah masalah
bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan
sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan.Jadi hasil
belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha
menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk
rapott dalam satu semester.
Untuk mengetahui perkembangan
sampai dimana hasil yang telah dicapai seseorang dalam belajar, maka harus
evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicpai maka harus ada kriteria (
patokan ) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat
diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap
keberhasilan siswa menurut W. Winkel (
dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82 ) adalah keberhasilan yang
dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan
dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad ( dalam
buku, Interaksi Belajar Mengajar, Bandung : Jemmars, 1980:25 ) Hasil belajar
siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan
tersebut ialah untuk memperoleh suatu indeks dalam menentukan keberhasilan
siswa.
Dari definisi di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai
siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang latakan bahwa suatu proses belajar dapat
dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran khususnya dapat
dicapai.
Untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada
setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa.Penilaian formatif ini utuk
mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang
ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah utnuk memberikan umpan balik pada
guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program
remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah suatu proses belajar
mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memeuhi tujuan pembelajaran
khusus dari bahan tersebut.
2. Faktor-Faktor
Mempengaruhi Belajar
Manusia
memperoleh sebagian besar kemampuannya
melalui belajar. Belajar
adalah suatu peristiwa
yang terjadi didalam
kondisi – kondisi tertentu yang
dapat diamati, diubah
dan dikontrol. Kemampuan manusia
yang dikembangkan melalui
belajar yaitu: keterampilan
intelektual, informasi verbal,
strategi kognitif, keterampilan
motorik, dan sikap.
Untuk mencapai
hasil belajar siswa
sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan
beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar
antara lain: Faktor
yang terdapat dalam
diri siswa (Faktor
intern), dan faktor yang
mempengruhi dari luar
diri siswa (Faktor
Ekstern). Faktor-faktor yang
berasal dari dalam
diri anak bersifat
biologis sedangkan factor
yang berasal dari
luar diri anak
antara lain adalah
faktor keluarga, sekolah,
lingkungan masyarakat dan sebagainya.
a)
Faktor Internal
Faktor internal adalah
faktor yang timbul
dari dalam diri
anak itu sendiri, adapun yang
dapat digolongkan ke
dalam faktor intern
yaitu
kecerdasan/intelegensi, bakat, minat
dan motivasi. M. Dalyono (1997;56) secara tegas mengatakan
bahwa seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan
hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang inteleginsinya rendah,
cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi
belajarnya pun rendah.
b)
Faktor Eksternal
Faktor eksternal
adalah faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi hasil
belajar yang sifatnya
di luar diri siswa,
yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga,
lingkungan sekitar dan
sebagainya. Pengaruh lingkungan
ini pada umumnya
bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan
kepada anak.
Sudah
umum diketahui bahwa yang menentukan hasil belajar seseorang, selain factor
individu juga factor lingkungan, lebih-lebih lingkungan belajar.Sebab, individu
secara sadar ataukah tidak, senantiasa tersosialisasi oleh lingkungannya.
c)
Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pembelajaran.
3.
Metode
Demonstrasi dan Eksperimen
a.
Metode Demonstrasi
Menutut E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), Metode
demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas
suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya atau
bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau
instrumen tertentu kepada siswa.
Menurut Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan
Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008),. 76. Kelebihan
metode demonstrasi adalah:
a.
Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik
berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
b.
Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa
yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak
didik kepada masalah lain.
c.
Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam
mengikuti proses belajar.
d.
Dapat menambah pengalaman anak didik.
e.
Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi
yang di sampaikan.
f.
Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih
jelas dan kongkrit.
g.
Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran
setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung. (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode demonstrasi adalah:
a. Memerlukan
waktu yang cukup banyak
b. Apabila
terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi
kurang efesien.
c. Memerlukan biaya yang cukup mahal,
terutama untuk membeli
bahan-bahannya.
d.
Memerlukan
tenaga yang tidak sedikit
e. Apabila siswa tidak aktif maka metode
demonstran menjadi tidak efektif.
Menurut E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional…,.
108 dalam
penerapan metode demonstrasi adalah:
a.
Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
1)
Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir.
2)
Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan di laksanakan.
3)
Memperhitungkan waktu yang di butuhkan.
4)
Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi
diri apakah :
a)
Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas
oleh siswa
b)
Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan
pada posisi yang baik, hingga semua
siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
c)
Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu
5) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
b. Pelaksanaannya:
Hal-hal yang di lakukan adalah :
a. Memeriksa hal-hal
tersebut di atas untuk kesekian kalinya
b. Melakukan
demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
c. Mengingat
pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran
d. Memperhatikan
kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
e. Memberikan
kesempatan pada siswa untuk aktif
f.
Menghindari ketegangan
g. Evaluasi :
dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,
mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah.
2. Metode Eksperimen
Menurut Ibid.,110.
Metode eksperimen adalah
cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa
dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu
hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Ahmad
Sabri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), mendefinisikan
metode eksperimen adalah ”metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama
mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau
akibat dari sesuatu aksi”.
Perbedaan metode
demonstrasi dengan metode eksperiman adalah siapa yang melakukannya. Pada
metode demonstrasi yang melakukan kegiatan terutama adalah guru, tetapi pada
metode eksperimen yang melakukan kegiatan terutama adalah siswa.
Djamarah, Bahri, Syaiful, guru dan anak didik
dalam interaksi edukatif, Jakarta : PT (Rineka Cipta, 2000). Kedua
metode ini seringkali digabungkan bersama-sama, yaitu setelah guru mengadakan
demonstrasi di depan kelas, maka setelah itu giliran siswa sendiri yang
melakukan demonstrasi tersebut.
Hal-hal yang Perlu di
perhatikan dalam melakukan Metode Eksperimen:
a.
Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di
butuhkan.
b.
Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan
eksperimen
c.
Sebelum di laksanakan eksperimen siswa terlebih
dahulu di berikan penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya
d.
Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu
melakukan percobaan yang telah di rencanakan bila hasilnya belum memuaskan
dapat di ulangi lagi untuk membuktikn kebenaranya
e.
Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil
percobaanya secara tertulis. E. Mulyasa, Menjadi
Guru….110.
Kelebihan metode eksperimen
a.
Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan
sendiri sebuah permasalahan
b.
Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik
Kekurangannya metode eksperimen
a. Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini
b. Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik
hasilnya.
Langkah-langkah metode eksperimen
a. Menerangkan metode eksperimen
b. Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikasi untuk di
angkat
c. Sebelum guru menetapkan alat yang di perlukan langkah-langkah apa
saja yang harus di catatdan variebel-variebel apa yang harus di control
d. Setelah eksperimen di lakukan guru harus mengumpulkan laporan,
memproses kegiatan, dan mengadakan
tes untuk menguji pemahaman murid.
3.
Gabungan Metode Demonstrasi dan
Eksperimen
Metode demonstrasi dan
eksperimen ialah suatu upaya atau praktek dengan menggunakan peragaan yang
ditujukan pada siswa dengan tujuan agar semua siswa lebih mudah dalam memahami
dan mempraktekan apa yang telah diperolehnya dan dapat belajar mengalami suatu
proses dan menganalisa proses tersebut.
Menurut
Ahmad Sabri, Strategi Belajar…,.61. Metode Demonstrasi dan Eksperimen ini cocok digunakan
apabila:
a. Untuk memberikan
latihan keterampilan tertetu pada siswa.
b. Untuk memudahkan
penjelasan yang di berikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat terampil
dan melakukannya.
c. Untuk membantu
siswa dalam memahami sesuatu proses secara cermat dan teliti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Metode
Demonstrasi dan Eksperimen
a.
Lakukan Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam
hal-hal yang bersifat praktis dan urgent dalam masarakat
b.
Arahkan pendemonstrasian dan eksperimen agar
murid-murid mendapatkan pengertian yang jelas, pembentukan sikap serta
kecakapan praktis
c. Usahakan agar semua anak dapat mengikuti demonstrasi dan
eksperimen
d. Berilah pengertian sejelas-jelasmya landasan teori
dari apa yang hendak di demonstrasikan maupun di eksperimenkan.
Kelebihan Metode Demonstrasi dan Eksperimen ini
adalah:
a. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di
Demonstrasikan atau di Eksperienkan
b. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang
kuat dan keterampilan dalam berbuat.
c. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui
eksperimen
d. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena
mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi yang di adakan
atau eksperimen.
Kelemahan Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah:
a. Persiapan dan
pelaksanaannya memakan waktu lama
b. Metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan
yang lengkap sesuai dengan kebutuhan
c. Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang
kemampuanya untuk melaksanakannya
Hasil yang maksimal akan di peroleh kalau kedua metode
ini digabungkan bersama-sama, hanya saja guru harus tetap memperhatikan
kekurangan dan kelebihan metode ini dan juga bahwa metode ini bukan metode yang
sempurna, karena metode ini hanya tepat jika digunakan untuk materi-materi
tertentu saja, sedangkan untuk materi yang lainnya harus menggunakan metode
pembelajaran yang lain agar hasilnya dapat efektif.
4. Aktivitas Siswa
Menurut
Sriyono dalam Rosalia, (2005:2) aktivitas adalah segala kegiata yang
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk
belajar.
Aktivitas
siswa merupakan kegiatn atau prilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar.
Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan
guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain serta tanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan.
B.
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh Romadlon Nur Hidayat (2011) menunjukan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen dengan judul “
Penerapan metode dan eksperimen dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di MI Al- Hikmah Karangrejo Boyolangu Tulung Agung. Dimana nilai rata-rata hasil pada pembelajaran dengan menggunakan metode ini jauh lebih baik dari pada metode lain.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti tertarik untuk menggunakan metode yang sama tapi materi berbeda, Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Al- Hikmah Karangrejo Boyolangu Tulung Agung, pada konsep tuas IPA kelas V.
C.
HipotesisTindakan
Hipotesa dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Jika menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen pada konsep tuas IPA kelas V SDN Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan maka hasil
belajar akan meningkat.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Setting
Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan kelas dilaksanakan
pada waktu pelaksanaan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan pengalaman mengajar pada pokok bahasan
ini, siswa kelas V SD
Negeri Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan, hasil belajar siswa mata pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2015/2016
pada Konsep Tuas 60% masih di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dan rata-rata kelas 58,0. Dari 23 orang siswa, hanya 16 orang yang dinyatakan
tuntas. KKM mata pelajaran IPA adalah ≥ 65.
2. Tempat penelitian
Tindakan
kelas ini dilakukan di kelas V SDN Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan
semester I tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini seluruh siswa kelas
V yang berjumlah 23 orang terdiri atas laki-laki 11 orang dan perempuan 12
orang.
B. Subjek Penelitian
Subjek dari
penelitian ini adalah:
a.
guru sebagai peneliti
b. siswa kelas V SDN Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan yang
berjumlah 23 orang terdiri atas laki-laki 11 orang dan perempuan 12 orang.
C. Rancangan penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan
dalam dua pertemuan. Tiap-tiap siklus dirncnakan secar berkesinambungan,
artinya proses dan hasil siklus 1 akan
ditindaklanjuti dalam siklus 2. Prosedur
penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi :
1. Planning ( perencanaan )
Tahap
perencanaan ini adalah :
1) Menyusun rencana pembelajaran
dan skenario pembelajaran metode demonstrasi dan eksperimen
2) Menyiapkan alat bantu mengajar
dan mengumpulkan data
3) Menyiapkan media yang membantu
dalam kegiatan belajar mengajar
4) Menyusun alat evaluasi
2. Tindakan ( action )
Tahap
tindakan yang dilakukan yaitu :
1) Mengkondisikan kelas ( fisik
dan psikis )
2) Melakukan apersepsi:
mengaitkan pelajaran yang telah lalu dengan pelajaran yang akan disampaikan,
khususnya tentang konsep tuas IPA kelas V
3) Menjelaskan tujuan
pembelajaran
4) Menyampakan materi
5) Guru menjelaskan cara-cara
penggunaan konsep tuas
3.
Observasi ( observing )
Tahap observasi ini dilakukan
1) Tehnik pengumpulan data
a. Peneliti mengamati jalannya
proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalahnya
b. Observer mengamati dan
memberikan penilaian prosesdari awal sampai akhir
2) Alat pengumpul data
a. Tes siklus 1 dilaksanakan
setelah selesai siklus 1 untuk memperoleh data kuantitatif diakhir siklus 1
b. Instumen aktivitas guru,
aktivits siswa
4. Refleksi ( reflecting )
Berdasarkan
dari hasil yang diperoleh dalam tahap observasi, dianalisis pada tahap ini.
Dari hasil analisis tersebut kemudian guru dapat merefleksikan diri untuk tahap
/ siklus berikutnya sehingga hasil belajar siswa benar-benar meningkat. Sedangkan
siklus 2 akan dilaksanakan melalui empat
tahap. Tahap ini meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
observasi dan tahap refleksi. Penelitian siklus 2 akan dilakukan jika penelitian
pada siklus 1 belum berhasil.
Desain
Penelitian
Gambar : Alur
kegiatan dalam siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2006 : 16)
D. Tehnik Pengumpulaan Data
Untuk memperoleh informasi yang valid daan
relibel dari pelaksanaan penelitian tindakan ini, maka perlu data yang lengkap.
Kualitas alat pengumpulan data dan ketepatan alat analisisnya.
1. Jenis data
a) Data kuantitatif berupa niai
tes hasil belajar siswa ini untuk
mengetahui materi konsep tuas
b) Data kualitatif berupa hasil
observasi aktivitas siswa dalam pengelolaan pembelajaran konsep tuas IPA
2. Cara pengumpulan data
a) Data hasil belajar siswa
dikumpulkan dari tes hasil belajar
b) Data aktivitas siswa
dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi rencana pelaksanaan pembelajaran.
c) Data observasi guru
dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
3. Validasi data
Triangulasi
merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
terdebut. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah a) Membandingkan hasil tes dengan hasil
observasi b) Menmbandingkan data yang diperoleh dengan hasil konfirmasi dengan
guru IPA sebagai sumber lain tentang kemampuan akademik yang dimiliki oleh subyek
penelitian pada materi Konsep Tuas
E. Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif yaitu data tentang aktivitas
siswa dan aktivitas guru juga hasil belajar.
Tabel hasil observasi kegiatan guru
Tahap
|
Indikator
|
Pengamatan
|
|
Nilai
|
Deskriptor
|
||
Awal
|
1. Melakukan aktifitas rutin sehari-hari.
2. Menyampaikan tujuan.
3. Menentukan materi dan pentingnya materi.
4. Memotifasi siswa
5. Membangkitkan pengetahuan prasyarat
6. Menyediakan sarana yang di butuhkan
|
|
|
Inti
|
1.
Memperkenalkan pada siswa dengan media demonstrasi dan eksperimen
2.
Membimbing dan mengarahkan siswa agar memahami cara kerja tuas
3.
Menginformasikan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
4.
Memotivasi siswa untuk menginformasikan hasil pemikiran dan memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat eksperimen
5.
Membimbing dan mengarahkan siswa untuk berfikir secara deduktif
|
|
|
Akhir
|
1.
Memberi respon dengan segera terhadap kesulitan belajar siswa
2.
Memberikan tugas rumuah
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
Tabel Hasil kegiatan siswa
Tahap
|
Indikator
|
Pengamatan I
|
Pengamat II
|
||
Nilai
|
Deskriptor
|
Nilai
|
Deskriptor
|
||
Awal
|
1.
Melakukan aktivitas
keseharian
2.
Memperhatikan tujuan
3.
Memperhatikan penjelasan materi dari guru
4.
Keterlibatan dalam pembangkitan pengetahuan prasyarat
|
|
|
|
|
Inti
|
1.
Memperkenalkan pada siswa dengan media demonstrasi dan eksperimen
2.
Keterlibatan siswa untuk
menentukan contoh menggunakan tuas
3.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan yang harus ditugaskan oleh guru
4.
Keterlibatan siswa dalam menginformasikan hasil pemikirannya dan siswa melakukan percobaan
5.
Keterlinatan siswa untuk berfikir
secara deduktif
|
|
|
|
|
Akhir
|
1.
Menanggapi kesulitan belajar
2. Mengakhiri pembelajaran
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Nilai
|
=
|
Jlh Nilai
|
X 100%
|
Indikator x 5
|
Sesuai
taraf keberhasilan yang ditetapkan adalah:
a.
90 % ≤ NR ≤ 100 % : Sangat
baik.
b.
80 % ≤ NR ≤ 90 % : Baik
c.
70 % ≤ NR ≤ 80 % : Cukup
d.
60 % ≤ NR ≤ 70 % : Kurang
e. 0 % ≤ NR ≤ 90 % :
Kurang sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar