PROFILE SDN PUTAT BASIUN

PROFILE SDN PUTAT BASIUN
SDN PUTAT BASIUN

Sabtu, 31 Oktober 2015

PTK METODE DEMONTRASI DAN EKSPREMEN Pada Konsep Tuas

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Pendidikan No. 2 tahun 1989 peneliti berkewajiban untuk mencerdaskan bangsa. Apalagi dengan adanya peraturan baru tentang otonomi daerah peneliti harus mendidik dan mengajar siswa dengan lebih bertanggungjawab dan harus  mencapai hasil belajar yang maksimal dan  memuaskan.
Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian  sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (PP No.19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat (1))
Pembelajaran sebagai suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari komponen tujuan, bahan, strategi, alat pelajaran, siswa dan guru. Komponen tersebut harus menjadi pertimbangan dalam memilih dan menggunakan strategi atau metode belajar mengajar.
Horgen (1984), bahwa perilaku sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan atau pengalaman. Dalam mencapai tingkat keberhasilan yang optimal dalam pembelajaran sangat dibutuhkan penerapan metode yang bervariasi. Hal ini didasarkan oleh tingkat kematangan siswa secara individual berbeda-beda dan juga tujuan.
Pemilihan pendekatan inkuiri dan metode pembelajaran eksperimen dan demonstrasi diharapkan membantu siswa mencapai keberhasilan proses pembelajaran dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Namun, kenyataan di lapangan masih banyak guru yang menggunakan pola mengajar yang tradisional yaitu hanya mengajar menggunakan metode ceramah dan bersifat satu arah (guru bicara, siswa mendengar) (Susanto, 2006).
Komponen utama dalam proses pembelajaran adalah guru dan siswa. Dilihat dari komponen guru, agar proses pembelajaran berhasil, guru harus dapat membimbing siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan struktur pengetahuan mata pelajaran yang dipelajarinya.  Dilihat dari komponen siswa, keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki siswa pada (sebelum) mempelajari materi tertentu. Konsep-konsep baru akan sulit dipahami, bila konsep-konsep yang  relevan belum dimiliki siswa.
Berdasarkan pengalaman mengajar pada pokok bahasan ini, siswa kelas V SD Negeri  Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan, hasil belajar siswa  mata pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2015/2016 pada  Konsep Tuas 60% masih di bawah Kriteria  Ketuntasan Minimal (KKM) dan rata-rata kelas 58,0. Dari 23 orang siswa, hanya 16 orang yang dinyatakan tuntas. KKM mata pelajaran IPA adalah 65.
Dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan selama ini ternyata terungkap beberapa permasalahan yang terjadi yaitu :
a.    Rendahnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPA (Sains).
b.    Siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran
c.    Metode dan teknik yang kurang tepat sehingga  kurang menarik bagi siswa.
Seiring dengan teori Horgen dan pendapat Susanto untuk memilih metode sangatlah tepat dengan keinginan peneliti. Oleh karena itu untuk memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, maka penulis mencoba melaksanakan perbaikan pembelajaran  mata pelajaran IPA (Sain) terhadap Konsep Tuas menggunakan  Metode Demonstrasi dan Eksperimen, dimana siswa dapat meragakan langsung dan dengan melakukan percobaan siswa dapat mengemukakan hasil analisisnya serta mendapat pengalaman sendiri. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru. Sehingga konsep yang dipelajari lebih bermakna, dan memberi kesempatan kepada siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuannya, menemukan, bekerja dalam kelompok, serta melakukan refleksi. Dimana diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukann  penelitian tindakan  dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Tuas Menggunakan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Kelas V SDN Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan”.






B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 
1.      Bagaimana aktivitas guru pada Konsep Tuas menggunakan metode Demonstrasi dan Eksperimen di kelas V SD Negeri  Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan ?
2.      Bagaimana aktivitas siswa pada Konsep Tuas menggunakan Metode Demonstrasi dan Eksperimen di Kelas V SD Negeri  Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan ?
3.      Apakah hasil belajar siswa pada Konsep Tuas menggunakan Metode Demonstrasi dan Eksperimen di kelas V SD Negeri  Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan lebih baik ?

C.   Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sebagai berikut.
1.      Mendeskripsikan aktivitas Guru pada konsep tuas dengan dengan metode pembelajaran demonstrasi dan eksperimen di Kelas V SD Negeri  Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan.
2.      Mendeskripsikan aktivitas siswa pada konsep tuas dengan metode pembelajaran demonstrasi dan eksperimen di Kelas V SD Negeri  Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan.
3.      Meningkatkan hasil belajar pada konsep tuas dengan metode pembelajaran demonstrasi dan eksperimen di Kelas V SD Negeri  Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan.

D.   Rencana Pemecahan Masalah
Berdasarkan pengalaman mengajar pada pokok bahasan ini, siswa kelas V SD Negeri  Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan, hasil belajar siswa  mata pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2015/2016 pada  Konsep Tuas 60% masih di bawah Kriteria  Ketuntasan Minimal (KKM) dan rata-rata kelas 58,0. Dari 23 orang siswa, hanya 16 orang yang dinyatakan tuntas. KKM mata pelajaran IPA adalah 65. Oleh karena itu untuk memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, maka penulis mencoba melaksanakan perbaikan pembelajaran  mata pelajaran IPA (Sain) terhadap Konsep Tuas menggunakan  Metode Demonstrasi dan Eksperimen, dimana siswa dapat meragakan langsung dan dengan melakukan percobaan siswa dapat mengemukakan hasil analisisnya serta mendapat pengalaman sendiri. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru. Sehingga konsep yang dipelajari lebih bermakna, dan memberi kesempatan kepada siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuannya, menemukan, bekerja dalam kelompok, serta melakukan refleksi. Dimana diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.





E.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna :
1.     Bagi  Siswa
     Dengan demonstrasi dan eksperimen dapat memberikan pengalaman baru dalam penelitian sederhana dan meningkatkan kepercayaan diri bagi siswa.
2.  Bagi Guru
Sebagai bahan masukan  dalam peningkatan hasil belajar siswa pada konsep dasar IPA dalam memilih upaya strategi pembelajaran yang efektif untuk dijadikan solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
3.     Bagi Kepala Sekolah

Memberikan sumbangan pikiran bagi kepala Sekolah SDN Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa dan perbaikan proses belajar mengajar secara bertahap dan berkelanjutan di sekolah melalui metode demonstrasi dan eksperimen.
BAB II
LANDASAN TEORI

A.  Kajian  Teori
1.      Pengertian Hasil Belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan.Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk rapott dalam satu semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai dimana hasil yang telah dicapai seseorang dalam belajar, maka harus evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicpai maka harus ada kriteria ( patokan ) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan siswa menurut W. Winkel (  dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82 ) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad ( dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, Bandung : Jemmars, 1980:25 ) Hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indeks dalam menentukan keberhasilan siswa.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang latakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa.Penilaian formatif ini utuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah utnuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memeuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
2.       Faktor-Faktor Mempengaruhi Belajar
Manusia  memperoleh  sebagian besar  kemampuannya  melalui  belajar.  Belajar  adalah  suatu  peristiwa  yang  terjadi  didalam  kondisi – kondisi  tertentu  yang  dapat  diamati,  diubah  dan  dikontrol. Kemampuan  manusia  yang  dikembangkan  melalui  belajar  yaitu:  keterampilan  intelektual,  informasi  verbal,  strategi  kognitif,  keterampilan  motorik,  dan  sikap.
Untuk  mencapai  hasil  belajar  siswa  sebagaimana  yang  diharapkan,  maka  perlu  diperhatikan  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  hasil  belajar  antara  lain:  Faktor  yang  terdapat  dalam  diri  siswa  (Faktor  intern),  dan faktor  yang  mempengruhi  dari  luar  diri  siswa  (Faktor  Ekstern).  Faktor-faktor  yang  berasal  dari  dalam  diri  anak  bersifat  biologis  sedangkan  factor  yang  berasal  dari  luar  diri  anak  antara  lain  adalah  faktor  keluarga,  sekolah,  lingkungan masyarakat  dan  sebagainya.
a)        Faktor  Internal
Faktor  internal  adalah  faktor  yang  timbul  dari  dalam  diri  anak   itu  sendiri, adapun  yang  dapat  digolongkan  ke  dalam  faktor  intern  yaitu  kecerdasan/intelegensi,  bakat,  minat  dan  motivasi.  M. Dalyono (1997;56) secara tegas mengatakan bahwa seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang inteleginsinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah.
b)        Faktor  Eksternal
Faktor  eksternal  adalah  faktor-faktor  yang  dapat  mempengaruhi  hasil  belajar  yang  sifatnya  di luar  diri  siswa,  yaitu  beberapa  pengalaman-pengalaman, keadaan  keluarga,  lingkungan  sekitar  dan  sebagainya.  Pengaruh  lingkungan  ini  pada  umumnya  bersifat  positif  dan  tidak  memberikan  paksaan  kepada  anak.
Sudah umum diketahui bahwa yang menentukan hasil belajar seseorang, selain factor individu juga factor lingkungan, lebih-lebih lingkungan belajar.Sebab, individu secara sadar ataukah tidak, senantiasa tersosialisasi oleh lingkungannya.
c)      Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
3.      Metode Demonstrasi dan Eksperimen
a.       Metode Demonstrasi
Menutut E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya atau bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau instrumen tertentu kepada siswa.
Menurut Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008),. 76. Kelebihan metode demonstrasi adalah:
a.       Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
b.      Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
c.       Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
d.      Dapat menambah pengalaman anak didik.
e.       Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.
f.        Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
g.       Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan  secara langsung. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

      
Kelemahan metode demonstrasi adalah:
a.   Memerlukan waktu yang cukup banyak
b.   Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi                                
       kurang efesien.
c.       Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli
        bahan-bahannya.
d.      Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
e.       Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.
       Menurut  E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional…,. 108 dalam   penerapan metode demonstrasi adalah:
a.       Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
1)      Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir.
2)      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan.
3)      Memperhitungkan waktu yang di butuhkan.
4)      Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah :
a)      Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa
b)      Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua  siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
c)      Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu
5)      Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
b.      Pelaksanaannya:
Hal-hal yang di lakukan adalah :
a.       Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
b.      Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
c.       Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran
d.      Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
e.       Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
f.        Menghindari ketegangan
g.       Evaluasi : dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah.

2.   Metode Eksperimen
Menurut Ibid.,110. Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), mendefinisikan metode eksperimen adalah ”metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi”.
Perbedaan metode demonstrasi dengan metode eksperiman adalah siapa yang melakukannya. Pada metode demonstrasi yang melakukan kegiatan terutama adalah guru, tetapi pada metode eksperimen yang melakukan kegiatan terutama adalah siswa.
Djamarah, Bahri, Syaiful, guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Jakarta : PT (Rineka Cipta, 2000). Kedua metode ini seringkali digabungkan bersama-sama, yaitu setelah guru mengadakan demonstrasi di depan kelas, maka setelah itu giliran siswa sendiri yang melakukan demonstrasi tersebut.
Hal-hal yang Perlu di perhatikan dalam melakukan Metode Eksperimen:
a.       Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di butuhkan.
b.      Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen
c.       Sebelum di laksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu di berikan penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya
d.      Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah di rencanakan bila hasilnya belum memuaskan dapat di ulangi lagi untuk membuktikn kebenaranya
e.       Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil percobaanya secara tertulis.  E. Mulyasa, Menjadi Guru….110.

Kelebihan metode eksperimen
a.       Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan
b.      Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik
      Kekurangannya metode eksperimen
a.   Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini
b.   Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.
      Langkah-langkah metode eksperimen
a.   Menerangkan metode eksperimen
b.   Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikasi untuk di angkat
c.   Sebelum guru menetapkan alat yang di perlukan langkah-langkah apa saja yang harus di catatdan variebel-variebel apa yang harus di control
d.   Setelah eksperimen di lakukan guru harus mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman murid.
3.   Gabungan Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi dan eksperimen ialah suatu upaya atau praktek dengan menggunakan peragaan yang ditujukan pada siswa dengan tujuan agar semua siswa lebih mudah dalam memahami dan mempraktekan apa yang telah diperolehnya dan dapat belajar mengalami suatu proses dan menganalisa proses tersebut.
Menurut Ahmad Sabri, Strategi Belajar…,.61. Metode Demonstrasi dan Eksperimen ini cocok digunakan apabila:
a.       Untuk memberikan latihan keterampilan tertetu pada siswa.
b.      Untuk memudahkan penjelasan yang di berikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat terampil dan melakukannya.
c.       Untuk membantu siswa dalam memahami sesuatu proses secara cermat dan teliti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Metode Demonstrasi dan Eksperimen
a.       Lakukan Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgent dalam masarakat
b.      Arahkan pendemonstrasian dan eksperimen agar murid-murid mendapatkan pengertian yang jelas, pembentukan sikap serta kecakapan praktis
c.   Usahakan agar semua anak dapat mengikuti demonstrasi dan eksperimen
d.   Berilah pengertian sejelas-jelasmya landasan teori dari apa yang hendak di demonstrasikan maupun di eksperimenkan.
Kelebihan Metode Demonstrasi dan Eksperimen ini adalah:
a.   Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di Demonstrasikan atau di Eksperienkan
b.   Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat.
c.   Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen
d.   Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi yang di adakan atau eksperimen.
Kelemahan Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah:
a.   Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu lama
b.   Metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan
c. Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuanya  untuk melaksanakannya
Hasil yang maksimal akan di peroleh kalau kedua metode ini digabungkan bersama-sama, hanya saja guru harus tetap memperhatikan kekurangan dan kelebihan metode ini dan juga bahwa metode ini bukan metode yang sempurna, karena metode ini hanya tepat jika digunakan untuk materi-materi tertentu saja, sedangkan untuk materi yang lainnya harus menggunakan metode pembelajaran yang lain agar hasilnya dapat efektif.
4.      Aktivitas Siswa
Menurut Sriyono dalam Rosalia, (2005:2) aktivitas adalah segala kegiata yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Aktivitas siswa merupakan kegiatn atau prilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

B.     Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh Romadlon Nur Hidayat (2011) menunjukan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen dengan judul “ Penerapan metode dan eksperimen dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di MI Al- Hikmah Karangrejo Boyolangu Tulung Agung. Dimana nilai rata-rata hasil pada pembelajaran dengan menggunakan metode ini jauh lebih baik dari pada metode lain.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti tertarik untuk menggunakan metode yang sama tapi materi berbeda, Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Al- Hikmah Karangrejo Boyolangu Tulung Agung, pada konsep tuas IPA kelas V.

C.       HipotesisTindakan
Hipotesa dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Jika menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen pada konsep tuas IPA kelas V SDN Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan maka hasil belajar akan meningkat.


BAB III
METODE PENELITIAN
A.     Setting Penelitian
1.      Waktu Penelitian
       Penelitian Tindakan kelas dilaksanakan pada waktu pelaksanaan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan pengalaman mengajar pada pokok bahasan ini, siswa kelas V SD Negeri  Hukai Kecamatan Juai  Kabupaten Balangan, hasil belajar siswa  mata pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2015/2016 pada  Konsep Tuas 60% masih di bawah Kriteria  Ketuntasan Minimal (KKM) dan rata-rata kelas 58,0. Dari 23 orang siswa, hanya 16 orang yang dinyatakan tuntas. KKM mata pelajaran IPA adalah ≥ 65.
2.      Tempat penelitian
Tindakan kelas ini dilakukan di kelas V SDN Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan semester I tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini seluruh siswa kelas V yang berjumlah 23 orang terdiri atas laki-laki 11 orang dan perempuan 12 orang.
B.     Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah:
a.         guru sebagai peneliti
b.    siswa kelas V SDN  Hukai Kecamatan Juai Kabupaten Balangan yang berjumlah 23 orang terdiri atas laki-laki 11 orang dan perempuan 12 orang.
C.     Rancangan penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan. Tiap-tiap siklus dirncnakan secar berkesinambungan, artinya proses dan hasil siklus 1  akan ditindaklanjuti  dalam siklus 2. Prosedur penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi :
1.      Planning ( perencanaan )
Tahap perencanaan ini adalah :
1)      Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran metode demonstrasi dan eksperimen
2)      Menyiapkan alat bantu mengajar dan mengumpulkan data
3)      Menyiapkan media yang membantu dalam kegiatan belajar mengajar
4)      Menyusun alat evaluasi

2.      Tindakan ( action )
Tahap tindakan yang dilakukan yaitu :
1)      Mengkondisikan kelas ( fisik dan psikis )
2)      Melakukan apersepsi: mengaitkan pelajaran yang telah lalu dengan pelajaran yang akan disampaikan, khususnya tentang konsep tuas IPA kelas V
3)      Menjelaskan tujuan pembelajaran
4)      Menyampakan materi
5)      Guru menjelaskan cara-cara penggunaan konsep tuas

3.        Observasi ( observing )
Tahap observasi ini dilakukan
1)      Tehnik pengumpulan data
a.       Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalahnya
b.      Observer mengamati dan memberikan penilaian prosesdari awal sampai akhir
2)      Alat pengumpul data
a.       Tes siklus 1 dilaksanakan setelah selesai siklus 1 untuk memperoleh data kuantitatif diakhir siklus 1
b.      Instumen aktivitas guru, aktivits siswa

4.      Refleksi ( reflecting )
Berdasarkan dari hasil yang diperoleh dalam tahap observasi, dianalisis pada tahap ini. Dari hasil analisis tersebut kemudian guru dapat merefleksikan diri untuk tahap / siklus berikutnya sehingga hasil belajar siswa benar-benar meningkat. Sedangkan  siklus 2 akan dilaksanakan melalui empat tahap. Tahap ini meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Penelitian siklus 2 akan dilakukan jika penelitian pada siklus 1 belum berhasil.









Desain Penelitian
 












Gambar  : Alur kegiatan dalam siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2006 : 16)


D.     Tehnik Pengumpulaan Data
Untuk memperoleh informasi yang valid daan relibel dari pelaksanaan penelitian tindakan ini, maka perlu data yang lengkap. Kualitas alat pengumpulan data dan ketepatan alat analisisnya.
1.      Jenis data
a)      Data kuantitatif berupa niai tes hasil belajar  siswa ini untuk mengetahui materi konsep tuas
b)      Data kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa dalam pengelolaan pembelajaran konsep tuas  IPA
2.      Cara pengumpulan data
a)      Data hasil belajar siswa dikumpulkan dari tes hasil belajar
b)      Data aktivitas siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi rencana pelaksanaan pembelajaran.
c)      Data observasi guru dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran.
3.      Validasi data
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data terdebut. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah     a) Membandingkan hasil tes dengan hasil observasi b) Menmbandingkan data yang diperoleh dengan hasil konfirmasi dengan guru IPA sebagai sumber lain tentang kemampuan akademik yang dimiliki oleh subyek penelitian pada materi Konsep Tuas

E.      Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah secara kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru juga hasil belajar.






Tabel  hasil observasi kegiatan guru
Tahap
Indikator
Pengamatan
Nilai
Deskriptor
Awal
1. Melakukan aktifitas rutin sehari-hari.
2. Menyampaikan tujuan.
3. Menentukan materi dan pentingnya materi.
4. Memotifasi siswa
5. Membangkitkan pengetahuan prasyarat
6. Menyediakan sarana yang di butuhkan


Inti
1. Memperkenalkan pada siswa dengan media demonstrasi dan eksperimen
2. Membimbing dan mengarahkan siswa agar memahami  cara kerja tuas  
3. Menginformasikan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa 
4. Memotivasi siswa untuk menginformasikan hasil pemikiran  dan memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat eksperimen
5. Membimbing dan mengarahkan siswa untuk berfikir secara deduktif


Akhir
1. Memberi respon dengan segera terhadap kesulitan belajar siswa
2. Memberikan tugas rumuah



Jumlah





Tabel Hasil kegiatan siswa
Tahap
Indikator
Pengamatan I
Pengamat II
Nilai
Deskriptor
Nilai
Deskriptor
Awal
1. Melakukan aktivitas keseharian
2. Memperhatikan tujuan
3. Memperhatikan penjelasan materi dari guru
4. Keterlibatan dalam pembangkitan pengetahuan prasyarat




Inti
1. Memperkenalkan pada siswa dengan media demonstrasi dan eksperimen
2. Keterlibatan  siswa untuk menentukan  contoh menggunakan tuas  
3. Keterlibatan siswa dalam kegiatan yang harus ditugaskan oleh guru
4. Keterlibatan siswa dalam menginformasikan hasil pemikirannya  dan  siswa melakukan percobaan
5. Keterlinatan siswa untuk berfikir secara deduktif




Akhir
1. Menanggapi kesulitan belajar
2. Mengakhiri pembelajaran





Jumlah





Nilai
=
Jlh Nilai
X 100%
Indikator x 5

Sesuai taraf keberhasilan yang ditetapkan adalah:
a. 90 % ≤ NR ≤ 100 %            : Sangat baik.
b. 80 % ≤ NR ≤ 90 %              : Baik
c. 70 % ≤ NR ≤ 80 %              : Cukup
d. 60 % ≤ NR ≤ 70 %              : Kurang
     e. 0 % ≤ NR ≤ 90 %                : Kurang sekali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar