BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Pendidikanbermaksudmembantusiswauntukmenumbuhkembangkanpotensi-potensikemanusiaanya.
Pendidikanmerupakankegiataninteraksi. Dalamkegiataninteraksipendidikatau guru
bertindakmendidiksiswa(Dimyati dan
Mudjiono, 2006:5).
Tindakanmendidikbertujuanpadaperkembangansiswamenjadimandiri.
Pendidikansebagaiwahanadansarana paling
efektifdalamrangkapengembangankualitasSumberDayaManusia (SDM) yang berkualitasdanmemilikiskill.
Berdasarkankurikulum
2006 salahsatutujuandaripembelajaran IPA di SD/MI adalah agar siswamemilikikemampuanmengembangkanketerampilan
proses untukmenyelidikialamsekitar, memecahkanmasalahdanmembuatkeputusan.
Olehkarenaitupembelajaran IPA di SD
menekankanpadapemberianpengalamanlangsungmelaluipenggunaandanpengembanganketerampilan
proses dansikapilmiah.
Pembelajaran IPA
padapelaksanaannyaharuslahdiupayakandalamkondisipembelajaran yang
kondusifdalamartipembelajaranituharusbersifataktif, kreatif, efektif, inovatif,
danmenyenangkan. Olehkarenaitufungsi guru
dalampembelajaranharusdapatmemberikanwarnaterhadap proses
pembelajarandandapatmenciptakansuasanakelas yang kondusif,
sehinggatujuanpembelajarandapattercapaidengan optimal.Kenyataannyasalahsatumasalah
yang dihadapiduniapendidikanadalahmasalahlemahnya proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran, siswakurangdidoronguntukmengembangkankemampuanberpikir dan bergerak aktif secara fisik serta memanfaatkan
indera yang dimiliki siswa.
Berdasarkandata hasilbelajarsiswakelas V
SDN Paringin Selatan 1 BalanganpadamatapelajaranIPA, ditemukanpemahamansiswamasihrendah.
Hal initerbuktidengannilai yang didapatdariulangantengah semester II (UTS II) tahun 2014/2015dari 15 siswa masihterdapat10 orang siswaatau67 % yang belummemenuhi
KKM yang di tetapkansekolahyaitu 70, sedangkannilaisiswa yang memenuhi KKM
hanya5 orang atau 23 %.
Faktor penyebab tidakmaksimalnya
hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang
variatif, interaksilangsungsiswadenganbendanyatajarangdilakukan.
Siswa hanya duduk mendengarkan ceramah atau menulis, atau
menggalibahanbelajarmelalui buku paket. Hal
inimembuatpembelajarantidakefektif,
akibatnyasiswakurangmeresponterhadappelajaran yangdisampaikan karena otaknya kurang bekerja dan berpikir.
Makapengajaransemacaminicenderungmenyebabkankebosanankepadasiswa.
Upayamengatasipermasalahaninisalahsatunya
yang dapatdilakukan guru adalahdenganmemperbaiki proses
belajarmengajarmelaluipenggunaanmodel-modelpembelajaran.
Salah satunyadenganmodel Somatis
Auditori Visual Intelektual (SAVI).
Pembelajaranmodel Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)adalahpembelajaran
yang menekankanbahwabelajarharuslahmemanfaatkansemuaalatindera yang dimilikisiswa. Model SAVI atauSomatis,
Auditori,Visual, danIntelektual. Somatisartinyabelajardenganbergerakdanberbuat.
Auditori , belajardenganberbicaradanmendengar. Visual,
artinyabelajarmengamatidanmenggambarkan. Intelektual,
artinyabelajardenganmemecahkanmasalahdanmenerangkan(Rusman, 2011:373).
Gerakanfisikdapatmeningkatkan
proses mental. Bagianotaksiswaterlibatdalamgerakantubuhyaitukonteks motor yang
terletaktepatdisebelahbagianotak yang berfungsidanberpikirdanmemecahkanmasalah.
Olehsebabitumenghalangigerakantubuh, berartimenghalangipikiranuntukberfungisecaramaksimal.
Sebaliknya, denganmelibatkangerakantubuhdalambelajar,
cenderungakanmembangkitkantotalitaskecerdasan yang terpadupadapribadisiswa (Takari R, 2009:11).
Berdasarkanuraian
di atas, penelitiakanmencobamenggunakanmodel
Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) untukmatapelajaran
IPA. Tugas guru dalamhaliniadalah menggunakan
gerak aktif secara fisik dan memanfaatkansemua indera siswa sehingga siswa
dikondisikan untuk belajar aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan sesuai
dengan tujuan kurikulum 2006.
Berdasarkanlatarbelakang di
ataspenelititertarikuntukmelakukanpenelitianmengenai: “PeningkatanHasilBelajarSiswaTentangPeristiwaAlamdan Dampaknyamenggunakan
Model SomatisAuditori Visual Intelektual(SAVI) di SDN Paringin Selatan 1Balangan”.
B.
RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangmasalah
di atas, makapermasalahansecara spesifik dirumuskan sebagai berikut.
a.
Bagaimanaaktivitas
guru dalampembelajaranPeristiwaAlamdanDampaknyamenggunakan model SomatisAuditori Visual Intelektual
(SAVI) di kelas V SDN Paringin
Selatan 1Balangan?
b.
Apakahterdapat peningkatan aktivitassiswapadapembelajaran Peristiwa Alam danDampaknyadenganmenggunakan model Somatis Auditori Visual
Intelektual (SAVI) di kelas V SDN Paringin Selatan 1Balangan?
c.
Apakahterdapat peningkatan hasil belajar siswa padapembelajaranPeristiwa
Alam danDampaknyamenggunakan model
Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) di kelas V
SDN
Paringin Selatan 1Balangan?
C.
TujuanPenelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang yang dirumuskan, maka tujuan khusus
penelitian tindakan kelas ini adalah untukmengetahui:
1.
aktivitas guru
dalampembelajaranPeristiwaAlamdanDampaknyamenggunakan model SomatisAuditori
Visual Intelektual di kelas V SDN Paringin
Selatan 1Balangan,
2.
peningkatan aktivitassiswadalam pembelajaran IPA pada materi Peristiwa Alam danDampaknyamenggunakanmodelSomatis Auditori Visual Intelektual di kelas V Paringin Selatan 1 Balangan,
3.
peningkatan hasilbelajarsiswa dalam pembelajaran Peristiwa Alam di IndonesiadanDampaknyamenggunakan model Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) di kelas V SDN Paringin Selatan 1
Balangan.
D.
Rencana Pemecahan Masalah
Pada
pembelajaranIPA
di kelas V SDN Paringin Selatan
1 Balanganaktivitasbelajardanhasilbelajarsiswamasihbelummaksimal.
Penyebabrendahnyahasilbelajarsiswadikarenakanpembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang variatif, kurangnyaketerlibatansiswadalam
proses pembelajaran. Saat guru memberikanpenjelasanselama proses
pembelajaranberlangsung, sebagianbesarsiswatidakmemperhatikanpenjelasan guru.
Sehinggamateri yang disampaikanoleh guru menjadisulitdikuasaiolehsiswa.
Alternatif
pemecahan masalah yang cocok dengan pelajaran IPA materi Peristiwa alam dan
dampaknya adalah denganmenggunakan model Somatis Auditori Visual dan Intelektual (SAVI).
Model Somatis Auditori Visual dan Intelektual (SAVI) dipilihkarenadapatmenciptakanproses pembelajaran
yangaktif, kreatif, efektif, inovatif, danmenyenangkan.
Belajardenganmenggunakantotalitasaktivitasyaitudenganmenggunakangerakaktifsecarafisikketikabelajar,
denganmemanfaatkaninderasebanyakmungkin, danmembuatseluruhtubuh,
sertapikiranterlibatdalambelajar.
Belajarsepertiinilebihefektifdaripadabelajarberdasarkanceramah, menulis, dikte,
menyajikanmaterimenggunakan media
(Takari R, 2009:11).
Upayapenyelesaianmasalahdalampenelitiantindakankelasinidirencanakandalam
2 siklus, setiap siklus terdapat dua
kali pertemuan. Tahapan pembelajaran dengan model Somatis Auditori Visual Intelektual
(SAVI)meliputi:
1.
persiapan. Tujuantahappersiapanadalahmenimbulkanminatparapembelajar,
memberimerekaperasaanpositifmengenaipengalamanbelajar yang akandatang,
danmenempatkanmerekadalamsituasi optimal untukbelajar;
2.
penyampaian.
Tujuantahapiniadalahmembantupembelajarmenemukanmateribelajar yang
barudengancara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkanpancainderadancocokuntuksemuagayabelajar,
3.
pelatihan.Tujuantahapiniadalahmembantupembelajarmengintegrasikandanmenyerappengetahuandanketerampilanbarudenganberbagaicara,
4.
penampilanhasil. Tujuantahapini,
membantupembelajarmenerapkandanmemperluaspengetahuandanketerampilanbarumerekapadapekerjaan,
sehinggahasilbelajarakanmelekatdanterusmeningkat(Rusman, 2011:373-374).
E.
ManfaatPenelitian
Hasilpenelitianinidiharapkanakanmemberikanmanfaatbagipihak-pihak
yang terkaitdenganduniapendidikan, diantaranyauntuk :
1.
Bagi Guru
Untukmeningkatkanprofesionalisme
guru, serta memberikanpengalaman,
menambahwawasan, pengetahuandanketerampilandalammerancang model pembelajaran yang
tepatdanmenariksertamempermudah proses pembelajaran.
2.
BagiSiswa
Mengaktifkan siswa dengan memanfatkan inderanya
sebanyak mungkin,menghilangkan rasa
jenuhsaatpembelajaranberlangsung, dan
mempermudahpenguasaankonsep, serta memberikanpengalamannyata,
dasar-dasarberpikirkonkrit, meningkatkanminatbelajardanhasilbelajar siswa.
3.
BagiKepala Sekolah
Memberikansumbangan
yang positifterhadapkemajuansekolahsertakondusifnyaiklimpendidikan di sekolah,
khususnyapembelajaran IPA danmemberikanmasukandalammengefektifkanpembinaandanpengelolaan proses
belajarmengajardalampelaksanaanpendidikan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Kajian Teori
1.
Pengertian
Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses
interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat
dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melalui berbagai pengalaman (Rahman & Amri, 2014: 25-26).Belajar menurut
Jerome Brunner belajar adalah suatu proses
aktifdimana siswa membangun
(mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang
sudah dimilikinya(Trianto, 2012: 15).
Menurut Susanto (2013: 4) belajar itu
bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu
merupakan mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap
(afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah laku dalam
kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan.
Tujuan belajar menurut Suprijono (2009:
5) tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan
instruksional yang dinamakan instructional
effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan
tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional
disebut nurturant effects, bentuknya
berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis,
menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis
dari peserta didik “menghidupi” (live in)
suatu sistem lingkungan belajar tertentu(Thobroni & Mustofa, 2013:22).
Dari beberapa pengertian belajar diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman atau pengetahuan baru yang memungkinkan seseorang mengalami perubahan
perilaku yang lebih baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
2.
Pengertian Hasil
Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2014: 5).
Menurut Susanto (2014:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi
pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Pengertian hasil belajar sebagaimana
diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nabawi yang menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2014:5).Perlu diingat
hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, artinya hasil Pembelajaran
yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris
atau terpisah, melainkan komprehensif (Suprijono, 2014: 7).
Dari beberapa
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar baik dari aspek kognitif,
afektif dan psikomotor yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diberikan
kepada siswa.
3.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri (internal) siswa dan faktor yang
datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (eksternal).
a.
Faktor Internal.
Faktor
internal merupakan faktor yang ada pada diri peserta didik, yang dapat
mempengaruhi keberhasilan Pembelajaran. Faktor internal terdiri dari;
intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1).
Intelegensi
Super dan
Cites dalam Djali (2011: 65) menyebutkan “intelegensi/kecerdasan adalah
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman”. Woolfolk
(2008: 111) menyatakan bahwa “Intelligence
ability or abilities to acquire and use knowledge for solving problem and
adapting to the world.” intelegensi merupakan kemampuan untuk mendapatkan
dan menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan
dunia. Sifat intelegensi melibatkan satu dari tiga berikut, yaitu (1) kapasitas
untuk belajar, (2) pengetahuan total yang telah didapatkan oleh seseorang, dan
(3) kemampuan untuk beradaptasi dalam situasi-situasi baru dan lingkungan
secara umum.
Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan intelegensi
adalah kemampuan untuk beradaptasi, memecahkan masalah, dan kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
2). Bakat
Intelegensi
hampir mirip dengan bakat, bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi
belajar. Menurut Muhibbin Syah (2008: 150) bakat diartikan sebagai “kemampuan
individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya
pendidikan dan latihan.” Orang yang memiliki bakat akan mudah untuk menyerap
informasi atau pengetahuan dibandingkan orang yang kurang berbakat.
3). Minat
Menurut Muhibbin Syah (2008: 151)
“Secara sederhana, minat (interest)
berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu.” Minat belajar peserta didikdapat terlihat dari ketertarikannya dan
rasa keingintahuannya dalam belajar. Minat menambah kegembiraan pada setiap
kegiatan, bila peserta didik berminat pada suatu kegiatan, pengalaman mereka
akan jauh lebih menyenangkan daripada mereka tidak berminat, untuk itu perlu
adanya motivasi.
4). Motivasi
Kata
motivasi sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yang dapat berarti
sebagai suatu energi untuk mencapai suatu tujuan. Brown (2001: 72) menyatakan
motivasi yang ia kumpulkan dari berbagai sumber bahwa “Motivation is the extent to which you make choices about (a) goals to
pursue and (b) the effort you will devote to that pursuit.”Motivasi adalah sejauh mana seseorang membuat pilihan tentang (a) tujuan untuk mengejar sesuatu dan (b) usaha yang akan dia gunakan untuk mengejar hal itu.
b.
Faktor Eksternal
1). Guru
Kompetensi guru yang disebutkan dalam Undang-UndangRepublik
Indonesia nomor 14 tahun 2005meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat
kompetensi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a).
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
mengelola Pembelajaran, sekurang-kurangnya meliputi (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum/silabus, (4) perancangan Pembelajaran, (5) pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan teknologi Pembelajaran, (7) evaluasi proses dan hasil belajar, dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
b).
Kompetensi kepribadian yang meliputi (1) berakhlak mulia, (2) arif dan bijaksana, (3) berwibawa, (4) stabil, (5) dewasa, (6) jujur, (7) mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, (8)
secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan (9) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
c).
Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang guru
sebagai bagian dari masyarakat, yang meliputi (1) kemampuan berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun dengan isyarat,(2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional,(3)
bergaul secara baik dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik, (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
memperhatikan
aturan, norma serta sistem
nilai yang berlaku, dan (5) menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan.
d).
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam
menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang meliputi
penguasaan (1)
materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampunya,
dan (2) konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi,
atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran
yang diampu.
2).
Peran Orang Tua dan Masyarakat
Orang tua merupakan tempat belajar yang pertama bagi
seorang anak, bahkan orang tua merupakan
model yang ditiru anak dalam membentuk sifat dan watak. Karena pada
hakikatnya komunikasi dan hubungan antara anak dengan orang tua merupakan
stimulus penting untuk mempermudah belajar. Seperti yang diungkapkan oleh
Schunk (2008: 109) “a wealth of research
indicates that exposing student to adult models influences their self- efficacy
for learning and performing well.”Beberapa penelitian menunjukkanbahwa perlakukan
orang dewasa terhadap peserta didik mempengaruhi efektivitas diri mereka untuk
belajar dan melakukan sesuatu dengan baik.
Masyarakat
memiliki peran penting dalam pendidikan, dan masyarakat juga memiliki tanggung
jawab terhadap kemajuan pendidikan dan keberhasilan Pembelajaran di sekolah. M.
Ngalim Purwanto (2010: 196) mengemukakan bahwa:
Masyarakat adalah lingkungan sosial yang
besar pengaruhnya terhadap sikap dan cara-cara kerja para karyawan, guru-guru
dan juga kepala sekolah. Sehingga perlu untuk mempelajari ciri-ciri dan
sifat-sifat masyarakat lingkungan tempat melaksanakan tugas.
Menurut
Mulyono (2008: 212) tujuan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
a)
Mengenalkan pentingnya sekolah
bagi masyarakat.
b)
Memperoleh dukungan dan bantuan
moral maupun finansial yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.
c)
Memberikan informasi bagi
masysarakat tentang inti dan pelaksanaan program sekolah.
d)
Memperkaya atau memperluas
program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
e)
Mengembangkan kerja sama yang
lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.
3). Sarana dan Prasarana Belajar
Dalam mendukung keberhasilan Pembelajaran di sekolah diperlukan adanya
sarana dan prasarana Pembelajaran, sehingga Pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2007 dikatakan bahwa;
“saranaadalah perlengkapan
yang diperlukan untuk menyelenggarakan Pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
Sedangkan Prasaranaadalah fasilitas
dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi satuan pendidikan.”
Pemerintah
melalui Menteri Pendidikan Nasional menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI,
sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: (1) ruang
kelas, (2) ruang perpustakaan, (3) laboratium IPA, (4) ruang pimpinan, (5)
ruang guru, (6) tempat beribadah, (7)
ruang UKS, (8) WC/jamban, (9) gudang, (10) ruang sirkulasi,dan (11) tempat
bermain/berolahraga.
4)
Model Somantis,
Auditori, Visual, Intelegensi (SAVI)
Dave
Meier menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera dan emosi dalam
proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang di kenal dengan
model SAVI yaitu Somatis,
Auditori,Visual, dan Intelektual (Rusman,
2011:373).
Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on,
aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditorial yang bermakna bahwa belajar
haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,
mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visual yang bermakana belajar harusah
menggunakan indera mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,
membaca, menggunakan media dan alat peraga, dan intelellectually yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan
kemampuan berpikir (minds-on),
belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui
bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi,
memecahkan masalah dan menerapkan (Suyatno,2009:65).Menurut Hernowo (2008:13)
SAVI adalah semacam model belajar yang diterapkan secara serempak akan
memungsikan hampir seluruh indera dan otak.
a). Unsur model SAVI
b). Tahapan Pembelajaran Model SAVI
c). Tahapan Pembelajaran SAVI
Berikut ini tahapan Pembelajaran dengan model SAVI :
1). Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat para siswa, memberi
mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan
menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar (Rusman, 2011:373).Secara
spesifik meliputi hal:
a)
memberikansugesti positif;
b)
memberikanpernyataan yang memberimanfaatkepadasiswa;
c)
memberikantujuan yang jelasdanbermakna;
d)
membangkitkan rasa ingintahu;
e)
menciptakanlingkunganfisik yang positif;
f)
menciptakanlingkunganemosional yang positif;
g)
menciptakanlingkungansosial yang positif;
h)
menenangkan rasa takut;
i)
menyingkirkanhambatan-hambatanbelajar;
j)
banyakbertanyadanmengemukakanberbagaimasalah;
k)
merangsang rasa ingintahusiswa;
l)
mengajaksiswaterlibatpenuhsejakawal(Situmorang,
2010:Online).
2). Penyampaian (Kegiatan Inti)
Tujuan tahap ini adalah membantu siswa menemukan materi belajar yang
baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indera
dan cocok untuk semua gaya belajar (Rusman, 2011:374).
Hal- hal yang dapat dilakukan guru:
a)
ujicobakolaboratifdanberbagipengetahuan
b)
pengamatanfenomenadunianyata
c)
pelibatanseluruhotak, seluruhtubuh
d)
presentasiinteraktif
e)
grafikdansarana yang presentasibrwarna-warni
f)
anekamacamcarauntukdisesuaikandenganseluruhgayabelajar
g)
proyekbelajarberdasarkemitraandanberdasartim
h)
latihanmenemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)
i)
pengalamanbelajar di dunianyata yang kontekstual
j)
pelatihanmemecahkanmasalah
(Situmorang, 2010:Online).
3). Pelatihan (Kegiatan Inti)
Tujuan tahap ini adalah membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap
pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara (Rusman, 2011:374).
Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu:
a) aktivitaspemrosesansiswa
b)
usahaaktifatauumpanbalikataurenunganatauusahakembali
c)
simulasidunia-nyata
d)
permainandalambelajar
e)
pelatihanaksiPembelajaran
f)
aktivitaspemecahanmasalah
g)
refleksidanartikulasiindividu
h)
dialogberpasanganatauberkelompok
i)
pengajarandantinjauankolaboratif
j)
aktivitaspraktismembangunketerampilan
k)
mengajarbalik (Situmorang,
2010:Online).
4). Penampilan hasil (Kegiatan Penutup)
Tujuan tahap ini, membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan
dan keterampilan baru mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan
melekat dan terus meningkat (Rusman, 2011:373-374).
B.
Penelitian
yang
Relevan
Penelitian
yang dilakukan oleh Putu Ayu Mertasari Pinatih, dkk (2014) yang berjudul “Penerapan model
Pembelajaran SAVI melalui penggunaan objek langsung dan kartu kata untuk
meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas IX IPB 1
di SMAN 1 Sawan, menunjukkan bahwa tercapainya ketuntasan hasil belajar menulis
paragraf deskripsi siswa berkat diterapkannya model Pembelajaran SAVI dengan
penggunaan objek langsung dan kartu kata, yakni pada siklus I memperoleh skor
rata-rata 75,86, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 80,55.
Siswa terlihat aktif dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran, dan siswa sangat
setuju terhadap penerapan model Pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek
langsung dan kartu kata dalam Pembelajaran menulis paragraf deskripsi.
Penelitian
yang dilakukan oleh I Gede Redika U.A dkk (2014). Hasil penelitian ini adalah :
1) pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 68,68dan ketuntasan belajar
68,68%, 2) Pada siklus II dengan peningkatan hasil belajar siswa menjadi 82,36
dan ketuntasan belajar 82,36%., 3) peningkatan hasil belajar dari siklus I ke
siklus II : 68,68% siklus I dan 82,36% siklus II. Dalam siklus II ternyata ada
peningkatan 13,68%.
Penelitian
yang dilakukan oleh Ririn Sumiasih (2011) yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Melalui Model SAVI Dengan Materi Pengukuran Pada Siswa Kelas
III SDN Karangsono 02 Blitar”. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, Pembelajaran
Matematika melalui model SAVI pada materi pengukuran panjang dan berat Kelas
III, terbukti hasil belajar siswa menjadi meningkat yaitu dari pra tindakan
24%, pada siklus I pertemuan 1 mencapai 35%, pertemuan 2 mencapai 60%, pada
siklus II pertemuan 1 mencapai 70%, pertemuan 2 mencapai 94% dengan kriteria
"Sangat baik". Dari pra tindakan sampai siklus II telah mencapai
ketuntasan belajar yang melebihi KKM.Dalam penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam Pembelajaran matematika materi pengukuran panjang dan
berat dengan menggunakan model SAVI hasil belajar siswa meningkat.
C.
Hipotesis
Hipotesis
dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika pembelajaran IPA kelas V di SDN Paringin Selatan 1 Balanganmenggunakan
model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) maka hasil belajar siswa dapat meningkat”.
BAB III
METODELOGI
PENELITIAN
A.
Setting Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Di SDN
Paringin Selatan 1 Balangan,
pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di
dalam buku, belajar lebih banyak berdasarkan ceramah, menulis, dikte,
menyajikan materi tanpa menggunakan media dan juga belum menggunakan gerak
aktif fisik siswa secara total serta memanfaatkan indera sebanyak mungkin dalam
pembelajaran secara maksimal.
Khususnya materi peristiwa alam di kelas V tidak pernah dilakukan percobaan
sehingga siswa kurang menguasai, karena guru hanya mengajarkan dalam bentuk
ceramah sehingga sangat abstrak bagi siswa.Hal ini tergambar pada nilai
rata-rata ulangan tengah semester II Kelas V mata pelajaran IPA Tahun 2015/2016
yaitu nilai rata-rata kelas 65.Padahal siswa kelas V perlu konsep yang konkrit
agar mudah diingat pada saat UAN di kelas VI.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas V SDNParingin Selatan 1
Balanganyang berlokasi
di Kecamatan Paringin Kota.
Alasan penelitian ini dilakukan di
kelas V adalah, disebabkan materi pelajaran IPA yang akan diberikan kepada
siswa mengenai kenampakan alam dan dampaknya, dan sesuai dengan keadaan alam
sekitar sekolah yang sering mengalami banjir saat musim hujan, dan juga sesuai
dengan keadaan alam di berbagai daerah yang sedang terjadi.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini
yaitu pada siswa kelas V SDN Paringin Selatan 1 Balangan dengan jumlah siswa 15 orang
terdiri dari 11 orang anak laki-laki dan 3
anak perempuan. Selain siswa
sebagai subjek utama dalam penelitian ini berupa aktifitas dan hasil
belajarnya, guru juga menjadi subjek yang diteliti, yaitu dengan melihat
aktifitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tersebut.
C. Rancangan Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan
kualitatif.PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional
tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana
praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
Adapun
tahap-tahap dalam penelitian menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2014:16) adalah seperti gambar 3.1 berikut.
Perencanaan
|
SIKLUS II
|
Refleksi
|
Pelaksanaan
|
Pengamatan
|
?
|
Refleksi
|
SIKLUS I
|
Pelaksanaan
|
Pengamatan
|
Perencanaan
|
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan 4 tahap kegiatan (Arikunto, Suhardjono dan Supardi,
2014:16).
1.
Perencanaan
a.
Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi peristiwa alam di Indonesia menggunakan model
Somantis Auditori Visual Intelektual (SAVI)
b.
Menyiapkan
alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar sesuai
dengan materi.
c.
Menyusun
lembar observasi, untuk pengamatan kegiatan pembelajaran guru dan observasi
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)
d.
Menyusun LKK dan LKS untuk
mengetahui hasil belajar siswa
2.
Pelaksanaan
Tindakan
Proses
pembelajaran tentang peristiwa alam
di Indonesia pada penelitian ini dilaksanakan melalui
dua siklus, yaitu:
a.
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1
Pertemuan I: 2 x 35 menit
Materi
: Peristiwa Alam di Indonesia (Tanah Longsor)
Kegiatan Pendahuluan (± 5 menit)
Persiapan
1) Guru mengucapkan salam dan siswa menyahut salam
dari guru.
2) Guru mempersiapkan kelas dan alat dan bahan
percobaan
3) Guru
memeriksa kesiapan siswa dalam belajar yaitu diantaranya dengan mengamati
apakah siswa sudah ditempat duduknya masing-masing dan meminta siswa untuk
mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisnya masing-masing serta yang lainya.
4) Guru mengajak siswa untuk berdo’a sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung dan didahului dengan pembacaan surah-surah
pendek.
5) Guru melakukan absensi / mendata kehadiran
siswa.
6) Guru melakukan appersepsi agar siswa terlibat penuh dari awal pelajaran
dan memberikan sugesti positif pada
siswa kalau pembelajaran hari ini akan menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.
7) Guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa
dengan banyak bertanya atau bercerita
mengemukakan berbagai masalah yang berhubungan dengan peristiwa alam terutama tanah longsor.
Guru
menanyakan:
a) Siapa yang pernah mengalami yang namanya tanah
longsor?
b) Kalian tahu apa penyebab dari tanah longsor?
Nah untuk
mengetahui lebih jelasnya kita akan melihat gambar dan melakukan percobaan.
8) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
9)
Gurumeyampaikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti (±50 menit)
Penyampaian
1) Guru menyampaikan materi tentang peristiwa alam
yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Lalu menampilkangambar terjadinya tanah
longsor.
2) Siswa melakukan pengamatan fenomena dunia nyata
yaitu tanah longsor. (Visual)
3) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk
latihan menemukan.
a)
Guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok.
b)
Guru
membantu siswa menyusun tempat duduk.
c)
Guru
meminta ketua kelompok untuk mengambil LKK dan peralatan percobaan yang
diperlukan.
4) Siswa melakukan percobaan sesuai LKK untuk
latihan memecahkan masalah.
LKK =
Peristiwa Alam Tanah Longsor.
Berisi kegiatan:
a)
Percobaan
tanah longsor (menganalisis salah satu penyebab tanah longsor).
b)
Mendiskusikan
penyebab tanah longsor.
c)
Mendiskusikan
dampak tanah longsor bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Pelatihan
5)
Siswa
melakukan simulasi dunia nyata dengan membuat miniatur tanah longsor. (Somatis)
6)
Siswa
melakukan aktivitas pemecahan masalah.
7)
Siswa
melakukan dialog antar kelompok. (Auditori)
Perwakilan
kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya, kelompok lain memberikan
tanggapan.
8) Siswa memperluas pengetahuan tentang dampak
dari peristiwa alam tanah longsor. (Intelektual)
Kegiatan Akhir (±15 menit)
Penampilan Hasil
1) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil
pelajaran dan melakukan refleksi proses pembelajaran.
2) Umpan balik dan evaluasi kinerja dari kelompok
siswa dan guru.
3) Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas
individu pada siswa.
4)
Guru
menyampaikan materi selanjutnya tentang banjir. Serta memberikan nasehat dan
motivasi pada siswa agar selalu rajin belajar.
Pertemuan II: 2 x 35 menit
Materi
: Peristiwa Alam di Indonesia (Banjir)
Kegiatan Pendahuluan (± 5 menit)
Persiapan
1) Guru mengucapkan salam dan siswa menyahut salam
dari guru.
2) Guru mempersiapkan kelas dan alat dan bahan
percobaan
3) Guru memeriksa kesiapan siswa dalam belajar
yaitu diantaranya dengan mengamati apakah siswa sudah ditempat duduknya
masing-masing dan meminta siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran dan alat
tulisnya masing-masing serta yang lainya.
4) Guru mengajak siswa untuk berdo’a sebelum
kegiatan pembelajaran berlangsung dan didahului dengan pembacaan surah-surah
pendek.
5) Guru melakukan absensi / mendata kehadiran
siswa.
6) Guru melakukan appersepsi agar siswa terlibat penuh dari awal pelajaran
dan memberikan sugesti positif pada
siswa kalau pembelajaran hari ini akan menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.
7) Guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa
dengan banyak bertanya atau bercerita
mengemukakan berbagai masalah yang berhubungan dengan peristiwa alam terutama
banjir.
Guru menanyakan:
a) Siapa yang pernah mengalami yang namanya
banjir?
b) Apa beda antara air pasang yang biasa terjadi
ditempat kita dengan banjir?
c) Kalian tahu apa penyebab dari banjir?
Nah untuk mengetahui lebih jelasnya kita akan melihat gambar dan
melakukan percobaan.
8) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
9)
Guru
meyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti (±50 menit)
Penyampaian
1) Guru menyampaikan materi tentang peristiwa alam
yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Lalu
menampilkan gambar terjaidnya banjir
2) Siswa melakukan pengamatan fenomena dunia nyata
yaitu banjir. (Visual)
3) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk
latihan menemukan.
a)
Guru
membagi siswa menjadi 4 kelompok.
b)
Guru
membantu siswa menyusun tempat duduk.
c)
Guru
meminta ketua kelompok untuk mengambil LKK dan peralatan percobaan yang
diperlukan.
4) Siswa melakukan percobaan sesuai LKK untuk
latihan memecahkan masalah.
LKK =
Peristiwa Alam Banjir.
Berisi kegiatan:
a)
Percobaan
banjir (menganalisis salah satu penyebab banjir)
b)
Mendiskusikan
penyebab banjir
c)
Mendiskusikan
dampak banjir bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Pelatihan
5) Siswa melakukan simulasi dunia nyata dengan
membuat miniatur bencana banjir. (Somatis)
6) Siswa melakukan aktivitas pemecahan masalah.
7) Siswa melakukan dialog antar kelompok.
(Auditori)
Perwakilan kelompok menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya, kelompok lain memberikan tanggapan.
8)
Siswa memperluas
pengetahuan tentang dampak dari peristiwa alam banjir. (Intelektual)
Kegiatan Akhir (±15 menit)
Penampilan Hasil
1) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil
pelajaran dan melakukan refleksi proses pembelajaran.
2) Umpan balik dan evaluasi kinerja dari kelompok
siswa dan guru.
3) Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas
individu pada siswa.
4)
Guru
menyampaikan materi selanjutnya tentang gunung meletus. Serta memberikan nasehat dan
motivasi pada siswa agar selalu rajin belajar.
3.
Observasi
Tahap observasi dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi
mengobservasi tentang kegiatan belajar mengajar, dan aktivitas siswa dalam
pembelajaranyang dilakukan oleh peneliti, serta aktivitas guru yang dilakukan
oleh observer menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Penguasaan materi
pelajaran diperoleh dari hasil tes akhir pelajaran dengan menggunakan model
Somatis Auditori Visual Intelektual. Semua hasil
dicatat untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan refleksi.
Observasi yang dilaksanakan dalam tindakan kelas ini
dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Pengamatan
langsung yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap aktivitas siswa baik dalam
kelompok maupun secara individu
b.
Pengamatan yang dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran yang dilaksanakan
oleh peneliti.
4.
Refleksi
Hasil observasi dan evaluasi
dianalisis kembali untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa
serta ketercapaian tujuan yang diinginkan, selain itu juga dapat digunakan oleh
guru untuk mengevaluasi dirinya, sejauh mana kemampuan dalam mengajar dan
mengelola kelas, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk peningkatan
proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus selanjutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data yang akan disajikan dalam penelitian
berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dariData aktivitas
guru digali dengan lembar observasi. Data aktivitas siswa digali dengan lembar
observasi. Data hasil belajar digali dengan tes hasil belajar yang dilakukan
diakhir pembelajaran dan akhir siklus.
a). Kisi-kisi lembar observasi guru
No
|
Aspek
yang diamati
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Kegiatan Pendahuluan
|
|
|
a.
memberikan
pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa
|
|
|
|
b.
memberikan
tujuan yang jelas dan bermakna
|
|
|
|
c.
membangkitkan
rasa ingin tahu
|
|
|
|
d.
menciptakan
lingkungan belajar (fisik, emosional, sosial) yang positif.
|
|
|
|
e.
mengajaksiswa terlibat penuh
sejak awal.
|
|
|
|
2
|
Kegiatan Inti
|
|
|
Somatis
|
|
|
|
a. Membuat model
dalam suatu proses atau prosedur.
b. Menciptakan
piktogram dan periferalnya.
c. Memeragakan
suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep.
d. Mendapatkan pengalaman lalu menceritakannya dan merefleksikannya.
e. Menjalankan
pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar dan lain-lain).
f.
Melakukan kajian lapangantentang apa yang
dipelajari
|
|
|
|
|
Auditori
|
|
|
a.
Mengajak siswa membaca keras-keras dari
buku panduan.
b.
Menceritakan kisah-kisah yang mengandung
materi pembelajaran yang terkandung didalam buku pembelajaran yang dibaca siswa.
c.
Meminta siswa berpasang-pasangan
membincangkan secara terperinci apa yang baru saja mereka pelajari dan
bagaimana mereka akan menerapkanya.
d.
Meminta siswa mempraktikkan suatu ketrampilan atau memperagakan suatu fungsi
sambil mengucapkan secara singkat dan terperinci apa yang sedang mereka
kerjakan.
e.
Meminta siswa berkelompok dan diskusi saat sedang menyusun pemecahan masalah.
|
|
|
|
|
Visual
|
|
|
|
a.
Bahasa yang penuh gambar
(metafora, analogi).
b.
Grafik presentasi yang hidup.
c.
Bahasa tubuh yang dramatis.
d.
Cerita yang hidup
e.
Pengamatan lapangan.
|
|
|
|
Intelektual
|
|
|
|
a.
Menganalisis pengalaman siswa
b.
Mencari dan menyaring informasi.
c.
Merumuskan pertanyaan-pertanyaan siswa
d.
Menciptakan makna pribadi pada siswa
|
|
|
3
|
Kegiatan
Penutup
|
|
|
|
a. memberi penguatan pada siswa
b. umpan balik
dan evaluasi kinerja
|
|
|
|
|
|
|
b). Kisi-kisi lembar observasi siswa
No
|
Aspek yang
dinilai
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Siswa
mengikuti apersepsi yang dilakukan oleh guru
|
|
|
2
|
Siswa
aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model SAVI
|
|
|
3
|
Setiap
siswa dalam kelompok bekerja sama dengan baik dalam mendiskusikan materi
|
|
|
4
|
Ada
kelompok diskusi yang mendapat bimbingan langsung dari guru
|
|
|
5
|
Ada
siswa yang tidak mengerjakan tugas
|
|
|
6
|
Ada
siswa yang pasif
|
|
|
7
|
Siswa
menunjukkan reaksi positif apabila hasil diskusi mereka benar pada saat dibahas
bersama
|
|
|
8
|
Reaksi
siswa bersorak dan bertepuk tangan
|
|
|
9
|
Pada
saat materi diskusi dibahas bersama-sama,ada siswa/kelompok yang menanggapi
|
|
|
10
|
Siswa/kelompok
yang mengalami kesulitan untuk mengerjakan setiap aktivitas yang ada di
lembar kerja siswa
|
|
|
11
|
Siswa/kelompok
dapat menggunakan media kartu dengan baik
|
|
|
12
|
Siswa
dapat membuat kesimpulan dari materi yang sedang dipelajari
|
|
|
13
|
Siswa menyimak
dengan baik suara dari media audio?
|
|
|
14
|
Kelompok
mengerjakan latihan hanya mengandalkan satu atau dua orang dari anggotanya
|
|
|
15
|
Semua
anggota kelompok bekerja sama dengan baik
|
|
|
16
|
Reaksi
anggota kelompok jika jawaban/pekerjaan mereka ada yang salah(tersenyum saja)
|
|
|
2.
Teknik Analisis Data
Ada dua data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan kualitatif.
untuk data kuantitatif berupa hasil observasi siswa maupun guru dianalisis
dengan cara naratif. Data yang berupa evaluasi dianalisa dengan teknik
persentasi, hal ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar pembelajaran
dengan Model Somatis Auditori Visual Intelektual dapat meningkatkan hasil belajar IPAmateri peristiwa
alam di Indonesia. Daya
serap siswa ada yaitu :
Suatu kelas disebut tuntas belajar apabila 75%
dari seluruh siswa di kelas mencapai nilai
≥70.
Ketuntasan hasil belajar =
X 100 %
E. Indikator
Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas
ini adalah:
1.
Pembelajaran di kelas dikatakan berhasil apabila terjadi
peningkatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran secara klasikal telah mencapai 75%.
2.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran, dimana
pembelajaran dinyatakan mencapai ketuntasan apabila 75% dari seluruh siswa di kelas mencapai nilai ≥ 70.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar