PROFILE SDN PUTAT BASIUN

PROFILE SDN PUTAT BASIUN
SDN PUTAT BASIUN

Sabtu, 31 Oktober 2015

PTK MODEL SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI)

BAB  I
PENDAHULUAN
A.        LatarBelakang
        Pendidikanbermaksudmembantusiswauntukmenumbuhkembangkanpotensi-potensikemanusiaanya. Pendidikanmerupakankegiataninteraksi. Dalamkegiataninteraksipendidikatau guru bertindakmendidiksiswa(Dimyati dan Mudjiono, 2006:5).
Tindakanmendidikbertujuanpadaperkembangansiswamenjadimandiri. Pendidikansebagaiwahanadansarana paling efektifdalamrangkapengembangankualitasSumberDayaManusia (SDM) yang berkualitasdanmemilikiskill.
Berdasarkankurikulum 2006 salahsatutujuandaripembelajaran IPA di SD/MI adalah agar siswamemilikikemampuanmengembangkanketerampilan proses untukmenyelidikialamsekitar, memecahkanmasalahdanmembuatkeputusan. Olehkarenaitupembelajaran IPA di SD menekankanpadapemberianpengalamanlangsungmelaluipenggunaandanpengembanganketerampilan proses dansikapilmiah.
Pembelajaran IPA padapelaksanaannyaharuslahdiupayakandalamkondisipembelajaran yang kondusifdalamartipembelajaranituharusbersifataktif, kreatif, efektif, inovatif, danmenyenangkan. Olehkarenaitufungsi guru dalampembelajaranharusdapatmemberikanwarnaterhadap proses pembelajarandandapatmenciptakansuasanakelas yang kondusif, sehinggatujuanpembelajarandapattercapaidengan optimal.Kenyataannyasalahsatumasalah yang dihadapiduniapendidikanadalahmasalahlemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswakurangdidoronguntukmengembangkankemampuanberpikir dan bergerak aktif secara fisik serta memanfaatkan indera yang dimiliki siswa.
Berdasarkandata hasilbelajarsiswakelas V SDN Paringin Selatan 1 BalanganpadamatapelajaranIPA, ditemukanpemahamansiswamasihrendah. Hal initerbuktidengannilai yang didapatdariulangantengah semester II (UTS II) tahun 2014/2015dari 15 siswa masihterdapat10 orang siswaatau67 % yang belummemenuhi KKM yang di tetapkansekolahyaitu 70, sedangkannilaisiswa yang memenuhi KKM hanya5 orang atau 23 %.
Faktor penyebab tidakmaksimalnya hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang variatif,  interaksilangsungsiswadenganbendanyatajarangdilakukan. Siswa hanya duduk mendengarkan ceramah atau menulis, atau menggalibahanbelajarmelalui buku paket. Hal inimembuatpembelajarantidakefektif, akibatnyasiswakurangmeresponterhadappelajaran yangdisampaikan karena otaknya kurang bekerja dan berpikir. Makapengajaransemacaminicenderungmenyebabkankebosanankepadasiswa.
Upayamengatasipermasalahaninisalahsatunya yang dapatdilakukan guru adalahdenganmemperbaiki proses belajarmengajarmelaluipenggunaanmodel-modelpembelajaran. Salah satunyadenganmodel Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI).
Pembelajaranmodel Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)adalahpembelajaran yang menekankanbahwabelajarharuslahmemanfaatkansemuaalatindera yang dimilikisiswa. Model SAVI atauSomatis, Auditori,Visual, danIntelektual. Somatisartinyabelajardenganbergerakdanberbuat. Auditori , belajardenganberbicaradanmendengar. Visual, artinyabelajarmengamatidanmenggambarkan. Intelektual, artinyabelajardenganmemecahkanmasalahdanmenerangkan(Rusman, 2011:373).
Gerakanfisikdapatmeningkatkan proses mental. Bagianotaksiswaterlibatdalamgerakantubuhyaitukonteks motor yang terletaktepatdisebelahbagianotak yang berfungsidanberpikirdanmemecahkanmasalah. Olehsebabitumenghalangigerakantubuh, berartimenghalangipikiranuntukberfungisecaramaksimal. Sebaliknya, denganmelibatkangerakantubuhdalambelajar, cenderungakanmembangkitkantotalitaskecerdasan yang terpadupadapribadisiswa (Takari R, 2009:11).
     Berdasarkanuraian di atas, penelitiakanmencobamenggunakanmodel Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) untukmatapelajaran IPA. Tugas guru dalamhaliniadalah menggunakan gerak aktif secara fisik dan memanfaatkansemua indera siswa sehingga siswa dikondisikan untuk belajar aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan sesuai dengan tujuan kurikulum 2006. 
Berdasarkanlatarbelakang di ataspenelititertarikuntukmelakukanpenelitianmengenai: “PeningkatanHasilBelajarSiswaTentangPeristiwaAlamdan Dampaknyamenggunakan Model SomatisAuditori Visual Intelektual(SAVI) di SDN Paringin Selatan 1Balangan”.

           

B.        RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangmasalah di atas, makapermasalahansecara spesifik dirumuskan  sebagai berikut.
a.       Bagaimanaaktivitas guru dalampembelajaranPeristiwaAlamdanDampaknyamenggunakan model SomatisAuditori Visual Intelektual (SAVI) di kelas V SDN Paringin Selatan 1Balangan?
b.      Apakahterdapat peningkatan aktivitassiswapadapembelajaran Peristiwa Alam danDampaknyadenganmenggunakan model Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) di kelas V SDN Paringin Selatan 1Balangan?
c.       Apakahterdapat peningkatan hasil belajar siswa padapembelajaranPeristiwa Alam danDampaknyamenggunakan model Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) di kelas V SDN Paringin Selatan 1Balangan?

C.        TujuanPenelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang yang dirumuskan, maka tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini adalah untukmengetahui:
1.      aktivitas guru dalampembelajaranPeristiwaAlamdanDampaknyamenggunakan model SomatisAuditori Visual Intelektual di kelas V SDN Paringin Selatan 1Balangan,
2.      peningkatan aktivitassiswadalam pembelajaran IPA pada materi Peristiwa Alam danDampaknyamenggunakanmodelSomatis Auditori Visual Intelektual di kelas V Paringin Selatan 1 Balangan,
3.      peningkatan hasilbelajarsiswa dalam pembelajaran Peristiwa Alam di IndonesiadanDampaknyamenggunakan model Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI) di kelas V SDN Paringin Selatan 1  Balangan.


D.       Rencana Pemecahan Masalah
Pada pembelajaranIPA di kelas V SDN Paringin Selatan 1  Balanganaktivitasbelajardanhasilbelajarsiswamasihbelummaksimal. Penyebabrendahnyahasilbelajarsiswadikarenakanpembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang variatif, kurangnyaketerlibatansiswadalam proses pembelajaran. Saat guru memberikanpenjelasanselama proses pembelajaranberlangsung, sebagianbesarsiswatidakmemperhatikanpenjelasan guru. Sehinggamateri yang disampaikanoleh guru menjadisulitdikuasaiolehsiswa.
Alternatif pemecahan masalah yang cocok dengan pelajaran IPA materi Peristiwa alam dan dampaknya adalah denganmenggunakan model Somatis Auditori Visual dan Intelektual (SAVI). Model Somatis Auditori Visual dan Intelektual (SAVI) dipilihkarenadapatmenciptakanproses pembelajaran yangaktif, kreatif, efektif, inovatif, danmenyenangkan.
Belajardenganmenggunakantotalitasaktivitasyaitudenganmenggunakangerakaktifsecarafisikketikabelajar, denganmemanfaatkaninderasebanyakmungkin, danmembuatseluruhtubuh, sertapikiranterlibatdalambelajar. Belajarsepertiinilebihefektifdaripadabelajarberdasarkanceramah, menulis, dikte, menyajikanmaterimenggunakan media (Takari R, 2009:11).
Upayapenyelesaianmasalahdalampenelitiantindakankelasinidirencanakandalam 2 siklus, setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Tahapan pembelajaran dengan model Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)meliputi:
1.   persiapan. Tujuantahappersiapanadalahmenimbulkanminatparapembelajar, memberimerekaperasaanpositifmengenaipengalamanbelajar yang akandatang, danmenempatkanmerekadalamsituasi optimal untukbelajar;
2.   penyampaian. Tujuantahapiniadalahmembantupembelajarmenemukanmateribelajar yang barudengancara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkanpancainderadancocokuntuksemuagayabelajar,
3.   pelatihan.Tujuantahapiniadalahmembantupembelajarmengintegrasikandanmenyerappengetahuandanketerampilanbarudenganberbagaicara,
4.   penampilanhasil. Tujuantahapini, membantupembelajarmenerapkandanmemperluaspengetahuandanketerampilanbarumerekapadapekerjaan, sehinggahasilbelajarakanmelekatdanterusmeningkat(Rusman, 2011:373-374).

E.        ManfaatPenelitian
Hasilpenelitianinidiharapkanakanmemberikanmanfaatbagipihak-pihak yang terkaitdenganduniapendidikan, diantaranyauntuk :
1.         Bagi Guru
Untukmeningkatkanprofesionalisme guru, serta memberikanpengalaman, menambahwawasan, pengetahuandanketerampilandalammerancang model pembelajaran yang tepatdanmenariksertamempermudah proses pembelajaran.
2.         BagiSiswa
Mengaktifkan siswa dengan memanfatkan inderanya sebanyak mungkin,menghilangkan rasa jenuhsaatpembelajaranberlangsung, dan mempermudahpenguasaankonsep, serta memberikanpengalamannyata, dasar-dasarberpikirkonkrit, meningkatkanminatbelajardanhasilbelajar siswa.
3.         BagiKepala Sekolah

Memberikansumbangan yang positifterhadapkemajuansekolahsertakondusifnyaiklimpendidikan di sekolah, khususnyapembelajaran IPA danmemberikanmasukandalammengefektifkanpembinaandanpengelolaan proses belajarmengajardalampelaksanaanpendidikan.









BAB II
LANDASAN TEORI
A.     Kajian Teori

1.      Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman (Rahman & Amri, 2014: 25-26).Belajar menurut Jerome Brunner belajar adalah suatu proses aktifdimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya(Trianto, 2012: 15).
Menurut Susanto (2013: 4) belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan.
Tujuan belajar menurut Suprijono (2009: 5) tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional yang dinamakan instructional effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional disebut nurturant effects, bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu(Thobroni & Mustofa, 2013:22).
Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru yang memungkinkan seseorang mengalami perubahan perilaku yang lebih baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

2.      Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2014: 5). Menurut Susanto (2014:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nabawi yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2014:5).Perlu diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, artinya hasil Pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif (Suprijono, 2014: 7).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diberikan kepada siswa.
3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri (internal) siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (eksternal).
a.       Faktor Internal.
Faktor internal merupakan faktor yang ada pada diri peserta didik, yang dapat mempengaruhi keberhasilan Pembelajaran. Faktor internal terdiri dari; intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1). Intelegensi
Super dan Cites dalam Djali (2011: 65) menyebutkan “intelegensi/kecerdasan adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman”. Woolfolk (2008: 111) menyatakan bahwa “Intelligence ability or abilities to acquire and use knowledge for solving problem and adapting to the world.” intelegensi merupakan kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan dunia. Sifat intelegensi melibatkan satu dari tiga berikut, yaitu (1) kapasitas untuk belajar, (2) pengetahuan total yang telah didapatkan oleh seseorang, dan (3) kemampuan untuk beradaptasi dalam situasi-situasi baru dan lingkungan secara umum.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan intelegensi adalah kemampuan untuk beradaptasi, memecahkan masalah, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman.
2). Bakat
Intelegensi hampir mirip dengan bakat, bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar. Menurut Muhibbin Syah (2008: 150) bakat diartikan sebagai “kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Orang yang memiliki bakat akan mudah untuk menyerap informasi atau pengetahuan dibandingkan orang yang kurang berbakat.
3). Minat
Menurut Muhibbin Syah (2008: 151) “Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.” Minat belajar peserta didikdapat terlihat dari ketertarikannya dan rasa keingintahuannya dalam belajar. Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan, bila peserta didik berminat pada suatu kegiatan, pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan daripada mereka tidak berminat, untuk itu perlu adanya motivasi.


4). Motivasi
Kata motivasi sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yang dapat berarti sebagai suatu energi untuk mencapai suatu tujuan. Brown (2001: 72) menyatakan motivasi yang ia kumpulkan dari berbagai sumber bahwa “Motivation is the extent to which you make choices about (a) goals to pursue and (b) the effort you will devote to that pursuit.”Motivasi adalah sejauh mana seseorang membuat pilihan tentang (a) tujuan untuk mengejar sesuatu dan (b) usaha yang akan dia gunakan untuk mengejar hal itu.
b.         Faktor Eksternal
1). Guru
Kompetensi guru yang disebutkan dalam Undang-UndangRepublik Indonesia nomor 14 tahun 2005meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a). Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola Pembelajaran, sekurang-kurangnya meliputi (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum/silabus, (4) perancangan Pembelajaran, (5) pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan teknologi Pembelajaran, (7) evaluasi proses dan hasil belajar, dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b). Kompetensi kepribadian yang meliputi (1) berakhlak mulia, (2) arif dan bijaksana, (3) berwibawa, (4) stabil, (5) dewasa, (6) jujur, (7) mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (8) secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan (9) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
c). Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai bagian dari masyarakat, yang meliputi (1) kemampuan berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun dengan isyarat,(2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional,(3) bergaul secara baik dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik, (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan memperhatikan aturan, norma serta sistem nilai yang berlaku, dan (5) menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan.
d). Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang meliputi penguasaan (1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampunya, dan (2) konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampu.

2). Peran Orang Tua dan Masyarakat

Orang tua merupakan tempat belajar yang pertama bagi seorang anak, bahkan orang tua merupakan  model yang ditiru anak dalam membentuk sifat dan watak. Karena pada hakikatnya komunikasi dan hubungan antara anak dengan orang tua merupakan stimulus penting untuk mempermudah belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Schunk (2008: 109) “a wealth of research indicates that exposing student to adult models influences their self- efficacy for learning and performing well.”Beberapa penelitian menunjukkanbahwa perlakukan orang dewasa terhadap peserta didik  mempengaruhi efektivitas diri mereka untuk belajar dan melakukan sesuatu dengan baik.
Masyarakat memiliki peran penting dalam pendidikan, dan masyarakat juga memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan pendidikan dan keberhasilan Pembelajaran di sekolah. M. Ngalim Purwanto (2010: 196) mengemukakan bahwa:
Masyarakat adalah lingkungan sosial yang besar pengaruhnya terhadap sikap dan cara-cara kerja para karyawan, guru-guru dan juga kepala sekolah. Sehingga perlu untuk mempelajari ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat lingkungan tempat melaksanakan tugas.

Menurut Mulyono (2008: 212) tujuan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
a)      Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
b)      Memperoleh dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.
c)      Memberikan informasi bagi masysarakat tentang inti dan pelaksanaan program sekolah.
d)      Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
e)      Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.

3). Sarana dan Prasarana Belajar
Dalam mendukung keberhasilan Pembelajaran di sekolah diperlukan adanya sarana dan prasarana Pembelajaran, sehingga Pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2007 dikatakan bahwa; “saranaadalah perlengkapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan Pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Sedangkan Prasaranaadalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi satuan pendidikan.”
Pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: (1) ruang kelas, (2) ruang perpustakaan, (3) laboratium IPA, (4) ruang pimpinan, (5) ruang guru,    (6) tempat beribadah, (7) ruang UKS, (8) WC/jamban, (9) gudang, (10) ruang sirkulasi,dan (11) tempat bermain/berolahraga.

4)      Model Somantis, Auditori, Visual, Intelegensi (SAVI)
Dave  Meier menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera dan emosi dalam proses belajar yang merupakan cara belajar secara alami yang di kenal dengan model SAVI yaitu Somatis, Auditori,Visual, dan Intelektual (Rusman, 2011:373).
Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari Somatic yang bermakna gerakan tubuh  (hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditorial yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visual  yang bermakana belajar harusah menggunakan indera mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga, dan intelellectually yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on), belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah dan menerapkan (Suyatno,2009:65).Menurut Hernowo (2008:13) SAVI adalah semacam model belajar yang diterapkan secara serempak akan memungsikan hampir seluruh indera dan otak.
a). Unsur model SAVI
b). Tahapan Pembelajaran Model SAVI
c). Tahapan Pembelajaran SAVI
Berikut ini tahapan Pembelajaran dengan model SAVI :
1). Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat para siswa, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar (Rusman, 2011:373).Secara spesifik meliputi hal:
a) memberikansugesti positif;
b) memberikanpernyataan yang memberimanfaatkepadasiswa;
c) memberikantujuan yang jelasdanbermakna;
d) membangkitkan rasa ingintahu;
e) menciptakanlingkunganfisik yang positif;
f) menciptakanlingkunganemosional yang positif;
g) menciptakanlingkungansosial yang positif;
h) menenangkan rasa takut;
i) menyingkirkanhambatan-hambatanbelajar;
j) banyakbertanyadanmengemukakanberbagaimasalah;
k) merangsang rasa ingintahusiswa;
l) mengajaksiswaterlibatpenuhsejakawal(Situmorang, 2010:Online).
2). Penyampaian (Kegiatan Inti)
Tujuan tahap ini adalah membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indera dan cocok untuk semua gaya belajar (Rusman, 2011:374).
Hal- hal yang dapat dilakukan guru:
a) ujicobakolaboratifdanberbagipengetahuan
b) pengamatanfenomenadunianyata
c) pelibatanseluruhotak, seluruhtubuh
d) presentasiinteraktif
e) grafikdansarana yang presentasibrwarna-warni
f) anekamacamcarauntukdisesuaikandenganseluruhgayabelajar
g) proyekbelajarberdasarkemitraandanberdasartim
h) latihanmenemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)
i) pengalamanbelajar di dunianyata yang kontekstual
j) pelatihanmemecahkanmasalah (Situmorang, 2010:Online).
3). Pelatihan (Kegiatan Inti)
Tujuan tahap ini adalah membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara (Rusman, 2011:374).
Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu:
a) aktivitaspemrosesansiswa
b) usahaaktifatauumpanbalikataurenunganatauusahakembali
c) simulasidunia-nyata
d) permainandalambelajar
e) pelatihanaksiPembelajaran
f) aktivitaspemecahanmasalah
g) refleksidanartikulasiindividu
h) dialogberpasanganatauberkelompok
i) pengajarandantinjauankolaboratif
j) aktivitaspraktismembangunketerampilan
k) mengajarbalik (Situmorang, 2010:Online).
4). Penampilan hasil (Kegiatan Penutup)
Tujuan tahap ini, membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan baru mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus meningkat (Rusman, 2011:373-374).

B.     Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Putu Ayu Mertasari Pinatih, dkk (2014) yang berjudul Penerapan model Pembelajaran SAVI melalui penggunaan objek langsung dan kartu kata untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi pada siswa kelas IX IPB 1 di SMAN 1 Sawan, menunjukkan bahwa tercapainya ketuntasan hasil belajar menulis paragraf deskripsi siswa berkat diterapkannya model Pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata, yakni pada siklus I memperoleh skor rata-rata 75,86, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 80,55. Siswa terlihat aktif dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran, dan siswa sangat setuju terhadap penerapan model Pembelajaran SAVI dengan penggunaan objek langsung dan kartu kata dalam Pembelajaran menulis paragraf deskripsi.
Penelitian yang dilakukan oleh I Gede Redika U.A dkk (2014). Hasil penelitian ini adalah : 1) pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 68,68dan ketuntasan belajar 68,68%, 2) Pada siklus II dengan peningkatan hasil belajar siswa menjadi 82,36 dan ketuntasan belajar 82,36%., 3) peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II : 68,68% siklus I dan 82,36% siklus II. Dalam siklus II ternyata ada peningkatan 13,68%.
Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Sumiasih (2011) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model SAVI Dengan Materi Pengukuran Pada Siswa Kelas III SDN Karangsono 02 Blitar”. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, Pembelajaran Matematika melalui model SAVI pada materi pengukuran panjang dan berat Kelas III, terbukti hasil belajar siswa menjadi meningkat yaitu dari pra tindakan 24%, pada siklus I pertemuan 1 mencapai 35%, pertemuan 2 mencapai 60%, pada siklus II pertemuan 1 mencapai 70%, pertemuan 2 mencapai 94% dengan kriteria "Sangat baik". Dari pra tindakan sampai siklus II telah mencapai ketuntasan belajar yang melebihi KKM.Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Pembelajaran matematika materi pengukuran panjang dan berat dengan menggunakan model SAVI hasil belajar siswa meningkat.

C.     Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika pembelajaran IPA kelas V di SDN Paringin Selatan 1 Balanganmenggunakan model SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) maka hasil belajar siswa dapat meningkat”.




BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.        Setting  Penelitian
1.        Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Di SDN Paringin Selatan 1 Balangan,  pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku, belajar lebih banyak berdasarkan ceramah, menulis, dikte, menyajikan materi tanpa menggunakan media dan juga belum menggunakan gerak aktif fisik siswa secara total serta memanfaatkan indera sebanyak mungkin dalam pembelajaran secara maksimal.
Khususnya materi peristiwa alam di kelas V tidak pernah dilakukan percobaan sehingga siswa kurang menguasai, karena guru hanya mengajarkan dalam bentuk ceramah sehingga sangat abstrak bagi siswa.Hal ini tergambar pada nilai rata-rata ulangan tengah semester II Kelas V mata pelajaran IPA Tahun 2015/2016 yaitu nilai rata-rata kelas 65.Padahal siswa kelas V perlu konsep yang konkrit agar mudah diingat pada saat UAN di kelas VI.
2.           Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas V SDNParingin Selatan 1 Balanganyang berlokasi di Kecamatan Paringin Kota.
Alasan penelitian ini dilakukan  di kelas V adalah, disebabkan materi pelajaran IPA yang akan diberikan kepada siswa mengenai kenampakan alam dan dampaknya, dan sesuai dengan keadaan alam sekitar sekolah yang sering mengalami banjir saat musim hujan, dan juga sesuai dengan keadaan alam di berbagai daerah yang sedang terjadi.

B.     Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu pada siswa kelas V SDN Paringin Selatan 1 Balangan dengan jumlah siswa 15 orang terdiri dari 11 orang anak laki-laki dan 3  anak perempuan. Selain siswa sebagai subjek utama dalam penelitian ini berupa aktifitas dan hasil belajarnya, guru juga menjadi subjek yang diteliti, yaitu dengan melihat aktifitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tersebut.

C.     Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif.PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.






Adapun tahap-tahap dalam penelitian menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi  (2014:16) adalah seperti gambar 3.1 berikut.
Perencanaan
SIKLUS II

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

?
Refleksi

SIKLUS I
Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

 














Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 4 tahap kegiatan (Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2014:16).

1.        Perencanaan
a.         Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi peristiwa alam di Indonesia menggunakan model Somantis Auditori Visual Intelektual (SAVI)
b.        Menyiapkan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi.
c.         Menyusun lembar observasi, untuk pengamatan kegiatan pembelajaran guru dan observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)
d.         Menyusun LKK dan LKS untuk  mengetahui hasil belajar siswa

2.        Pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran tentang peristiwa alam di Indonesia pada penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus, yaitu:
a.         Pelaksanaan pembelajaran siklus 1
Pertemuan I: 2 x 35 menit
Materi : Peristiwa Alam di Indonesia (Tanah Longsor)
Kegiatan Pendahuluan (± 5 menit)
Persiapan
1)   Guru mengucapkan salam dan siswa menyahut salam dari guru.
2)   Guru mempersiapkan kelas dan alat dan bahan percobaan
3)   Guru memeriksa kesiapan siswa dalam belajar yaitu diantaranya dengan mengamati apakah siswa sudah ditempat duduknya masing-masing dan meminta siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisnya masing-masing serta yang lainya.
4)   Guru mengajak siswa untuk berdo’a sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung dan didahului dengan pembacaan surah-surah pendek.
5)   Guru melakukan absensi / mendata kehadiran siswa.
6)   Guru melakukan appersepsi agar  siswa terlibat penuh dari awal pelajaran dan  memberikan sugesti positif pada siswa kalau pembelajaran hari ini akan menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.
7)   Guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan  banyak bertanya atau bercerita mengemukakan berbagai masalah yang berhubungan dengan peristiwa alam terutama tanah longsor.
Guru menanyakan:
a)    Siapa yang pernah mengalami yang namanya tanah longsor?
b)    Kalian tahu apa penyebab dari tanah  longsor?
Nah untuk mengetahui lebih jelasnya kita akan melihat gambar dan melakukan percobaan.
8)   Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
9)   Gurumeyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti (±50 menit)
Penyampaian
1)   Guru menyampaikan materi tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Lalu  menampilkangambar terjadinya tanah longsor.
2)   Siswa melakukan pengamatan fenomena dunia nyata yaitu tanah longsor. (Visual)
3)   Siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk latihan menemukan.
a)    Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
b)   Guru membantu siswa menyusun tempat duduk.
c)    Guru meminta ketua kelompok untuk mengambil LKK dan peralatan percobaan yang diperlukan.
4)   Siswa melakukan percobaan sesuai LKK untuk latihan memecahkan masalah.
LKK =   Peristiwa Alam Tanah Longsor.
Berisi kegiatan:
a)    Percobaan tanah longsor (menganalisis salah satu penyebab tanah longsor).
b)   Mendiskusikan penyebab tanah longsor.
c)    Mendiskusikan dampak tanah longsor bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Pelatihan
5)   Siswa melakukan simulasi dunia nyata dengan membuat miniatur tanah longsor. (Somatis)
6)   Siswa melakukan aktivitas pemecahan masalah.
7)   Siswa melakukan dialog antar kelompok. (Auditori)
     Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya, kelompok lain memberikan tanggapan.
8)   Siswa memperluas pengetahuan tentang dampak dari peristiwa alam tanah longsor. (Intelektual)
Kegiatan  Akhir (±15 menit)
Penampilan Hasil
1)   Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pelajaran dan melakukan refleksi proses pembelajaran.
2)   Umpan balik dan evaluasi kinerja dari kelompok siswa dan guru.
3)   Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas individu pada siswa.
4)   Guru menyampaikan materi selanjutnya tentang banjir. Serta memberikan nasehat dan motivasi pada siswa agar selalu rajin belajar.

Pertemuan II: 2 x 35 menit
Materi : Peristiwa Alam di Indonesia (Banjir)
Kegiatan Pendahuluan (± 5 menit)
Persiapan
1)   Guru mengucapkan salam dan siswa menyahut salam dari guru.
2)   Guru mempersiapkan kelas dan alat dan bahan percobaan
3)   Guru memeriksa kesiapan siswa dalam belajar yaitu diantaranya dengan mengamati apakah siswa sudah ditempat duduknya masing-masing dan meminta siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisnya masing-masing serta yang lainya.
4)   Guru mengajak siswa untuk berdo’a sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung dan didahului dengan pembacaan surah-surah pendek.
5)   Guru melakukan absensi / mendata kehadiran siswa.
6)   Guru melakukan appersepsi agar  siswa terlibat penuh dari awal pelajaran dan  memberikan sugesti positif pada siswa kalau pembelajaran hari ini akan menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.
7)   Guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan  banyak bertanya atau bercerita mengemukakan berbagai masalah yang berhubungan dengan peristiwa alam terutama banjir.
     Guru menanyakan:
a)    Siapa yang pernah mengalami yang namanya banjir?
b)   Apa beda antara air pasang yang biasa terjadi ditempat kita dengan banjir?
c)    Kalian tahu apa penyebab dari banjir?
     Nah untuk mengetahui lebih jelasnya kita akan melihat gambar dan melakukan percobaan.
8)   Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
9)   Guru meyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti (±50 menit)
Penyampaian
1)   Guru menyampaikan materi tentang peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Lalu menampilkan gambar terjaidnya banjir
2)   Siswa melakukan pengamatan fenomena dunia nyata yaitu banjir. (Visual)
3)   Siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk latihan menemukan.
a)    Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
b)   Guru membantu siswa menyusun tempat duduk.
c)    Guru meminta ketua kelompok untuk mengambil LKK dan peralatan percobaan yang diperlukan.
4)   Siswa melakukan percobaan sesuai LKK untuk latihan memecahkan masalah.
LKK =   Peristiwa Alam Banjir.
Berisi kegiatan:
a)    Percobaan banjir (menganalisis salah satu penyebab banjir)
b)   Mendiskusikan penyebab banjir
c)    Mendiskusikan dampak banjir bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Pelatihan
5)   Siswa melakukan simulasi dunia nyata dengan membuat miniatur bencana banjir. (Somatis)
6)   Siswa melakukan aktivitas pemecahan masalah.
7)   Siswa melakukan dialog antar kelompok. (Auditori)
Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya, kelompok lain memberikan tanggapan.
8)   Siswa memperluas pengetahuan tentang dampak dari peristiwa alam banjir. (Intelektual)
Kegiatan  Akhir (±15 menit)
Penampilan Hasil
1)   Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pelajaran dan melakukan refleksi proses pembelajaran.
2)   Umpan balik dan evaluasi kinerja dari kelompok siswa dan guru.
3)   Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas individu pada siswa.
4)   Guru menyampaikan materi selanjutnya tentang gunung meletus. Serta memberikan nasehat dan motivasi pada siswa agar selalu rajin belajar.
3.        Observasi
Tahap observasi dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi mengobservasi tentang kegiatan belajar mengajar, dan aktivitas siswa dalam pembelajaranyang dilakukan oleh peneliti, serta aktivitas guru yang dilakukan oleh observer menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Penguasaan materi pelajaran diperoleh dari hasil tes akhir pelajaran dengan menggunakan  model Somatis Auditori Visual Intelektual. Semua hasil dicatat untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan refleksi.
Observasi  yang dilaksanakan dalam tindakan kelas ini dilakukan dengan dua cara yaitu :
a.    Pengamatan langsung yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap aktivitas siswa baik dalam kelompok maupun secara individu
b.    Pengamatan yang dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.

4.        Refleksi
Hasil observasi dan evaluasi dianalisis kembali untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa serta ketercapaian tujuan yang diinginkan, selain itu juga dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi dirinya, sejauh mana kemampuan dalam mengajar dan mengelola kelas, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk peningkatan proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus selanjutnya.

D.    Teknik Pengumpulan Data
1.   Jenis data yang akan disajikan dalam penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dariData aktivitas guru digali dengan lembar observasi. Data aktivitas siswa digali dengan lembar observasi. Data hasil belajar digali dengan tes hasil belajar yang dilakukan diakhir pembelajaran dan akhir siklus.

a). Kisi-kisi lembar observasi guru
No
Aspek yang diamati
Ya
Tidak
1
Kegiatan Pendahuluan


a.       memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa


b.      memberikan tujuan yang jelas dan bermakna


c.       membangkitkan rasa ingin tahu


d.      menciptakan lingkungan belajar (fisik, emosional, sosial) yang positif.


e.       mengajaksiswa terlibat penuh sejak awal.


2
Kegiatan Inti


Somatis


a.       Membuat model dalam suatu proses atau prosedur.
b.      Menciptakan piktogram dan periferalnya.
c.       Memeragakan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep.
d.      Mendapatkan pengalaman lalu menceritakannya dan merefleksikannya.
e.       Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar dan lain-lain).
f.        Melakukan kajian lapangantentang apa yang dipelajari




Auditori


a.      Mengajak siswa membaca keras-keras dari buku panduan.
b.      Menceritakan kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran yang terkandung didalam buku pembelajaran yang dibaca siswa.
c.       Meminta  siswa berpasang-pasangan membincangkan secara terperinci apa yang baru saja mereka pelajari dan bagaimana mereka akan menerapkanya.
d.      Meminta siswa mempraktikkan suatu ketrampilan atau memperagakan suatu fungsi sambil mengucapkan secara singkat dan terperinci apa yang sedang mereka kerjakan.
e.      Meminta siswa berkelompok dan diskusi saat sedang menyusun pemecahan masalah.



Visual



a.      Bahasa yang penuh gambar (metafora, analogi).
b.      Grafik presentasi yang hidup.
c.       Bahasa tubuh yang dramatis.
d.      Cerita yang hidup
e.      Pengamatan lapangan.



Intelektual



a.      Menganalisis pengalaman siswa
b.      Mencari dan menyaring informasi.
c.       Merumuskan pertanyaan-pertanyaan siswa
d.      Menciptakan makna pribadi pada siswa


3
Kegiatan Penutup



a.       memberi penguatan pada siswa
b.      umpan balik dan evaluasi kinerja







b). Kisi-kisi lembar observasi siswa
No
Aspek yang dinilai
Ya
Tidak
1
Siswa mengikuti apersepsi yang dilakukan oleh guru


2
Siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model SAVI


3
Setiap siswa dalam kelompok bekerja sama dengan baik dalam mendiskusikan materi


4
Ada kelompok diskusi yang mendapat bimbingan langsung dari guru


5
Ada siswa yang tidak mengerjakan tugas


6
Ada siswa yang pasif


7
Siswa menunjukkan reaksi positif apabila hasil diskusi mereka benar pada saat dibahas bersama


8
Reaksi siswa bersorak dan bertepuk tangan


9
Pada saat materi diskusi dibahas bersama-sama,ada siswa/kelompok yang menanggapi


10
Siswa/kelompok yang mengalami kesulitan untuk mengerjakan setiap aktivitas yang ada di lembar kerja siswa


11
Siswa/kelompok dapat menggunakan media kartu dengan baik


12
Siswa dapat membuat kesimpulan dari materi yang sedang dipelajari


13
Siswa menyimak dengan baik suara dari media audio?


14
Kelompok mengerjakan latihan hanya mengandalkan satu atau dua orang dari anggotanya


15
Semua anggota kelompok bekerja sama dengan baik


16
Reaksi anggota kelompok jika jawaban/pekerjaan mereka ada yang salah(tersenyum saja)


2.      Teknik Analisis Data
Ada dua data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan kualitatif. untuk data kuantitatif berupa hasil observasi siswa maupun guru dianalisis dengan cara naratif. Data yang berupa evaluasi dianalisa dengan teknik persentasi, hal ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar pembelajaran dengan Model Somatis Auditori Visual Intelektual dapat meningkatkan hasil belajar IPAmateri peristiwa alam di Indonesia.  Daya serap siswa ada yaitu :
Suatu kelas disebut tuntas belajar apabila 75% dari seluruh siswa di kelas mencapai nilai ≥70.
Ketuntasan hasil belajar  = X 100 %

E.     Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.    Pembelajaran di kelas dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan  aktivitas siswa dalam pembelajaran secara klasikal telah mencapai 75%.
2.    Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran, dimana pembelajaran dinyatakan mencapai ketuntasan apabila 75% dari seluruh siswa di kelas mencapai nilai ≥ 70.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar