PROFILE SDN PUTAT BASIUN

PROFILE SDN PUTAT BASIUN
SDN PUTAT BASIUN

Sabtu, 31 Oktober 2015

PTK Model Pembelajaran STAD



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Depdiknas, 2007: 3).
Guru sebagai tenaga pendidik harus mempunyai tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam upaya pencapaian hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.
Perlu kita sadari bahwa proses pembelajaran di dalam kelas adalah bagian yang sangat penting dari pendidikan. Sehingga pembelajaran yang tidak bermutu yang pada dasarnya berasal dari dalam kelas itu akan berdampak sangat luas. Pembelajaran di dalam kelas yang bermutu tentu akan menghasilkan hasil lebih baik. Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengorganisasi kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan siswa sebagai subyek yang sedang belajar.
`Matematika merupakan mata pelajaran yang universal dan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sering kali dianggap pelajaran yang sulit, padahal matematika merupakan mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum di sekolah yang diniliai cukup memegang peranan penting, baik pola pikirnya maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang harus dapat dikuasai para siswa sedini mungkin.
Pelaksanaan pembelajaran matematika khususnya pada materi bilangan bulat diharapkan berjalan dengan aktif serta diharapkan hasil belajar siswa mencapai ketuntasan maksimal.
Dalam satu tahun terakhir pada SDN Mantuyup Kelas V terhadap mata pelajaran matematika nilainya kurang memuaskan, hanya sekitar 37 % siswa yang secara tuntas menguasai dan memahami mata pelajaran ini. Hasil belajar siswa ini yang mana ketuntasan belajar secara klasikal belum berhasil. Siswa dikatakan berhasil jika daya serap pada aspek kognitif siswa memperoleh nilai 70,00. Kenyataan yang ada di kelas V SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Hal ini dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian di kelas V SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong yang hanya memperoleh 42,50 pada tahun ajaran 2014/2015. Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara dengan siswa mengenai kesulitan siswa terhadap materi yang diajarkan tersebut.
Penyebab menurunnya hasil belajar siswa dikarenakan faktor diantaranya siswa dan guru sendiri serta ditambah kurang dukungan orang tua. Faktor siswa berupa rendahnya minat belajar siswa pada diri siswa yang menjadi hal utama, hal ini biasa terjadi karena faktor lingkungan  yang kurang kondusif dan cara mengajar guru yang monoton.
Jika masalah itu tidak diatasi maka nilai perolehan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran matematika kurang memuaskan dan jika hasil belajar matematika tersebut rendah maka akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan  di SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong.
Salah satu model pembelajaran yang dianggap dapat mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar matematika di kelas V SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions), karena pada model pembelajaran ini siswa menjadi siap dan berusaha untuk memahami dan menguasai materi yang sedang disampaikan guru  dalam proses pembelajaran dan melatih siswa untuk bekerjasama dengan baik dengan anggota kelompoknya dan saling membantu dalam menjawab tugas yang diberikan oleh guru terhadap temannya yang kurang memahami pelajaran. Karena disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Untuk meminimalkan perbedaaan tersebut, maka dibentuk secara berkelompok agar siswa dapat saling mengisi dan aktif dalam pembelajaran, saling melengkapi, serta bekerja sama dalam menyelesaikan soal-soal atau tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian tujuan pengajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan.
Menurut Pendapat Slavin (1995: 17) menjelaskan Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD sebagai berikut :
1.       Murid aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
2.       Murid bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
3.       Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4.       Interaksi antar murid seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Oleh karena itu, penulis tertarik dengan  untuk melakukan penelitian tentang perbaikan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong dengan menggunakan suatu model pembelajaran yaitu model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, dengan harapan dapat menumbuhkan minat belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian tindakan kelas ini diberi judul :
Peningkatan Hasil Belajar  Siswa pada Materi Bilangan Bulat  Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dalam penelitian ini masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran  materi bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN Mantuyup  Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong?
2.      Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran  materi bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN Mantuyup  Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong?
3.      Apakah ada peningkatan hasil belajar materi Bilangan Bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN Mantuyup  Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong?

C.     Rencana Pemecahan Masalah
Menurunnya hasil belajar  siswa terhadap mata pelajaran matematika maka tindakan yang akan direncanakan adalah ingin meningkatkan hasil belajar siswa tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa terlibat langsung dalam belajar dan saling membantu temannya yang kurang paham pelajaran, saling mengisi, saling melengkapi, serta bekerja sama dalam kelompok menyelesaikan soal-soal atau tugas yang diberikan oleh guru dan bersaing antara kelompok untuk menjadi juara, sehingga dapat menarik minat, motivasi dan antusias siswa dalam belajar matematika dan suasana pembelajaran pun tidak menjadi diam dan pasif.
Model pembelajaran kooperatif ini memiliki langkah-langkah, yaitu :
a.       Penyajian kelas.
b.      Belajar dalam tim/ kelompok.
c.       Tes individu
d.      Skor pengembangan individu.
e.       Penghargaan tim (Solihatin, 2007: 36)
Cara penyajian materi dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena dalam hal ini siswa dituntut memahami sendiri dan memahami secara kelompok. Siswa dituntut untuk mengerti materi yang diajarkan sehingga dapat mempresentasikannya di depan kelas.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adapun langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang
b.      Guru menyajikan materi pelajaran.
c.       Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota kelompok.
d.      Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu.
e.       Pembahasan kuis
f.        Kesimpulan

D.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada hal tersebut diatas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan :
1.      Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran  materi bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN Mantuyup  Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong.
2.      Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran  materi bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN Mantuyup  Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong.
3.      Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar materi Bilangan Bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN Mantuyup  Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong.


E.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat :
1.    Bagi siswa, dapat menumbuhkan kembangkan minat belajar siswa dan membantu dalam memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
2.    Bagi Guru, sebagai bahan masukan untuk perbaikan peningkatan proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar lebih bermakna.

3.    Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan masukan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka memperbaiki proses  belajar mengajar siswa guna peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut.




BAB II
LANDASAN TEORI

A.     Kajian Teori
1.      Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada  hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
2.      Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi (Rusman, 2012: 124) antara  lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:
a.      Faktor Internal
1)      Faktor fisiologis, secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 
2)      Faktor psikologis, setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.
b.      Faktor Eksternal
1)      Faktor lingkungan, faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar  pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.
2)      Faktor instrumental, faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar  yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
3.        Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a.        Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menurut para ahli
       Menurut Anita Lie dalam Suriansyah (2009:328) menjelaskan beberapa alasan lebih disukainya pengelompokan heterogen, pertama kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mendukung, kedua kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnis, dan gender. Terakhir kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena ada salah satu orang berkemampuan akademis tinggi.
       STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin.Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan terdiri laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah. Komponen STAD menurut Slavin (Herdian, 2009: 78), yaitu:
1)      Penyajian kelas.
2)      Belajar dalam tim/ kelompok.
3)      Tes individu
4)      Skor pengembangan individu.
5)      Penghargaan tim.
b.        Teori belajar yang mendukung
Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik, 2008: 29).
Sedangkan menurut Nana Sudjana belajar dalam Djamarah (2006: 39) mengajar merupakan hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi, lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses.
      Menurut Dalyono (2009: 49) belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku, misalnya seorang anak kecil yang tadinya sebelum memasuki sekolah bertingkah laku manja, egois, cengeng, dan sebagainya. Jadi dapat dipahami bahwa perubahan yang timbul akibat belajar adalah bersifat positif. Ada juga hasil yang bersifat negatif (buruk).
c.         Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adapun langkah-langkah sebagai berikut.
1)      Membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang
2)      Guru menyajikan materi pelajaran.
3)      Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota kelompok.
4)      Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu.
5)      Pembahasan kuis
6)      Kesimpulan
      (Solihatin, 2007: 37)
d.        Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1997: 17), yaitu:
1)      siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2)      siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3)      aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4)      interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
e.        Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
       Selain keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan diantaranya yaitu:
1)      membutuhkan waktu yang lebih lama bagi siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum
2)      membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
3)      membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
4)      menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama
4.      Aktifitas siswa
       Menurut Sudjana (2001: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, seorang guru dapat menentukan kedudukannnya dalam kelas, apakah siswa tersebut termasuk ke dalam kategori siswa yang pandai, sedang atau kurang.
5.      Materi Bilangan Bilangan Bulat di kelas V Sekolah Dasar
a.       Lambang Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri atas bilangan negatif, bilangan nol, dan bilangan positif. Perhatikan pada garis bilangan berikut ini.




Bilangan bulat positif dilambangkan sama dengan lambang bilangan asli,
yaitu 1, 2, 3, dan seterusnya.Bilangan bulat negatif dilambangkan dengan 1, 2, 3, dan seterusnya.
Perhatikan cara membaca bilangan bulat berikut ini.
 4       dibaca    negatif empat
 9       dibaca    negatif sembilan
 20     dibaca    negatif dua puluh
12      dibaca    dua belas
34      dibaca    tiga puluh empat

Semua bilangan di sebelah kiri nol adalah bilangan negatif.
Semua bilangan di sebelah kanan nol adalah bilangan positif.
Cara membaca bilangan bulat positif tanpa diawali kata positif
(Hardi, 2009: 2-3)
B.     Penelitian yang Relevan
      Menurut Dahliati (2010: 124) dalam penelitiannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika materi volume kubus dan balok menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada setiap pertemuan selalu meningkat. Adapun peningkatan hasil belajar siswa yang dicapai pada siklus I pertemuan 1 dengan ketuntasan klasikal 57,50%, pada siklus I pertemuan 2 dengan ketuntasan klasikal 67,25%, dan siklus II pertemuan 1 dengan ketuntasan klasikal 85,75%.
      Menurut Sarmo (2011: 107) dalam penelitiannya pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada setiap pertemuan selalu meningkat. Adapun peningkatan hasil belajar siswa yang dicapai pada siklus I pertemuan 1 dengan ketuntasan klasikal 57,50%, pada siklus I pertemuan 2 dengan ketuntasan klasikal 67,25%, siklus II pertemuan 1 dengan ketuntasan klasikal 71,50%.dan siklus II pertemuan 2 dengan ketuntasan klasikal 95,00%.
C.     Hipotesis Tindakan
       Diharapkan dalam penelitian ini adalah adanya perubahan dalam proses belajar mengajar serta aktivitas siswa menjadi lebih aktif dalam PBM dan hasil belajar dapat meningkat, maka hipotesis penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut : “Jika penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi bilangan bulat di kelas V SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara  Kabupaten Tabalong maka hasil belajar siswa meningkat”.




BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Setting Penelitian
1.      Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016  di bulan Agustus 2015
2.      Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong, dengan permasalahan masih rendahnya kemampuan pemahaman siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika materi bilangan bulat. Alasan memilih tempat penelitian di SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong sebagai tempat pelaksanaan karena sekolah tersebut karena sekolah tempat penelitian adalah sekolah tempat mengajar peneliti sendiri.
B.     Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong yang berjumlah siswa 12 Orang terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 4 orang.





C.     Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk 2 siklus, pada setiap  siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi evaluasi dan refleksi. Skenario penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a.       Menyusun jadwal pelaksanaan pembelajaran
b.      Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c.       Menyiapkan lembar observasi keaktifan kegiatan belajar mengajar
d.      Menyiapkan media dalam pembelajaran
e.       Membuat alat observasi berupa soal untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa
f.        Penunjukan observer
2.      Pelaksanaan (Acting)
Dalam pelaksanaan kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan. Siklus 1 dengan 2 kali pertemuan dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
a.      Siklus I Pertemuan 1
1)        Kegiatan Awal
a)      Guru mengajak semua siswa berdo’a bersama-sama
b)      Mengkondisikan kelas agar siap belajar
c)      Mengecek kehadiran siswa (absensi)
d)      Menuliskan tujuan pelajaran tentang materi bilangan bulat
e)      Melakukan appersepsi yaitu menampilkan gambar
2)      Kegiatan Inti
a)      Guru menuliskan judul pembahasan di papan tulis
b)      Guru menjelaskan materi bilangan bulat dengan menggunakan media yang telah disiapkan guru
c)      Kemudian guru memberi kesempatan siswa melakukan tanya jawab tentang materi pelajaran yang disampaikan
d)      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dibagi secara heterogen dan setiap siswa dalam kelompok diberikan nomor yang berbeda, dan setiap anggota kelompok dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
b)      Kelompok mendiskusikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) secara bersama anggota kelompoknya.
c)      Setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas
d)      Kelompok yang lain memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah mempersentasikan hasil kerja kelompoknya.
e)      Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai tanggapan yang diberikan kelompok tersebut dan guru  mengarahkan kepada tanggapan dan jawaban yang benar. Setelah selesai siswa kembali ke tempat duduk dan posisi masing-masing seperti sebelum membentuk kelompok.
f)        Guru memberikan pertanyaan/ kuis kepada seluruh siswa. (pada saat menjawab pertanyaan siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu).
g)      Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa yang berhasil/ dapat menjawab kuis/ pertanyaan.
3)      Kegiatan Akhir
a)      Guru melakukan kegiatan refleksi
b)      Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran bersama-sama
c)      Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru, soal evaluasi tersebut dikerjakan secara individu
d)      Guru memberikan saran dan nasihat
b.      Siklus I Pertemuan 2
1)      Kegiatan Awal
a)      Guru mengajak semua siswa berdo’a bersama-sama
b)      Mengkondisikan kelas agar siap belajar
c)      Mengecek kehadiran siswa (absensi)
d)      Menuliskan tujuan pelajaran tentang materi bilangan bulat
e)      Melakukan appersepsi yaitu menampilkan gambar
2)      Kegiatan Inti
a)      Guru menuliskan judul pembahasan di papan tulis
b)      Guru menjelaskan materi bilangan bulat dengan menggunakan media yang telah disiapkan guru
c)      Kemudian guru memberi kesempatan siswa melakukan tanya jawab tentang materi pelajaran yang disampaikan
d)      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dibagi secara heterogen dan setiap siswa dalam kelompok diberikan nomor yang berbeda, dan setiap anggota kelompok dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
h)      Kelompok mendiskusikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) secara bersama anggota kelompoknya.
i)        Setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas
j)        Kelompok yang lain memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah mempersentasikan hasil kerja kelompoknya.
k)      Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai tanggapan yang diberikan kelompok tersebut dan guru  mengarahkan kepada tanggapan dan jawaban yang benar. Setelah selesai siswa kembali ke tempat duduk dan posisi masing-masing seperti sebelum membentuk kelompok.
l)        Guru memberikan pertanyaan/ kuis kepada seluruh siswa. (pada saat menjawab pertanyaan siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu).
m)    Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa yang berhasil/ dapat menjawab kuis/ pertanyaan.
3)      Kegiatan Akhir
a)      Guru melakukan kegiatan refleksi
b)      Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran bersama-sama
c)      Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru, soal evaluasi tersebut dikerjakan secara individu
d)      Guru memberikan saran dan nasihat

3.    Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi kegiatan pembelajaran guru dan aktivitas belajar siswa materi bilangan bulat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observasi ini dilakukan oleh observer untuk mengamati kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu melaksanakan kegiatan pembelajaran peneliti juga mengobserver aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
4.      Evaluasi
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa melalui tes tertulis pada setiap pertemuan berupa post tes dan diakhir siklus berupa tes formatif.
5.      Refleksi
Hasil observasi kegiatan pembelajaran tentang bilangan bulat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta memberikan evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran dianalisis ditahapan ini. Dari hasil analisis kemudian guru dapat merefleksi diri untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan pembelajaran siklus berikutnya.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang disajikan pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri atas:
1.      Data kualitatif  berupa lembar pengamatan (observasi) proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa
2.      Data kuantitatif berupa nilai tes hasil belajar yang dilakukan setiap diakhir pertemuan
Cara pengambilan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yaitu:
1.      Observasi, yang terdiri dari lembar observasi guru diambil dengan mengamati tahapan-tahapan mengajar sesuai rencana yang disusun dalam rencana pembelajaran dan lembar observasi siswa dengan mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
2.      Tes, yang terdiri dari data kegiatan siswa berupa tes hasil belajar diambil dengan kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal evaluasi secara individu maupun kelompok.
E.     Analisis Data
Analisis hasil penelitian dilakukan dengan mengamati data hasil observasi. Menurut Kunandar, data hasil observasi tersebut berupa data kuantitatif (nilai siswa) dan kualitatif (data berupa informasi berbentuk kalimat).
Data dianalisis menggunakan teknik rumus persentase sebagai berikut:

                                       X
                 Prosentase  =                    x  100 %
                                                  Y

Keterangan :
            %      =          prosentase
            X       =          nilai yang diperoleh 
            Y       =          jumlah siswa
            100    =          bilangan tetap     
         (Suharsimi, 2005: 36)



Selanjutnya hasil/nilai anak dimasukkan ke dalam tabel nilai tes hasil belajar siswa. Tabel nilai tes hasil belajar siswa disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
TABEL 2
NILAI TES HASIL BELAJAR SISWA
No
Nama siswa
Nilai
Ket
1



2



3



dst







Untuk menghitung/menilai hasil belajar siswa menggunakan rumus dari Usman dan Setiawati (2001) yaitu dengan rumus :
 N = nilai akhir


F.      Indikator Kinerja
Sebagai indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas  adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan kepala sekolah bersama dengan guru mata pelajaran matematika di kelas V SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong yaitu : 70,00.  Jikai dan berhasil apabil apabilajaran IPA di kelas III.ta Sungai Pinang yang berPA dengan standar kompetensi  ketuntasan belajar siswa sudah mencapai  80% ke atas sebagaimana indikator ketuntasan belajar, maka penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik serta hipotesis dapat diterima.
1.      Daya serap perorangan
Seorang siswa dianggap telah tuntas belajar bila ia telah mencapai nilai yang lebih dari 60,00 yang sesuai dengan Kriteria SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong yang telah ditetapkan kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2015/2016 dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran indikator atau konsep pelajaran serta faktor pendukung dalam pembelajaran
2.      Daya serap klasikal
Suatu kelas dianggap telah tuntas belajar bila ia telah mencapai persentase lebih dari 85 % dari seluruh siswa yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SDN Mantuyup Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong yang telah ditetapkan kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2015/2016 dengan mempertimbangkan tingkat kesukaran indikator atau konsep pelajaran serta faktor pendukung dalam pembelajaran.
3.      Indikator Aktifitas Guru dan Siswa









LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU

Mata Pelajaran :  Matematika
Kelas / Semester          :  V / 1
Siklus / Pertemuan        :  ..................

No
Aspek yang diamati
Skor

KEGIATAN AWAL
1
2
3
4
1
Guru mengajak semua siswa berdo’a bersama-sama




2
Mengkondisikan kelas agar siap belajar




3
Mengecek kehadiran siswa (absensi)




4
Menuliskan tujuan pelajaran




5
Melakukan appersepsi yaitu menampilkan gambar






KEGIATAN INTI




6
Guru menuliskan judul pembahasan di papan tulis




7
Guru menjelaskan materi dengan menggunakan media yang telah disiapkan guru




8
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pelajaran yang disampaikan




9
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dibagi secara heterogen dan setiap siswa dalam kelompok diberikan nomor yang berbeda, dan setiap anggota kelompok dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)




10
Kelompok mendiskusikan LKK secara bersama anggota kelompoknya.




11
Setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas. Kelompok yang lain memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah mempersentasikan hasil kerja kelompoknya.




12
Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai tanggapan yang diberikan kelompok tersebut dan guru  mengarahkan kepada tanggapan dan jawaban yang benar. Setelah selesai siswa kembali ke tempat duduk dan posisi masing-masing seperti sebelum membentuk kelompok




13
Guru memberikan pertanyaan/ kuis kepada seluruh siswa. (pada saat menjawab pertanyaan siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu.




14
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa yang berhasil/ dapat menjawab kuis/ pertanyaan.







KEGIATAN AKHIR




15
Guru melakukan kegiatan refleksi




16
Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran bersama-sama




17
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru, soal evaluasi tersebut dikerjakan secara individu




18
Guru memberikan saran dan nasihat




Jumlah Skor

Rata-rata

Persentasi (%)


Keterangan Skor :
skor 1 = jika tidak terlaksana
skor 2 = jika terlaksana sikap tidak tepat tetapi tidak sistematis
skor 3 = jika terlaksana sikap tepat tetapi tidak sistematis
skor 4 = jika terlaksana sikap tepat dan sistematis
Skor Maksimal :  72

                                Skor diperoleh
Persentase (%) =                               x  100% 
                               Skor maksimal
 





.....................,    .................... 2015
Observer




.............................................
 








LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Mata Pelajaran :  Matematika
Kelas / Semester          :  V / 1
Siklus / Pertemuan        :  .........................................
Sekolah                        :  ..........................................

No
Aspek yang diamati
Skor
1
Berdo’a bersama-sama

2
Memperhatikan Penjelasan yang diberikan guru di depan kelas

3
Mengajukan pertanyaan kepada guru

4
Aktif dalam kerja kelompok

5
Berperan dalam presentasi kelompok

6
Aktif dalam pelaksanaan turnamen

7
Menyimpulkan materi yang disampaikan oleh guru

8
Menjaga ketenangan kelas pada saat pembelajaran berlangsung

9
Mengerjakan Soal evaluasi dengan tertib dan tenang

10
Menyelesaikan tugas tepat waktu

Jumlah

Rata-rata

Persentase (%)

Interpretasi


Kriteria Skor
Interpretasi
Skor 1 : kurang
Skor 2 : cukup
Skor 3 : Baik
Skor 4 : Amat Baik

................,      ............ 2015
Observer





...............................................
0% - 25%     : Kurang   
26% - 50%   : Cukup baik
51% - 75%   : Baik
76% - 100%   : Amat baik

Skor minimal   = 10
Skor maksimal = 40

                        Jumlah skor
Persentasi (%) =                       X  100 %
                        Skor maksimal

                        Jumlah skor
Persentasi=                               X  100
                        Skor maksimal

                        Jumlah skor
Persentasi=                               X  100
                        Skor maksimal







RUBRIK LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU

Mata Pelajaran :  Matematika
Kelas / Semester          :  V / 1
Sekolah                        :  ............................................
Siklus / Pertemuan        :  ............................................

NO
ASPEK YANG DIAMATI
SKOR

KEGIATAN AWAL

1
Guru mengajak semua siswa berdo’a bersama-sama


Guru ikut serta berdo’a bersama-sama dengan suara sangat jelas
4

Guru ikut serta berdo’a bersama-sama tetapi suara jelas
3

Guru ikut serta berdo’a bersama-sama tetapi suara kurang jelas
2

Tidak  ikut berdo’a bersama-sama
1
2
Mengkondisikan kelas agar siap belajar


Guru mengkondisikan kelas dengan suara yang nyaring dan jelas
4

Guru mengkondisikan kelas dengan suara yang cukup nyaring dan cukup  jelas
3

Guru mengkondisikan kelas dengan suara yang cukup nyaring dan tidak  jelas
2

Guru tidak mengkondisikan kelas dengan suara
1
3
Mengecek kehadiran siswa (absensi)


Memeriksa kehadiran siswa secara detail dengan suara yang sangat jelas
4

Memeriksa kehadiran siswa secara detail tetapi suara yang jelas
3

Memeriksa kehadiran siswa secara detail tetapi suara yang kurang jelas
2

Tidak memeriksa kehadiran siswa
1
4
Menuliskan tujuan pelajaran


Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat, jelas, dan berurutan
4

Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat, jelas dan tidak berurutan
3

Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat, tidak jelas dan tidak berurutan
2

Menyampaikan tujuan pembelajaran kurang semangat tidak jelas dan tidak berurutan
1
5
Melakukan appersepsi yaitu menampilkan gambar


Menyampaikan apersepsi dengan memperlihatkan gambar yang sangat sesuai dengan materi
4

Menyampaikan apersepsi dengan memperlihatkan gambar yang sesuai dengan materi
3

Menyampaikan apersepsi dengan memperlihatkan gambar yang cukup sesuai dengan materi
2

Menyampaikan apersepsi dengan memperlihatkan gambar yang kurang sesuai dengan materi
1

KEGIATAN INTI

6
Guru menuliskan judul pembahasan di papan tulis


Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat, jelas, dan berurutan
4

Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat, jelas dan tidak berurutan
3

Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat, tidak jelas dan tidak berurutan
2

Menyampaikan tujuan pembelajaran kurang semangat tidak jelas dan tidak berurutan
1
7
Guru menjelaskan materi tentang materi dengan menggunakan media yang telah disiapkan guru


Materi yang dijelaskan dengan media pembelajaran jelas, sesuai tujuan, anak mengerti dan tidak membosankan
4

Materi yang dijelaskan dengan media pembelajaran jelas, sesuai tujuan kurang dimengerti dan membosankan
3

Materi yang dijelaskan dengan media pembelajaran jelas, tidak sesuai tujuan kurang dimengerti dan membosankan
2

Materi yang dijelaskan tidak jelas,tidak sesuai tujuan tidak dimengerti dan membosankan
1
8
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pelajaran yang disampaikan


Guru memberikan kesempatan kepada siswa sebanyak 4 kali atau lebih untuk bertanya
4

Guru memberikan kesempatan kepada siswa sebanyak 3 kali untuk bertanya jawab
3

Guru memberikan kesempatan kepada siswa sebanyak 2 kali untuk bertanya jawab
2

Guru memberikan kesempatan kepada siswa sebanyak 1 kali untuk bertanya jawab
1
9
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dibagi secara heterogen dan setiap siswa dalam kelompok diberikan nomor yang berbeda, dan setiap anggota kelompok dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)


Membentuk kelompok siswa secara heterogen secara sangat sistematis dan sesuai dengan rencana
4

Membentuk kelompok siswa secara heterogen secara sistematis dan sesuai dengan rencana
3

Membentuk kelompok siswa secara heterogen secara cukup sistematis dan sesuai dengan rencana
2

Membentuk kelompok siswa secara heterogen kurang sistematis dan tidak sesuai dengan rencana
1
10
Kelompok mendiskusikan LKK secara bersama anggota kelompoknya.


sistematis dan sesuai dengan  skenario pembelajaran
4

cukup sistematis dan sesuai dengan  skenario pembelajaran
3

cukup sistematis dan tidak sesuai dengan  skenario pembelajaran
2

Kurang sistematis dan tidak sesuai dengan  skenario pembelajaran
1
11
Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok


Memandu siswa dalam melaporkan hasil kerja dengan sangat sistematis dan efektif 
4

Memandu siswa dalam melaporkan hasil kerja dengan sistematis dan efektif 
3

Memandu siswa dalam melaporkan hasil kerja dengan cukup sistematis dan cukup efektif 
2

Memandu siswa dalam melaporkan hasil kerja dengan kurang sistematis dan tidak efektif 
1
12
Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai tanggapan yang diberikan kelompok tersebut dan guru  mengarahkan kepada tanggapan dan jawaban yang benar. Setelah selesai siswa kembali ke tempat duduk dan posisi masing-masing seperti sebelum membentuk kelompok


Guru memberikan kesempatan kepada siswa sebanyak 4 kali atau lebih untuk bertanya
4

Guru memberikan kesempatan kepada siswa sebanyak 3 kali untuk bertanya jawab
3

Guru memberikan kesempatan kepada siswa sebanyak 2 kali untuk bertanya jawab
2

Guru memberikan kesempatan kepada siswa sebanyak 1 kali untuk bertanya jawab
1
13
Guru memberikan pertanyaan/ kuis kepada seluruh siswa. (pada saat menjawab pertanyaan siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu.


Guru memberikan pertanyaan atau kuis sangat sesuai dengan materi tujuan, terstruktur dan mudah dipahami siswa
4

Guru memberikan pertanyaan atau kuis cukup sesuai dengan materi tujuan, terstruktur dan mudah dipahami siswa
3

Guru memberikan pertanyaan atau kuis cukup sesuai dengan materi tujuan, terstruktur dan cukup dipahami siswa
2

Guru memberikan pertanyaan atau kuis cukup sesuai dengan materi tujuan, terstruktur dan kurang dipahami siswa
1
14
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa yang berhasil/ dapat menjawab kuis/ pertanyaan.


Guru  memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa secara berurutan sesuai dengan skenario pembelajaran
4

Guru  memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa secara berurutan cukup sesuai dengan scenario pembelajaran
3

Guru  memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa secara berurutan kurang  sesuai dengan scenario pembelajaran
2

Guru  memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa secara berurutan tidak sesuai dengan scenario pembelajaran
1

KEGIATAN AKHIR

15
Guru melakukan kegiatan refleksi


Melakukan refleksi sesuai dengan materi yang disampaikan
4

Melakukan refleksi cukup sesuai dengan materi yang disampaikan
3

Melakukan refleksi kurang sesuai dengan materi yang disampaikan
2

Melakukan refleksi tidak sesuai dengan materi yang disampaikan
1
16
Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran bersama-sama


Guru melibatkan siswa membuat simpulan secara lengkap
4

Guru melibatkan siswa membuat simpulan tetapi kurang lengkap
3

Guru kurang melibatkan siswa membuat simpulan secara lengkap
2

Guru tidak melibatkan siswa membuat simpulan secara lengkap
1
17
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru, soal evaluasi tersebut dikerjakan secara individu


Memberikan evaluasi secara sistematis dan sangat sesuai dengan materi yang diajarkan
4

Memberikan evaluasi secara sistematis dan sesuai dengan materi yang diajarkan
3

Memberikan evaluasi secara cukup sistematis dan cukup sesuai dengan materi yang diajarkan
2

Memberikan evaluasi kurang sistematis dan kurang sesuai dengan materi yang diajarkan
1
18
Guru memberikan saran dan nasihat


Guru memberikan saran dan nasihat dengan suara yang sangat jelas dan mudah dipahami siswa
4

Guru memberikan saran dan nasihat dengan suara yang jelas dan mudah dipahami siswa
3

Guru memberikan saran dan nasihat dengan suara yang cukup jelas dan mudah dipahami siswa
2

Guru memberikan saran dan nasihat dengan suara yang kurang jelas dan mudah dipahami siswa
1





Tidak ada komentar:

Posting Komentar